Cinta di dalam perjodohan - Chapter 120 Bab 120. pertengkaran...
sampainya di restoran itu Faris langsung memesan makanan untuk dia dan juga untuk Aleta karna Aleta tidak mau untuk memesan makanannya, tidak berapa lama akhirnya makananpun datang dan Faris langsung makan karna dia sudah sangat lapar, sedangkan Aleta dia hanya terdiam..
“ayo makan,,! kata Faris..
“aku ngga lapar, jawab Aleta..
“kamu ngga lapar apa ngga mau makan,,? tanya Faris sambil menatap Aleta yg berada di sampingnya..
![](http://up.pic.mangatoon.mobi/contribute/fiction/154659/markdown/6462814/1586197197662.jpg-original600webp?sign=de081c7576106789e2b937cc8a8f86f4&t=5e97a000)
“aku ngga mau makan.. jawab Aleta tanpa menatap Faris..
![](http://up.pic.mangatoon.mobi/contribute/fiction/154659/markdown/6462814/1586197197657.jpg-original600webp?sign=938dc7d1da398d0db1d483d1b9f45faa&t=5e97a000)
“Aleta, jangan kamu berharap aku akan merayumu atau membujukmu untuk makan, karna aku bukan tipe laki laki seperti itu.. kata Faris dengan tatapan dinginnya..
“siapa juga yg mau di rayu dan di bujuk sama laki laki brengsek kaya kamu.. kata Aleta sedikit keras sehingga membuat beberapa orang yg ada di dekat mereka langsung menoleh ke arah mereka..
“jangan buat aku marah,,! kamu belum tau aku yg sebenarnya.. bisik Faris di telinga Aleta yg membuat bulu kuduk Aleta langsung berdiri..
setelah itu Faris langsung makan tanpa menghiraukan Aleta yg juga sudah meraih makanan yg ada di depannya, mereka makan tanpa ada yg bersuara, hanya ada suara orang yg berada di sekeliling mereka..
selesai makan Faris langsung membayar makanan mereka kemudian keluar dan di ikuti Aleta di belakangnya dengan ekspresi yg sangat kesal..
Faris melajukan mobilnya menuju hotel tempat dia menginap, sampai di depan hotel, Aleta melangkah masuk mengikuti Faris sambil menunduk, dia tidak sanggup untuk melihat tempat parkiran di hotel itu,, karna di parkiran itulah tempat dia menangis menahan sakit atas perbuatan Faris beberapa tahun yg lalu..
Aleta melangkah sambil menunduk dan sesekali memejamkan matanya, sampai tanpa dia sadari dia menabrak Faris dari belakan dan membuat Faris kaget dan bingung melihat tingkah Aleta yg aneh..
“kamu kenapa,,? tanya Faris setelah berbalik menghadap Aleta di belakangnya..
“aku sangat membencimu.. jawab Aleta dan langsung berlari menuju kamar Faris dan membuat Faris tambah bingung, karna tadi dia hanya memberitahukan nomor kamarnya untuk Aleta, tapi dia melihat Aleta sudah sangat hafal dengan hotel itu..
sampainya di depan pintu kamar, Aleta berdiri menunggu Faris dengan ekspresi aneh seperti orang ketakutan, dan Faris yg melihatnya langsung melangkah cepat kemudian membuka pintu dan segera menariknya ke dalam kamar..
sampainya di dalam kamar Faris langsung mengunci pintu kamar dan berbalik menatap Aleta yg sedang berdiri di belakangnya sambil menunduk dan memeluk dadanya..
“kamu kenapa,,? apa kamu trauma dengan hotel ini,,? tanya Faris yg membuat Aleta langsung menatapnya dengan mata terbelalak..
“apa maksud kamu,,? tanya Aleta cari tau..
“kamu seperti orang yg ketakutan, apa kamu pernah di boking di hotel ini,,? tanya Faris yg membuat Aleta geram dan langsung menamparnya..
“plaaak..
“dasar laki laki brengsek,,! tidak tau malu,,! kata Aleta dengan berlinang air mata..
“mengapa kamu menamparku,,? tanya Faris sedikit keras sambil memegang pipinya..
“tamparan itu tidak seberapa dengan perbuatanmu terhadapku.. jawab Aleta yg membuat Faris makin bingung..
“apaaa,,? kamu bingung, atau kamu pura pura bingung,,? tanya Aleta..
“apa apaan kamu,,? apa kamu sudah gila,,? tanya Faris kesal..
“ya aku sudah gila, dan aku ingin membunuh laki laki brengsek kaya kamu.. jawab Aleta sambil menghapus air mata yg sudah mengalir di pipinya dengan tangannya..
“jaga ucapan dan sikap kamu,, aku baru mengenalmu dan kamu sudah berani seperti ini padaku.. kata Faris..
“kamu tidak perlu mengajariku untuk menjaga perkataan dan sikapku, karana laki laki sepertimu tidak pantas untuk di hargai.. ketus Aleta..
“kamu memang perempuan yg tidak tau berterima kasih, kalau aku tidak mengingat budi baik nenek kamu dan janjiku padanya untuk menolongmu, aku akan melemparmu ke jalanan sana.. kata Faris emosi..
“budi baik nenekku tidak pantas untuk laki laki brengsek yg sudah menghancurkan hidup cucunya.. kata Aleta dengan suara bergetar karna menangis dan hendak melangkah tapi di tahan oleh Faris..
“apa maksud kamu berkata seperti itu,,? tanya Faris sambil memegang erat lengan Aleta yg sudah terisak itu..
dengan emosi yg menggebu, Aleta berbalik dan langsung menggigit tangan Faