Cinta di dalam perjodohan - Chapter 118 Bab 118. kepergian Reza...
selama di Amerika hanya Reza yg selalu ada untuk Aleta, dia sudah menganggap Aleta sudah seperti saudari kandungnya sendiri,, sampai sampai dia rela bekerja di restoran untuk membiayai sekolah Aleta sampai kuliah Aleta yg masih berada di semester empat jurusan secretaris di salah satu kampus di Amerika..
awalnya mereka berdua hidup di sebuah apartemen sederhana yg di sewa oleh Reza, tapi setelah Aleta di tangkap kembali oleh germo itu, membuat Reza stres sampai dia berhenti bekerja dan meninggalkan apartemen itu karna dia sudah tidak bisa untuk membayarnya lagi..
pukuk 10 malam setelah melihat Aleta sudah terlelap, Reza menelfon Faris untuk memintanya bertemu di sebuah kafe karna dia ingin membicarakan hal yg sangat penting mengenai Aleta..
“hay za,, sapa Faris kepada Reza yg sedang menunggunya di kefe tempat mereka janjian.
“hay Ris,, balas Reza..
“hal penting apa yg mau kamu bicarakan,,? tanya Faris setelah memesan minum..
“gini Ris,, besok jam 4 pagi aku udah pergi dan aku ingin minta bantu sama kamu.. jawab Reza..
“minta bantu apa,,? tanya Faris..
“Ris, aku sangat hawatir meninggalkan Aleta di sini sendirian, dan aku ingin minta tolong sama kamu untuk membawa Aleta ke jakarta,,! nanti kalau semuanya sudah selesai aku akan segera menjemputnya..
“aku ngga bisa ninggalin dia di sini sendirian karna sangat berbahaya untuk dia, dan aku janji akan secepatnya menjeput dia karna dia itu harus melanjutkan kuliahnya yg sempat terhenti satu bulan ini.. tambah Reza..
“kamu tenang aja, aku akan melakukan semua yg kamu minta, karna itu sudah menjadi tanggung jawab aku untuk memenuhi janjiku kepada neneknya.. kata Faris..
“kamu harus memaksanya kalau dia tidak mau, aku sangat berharap padamu,,! Aleta sudah tidak punya siapa siapa lagi selain aku,, dan saat ini hanya kamu yg aku percaya dan aku harapkan.. kata Reza dengan tatapan berharap..
“percayakan semuanya padaku,, aku akan membawanya bersamaku dan aku akan membuat dia melanjutkan kuliahnya di Indonesia.. kata Faris yg membuat Reza langsung memeluknya dengan mata yg sudah berkaca kaca..
“trima kasih Ris,, aku dan Aleta sangat beruntung bertemu dengan orang sepertimu.. kata Reza setelah melepaskan pelukannya dari Faris..
“dia sangat menderita selama ini, dan beberapa tahun lalu dia perna mengalami kejadian yg membuat hidupnya hancur dan menderita sangat.. tambah Reza..
“kejadian apa Za,,? tanya Faris..
“aku ngga bisa menceritakannya Ris,, karna itu menyangkut pribadinya Aleta,, maafkan aku.. kata Reza..
“ngga apa apa,, jawab Faris..
setelah itu mereka berdua langsung pulang masing masing ke tempat mereka, sampainya di hotel Faris langsung menghubungi orang suruhan papanya untuk membantunya mengurus pemindahan Aleta dari kampusnya besok pagi..
Faris juga sudah menceritakan semuanya tentang Aleta kepada keluarganya di Jakarta, dan mereka semua ingin Faris membawanya pulang bersamanya, karna mereka ingin melakukan yg terbaik untuk Aleta demi bi Ina yg sangat berjasa untuk mereka semua..
terutama Alira,, dia orang yg sangat bersemangat, sampai sampai dia langsung mengatakan keinginannya kepada semuanya untuk menjodohkan Faris dengan Aleta dan mereka semua menyetujuinya..
sedangkan Faris dia tidak bisa menjawab apa apa di saat mamaya menyampaikan keinginan keluarganya untuk menjodohkannya dengan Aleta, karna dia belum kepikiran untuk menikah, dia hanya ingin membantu Aleta seperti janjinya kepada bi Ina..
pukul 8 pagi Aleta yg baru bangun langsung bergegas mandi, selesai mandi dia langsung melangkah menuju lemari dengan hanya memakai handuk putih yg pendek menutupi sebagian tubuhnya,, tapi tiba tiba matanya tertuju kepada selembar kertas yg ada di atas meja samping tempat tidurnya..
tanpa ada rasa curiga Aleta melangkah mendekati meja itu kemudian mengambil kertas itu dan langsung membacanya..
setelah mebaca isi surat itu, Aleta sangat terpukul dan sedih karna itu surat dari Reza yg sudah pergi meninggalkannya, di dalam surat itu Reza memintanya untuk pergi bersama Faris ke Indonesia..
Aleta menangis sekencang kencangnya, kertas yg dia pegang itu langsung terlepas dari tangannya dan dia langsung terduduk ke lantai seperti orang yg sudah tidak berdaya sama skali, dia tidak ingin mengikuti laki laki yg telah menghancurkan hidupnya itu, dan dia juga tidak sanggup menjalani hidup tanpa saudaranya itu..
“Za, kenapa kamu pergi meninggalkan aku,,? hanya kamu yg aku punya Za, aku tidak bisa hidup tanpa kamu, aku takut jalani semuanya tanpa kamu,,! hiks…hiks…hiks.. Aleta menangis sambil berkata kata..
setelah hampir dua jam dia menangis tiba tiba dia di kagetkan dengan suara ketukan pintu dari arah luar, dengan segera dia langsung bersemangat karna dia berfikir itu Reza yg sedang mengerjainya..
dengan segera dia langsung berdiri dan buru buru melangkah menuju pintu dengan senyum lebar di wajah sembabnya itu, sampainya di depan pintu tidak pakai lama Aleta langsung membuka pintu dan memanggil nama Reza..
“Zaaa,, kamuuu, tapi suaranya langsung tertahan di saat dia melihat laki laki yg paling dia benci itu sedang berdiri di depan pintu sambil menatapnya dengan tatapan yg tidak bisa di artikan..
“kenapa kamu ke sini,,? tanya Aleta kasar dan langsung melangkah meninggalkan Faris yg masih berada di depan pintu..
dan Faris si kutub utara langsung melangkah masuk mengikutinya tanpa berkata apa apa, karna Faris tidak menjawabnya membuat Aleta semakin kesal dan langsung melangkah menuju kamar tidurnya tanpa menoleh ke arah Faris sama skali..
Aleta masuk ke dalam kamarnya dan hendak mengunci pintunya tapi di cegah oleh Faris, Faris menahan pintunya dengan keras dan membuat Aleta yg berusaha menutup pintu langsung terdorong sampai handuk yg dia pakai itu hampir terlepas dan membuat Aleta langsung geram dan berteriak..
“apa apaan kamu ini,,? teriak Aleta..
“kamu yg apa apaan,,? begini cara kamu menyambut tamu,,? tanya Faris sedikit kesal..
“pergi kamu dari sini,,! aku ngga suka lihat wajah kamu, karna bagi aku kamu itu laki laki yg paling brengseek,,! teriak Aleta geram..
“hee,, jaga omongan kamu,,! kita berdua baru kenal, ngga pantas kamu mengatakan itu padaku,,! kata Faris..
Aleta sangat emosi dan kesal setiap kali mendengar Faris berkata seperti itu, rasa rasanya dia ingin langsung mengata ngatai dan mencaci maki Faris, tapi dia tidak ingin Faris mengingat semua yg terjadi beberapa tahun lalu, akhirnya dia memilih untuk diam dan menahan rasa sakit hatinya itu…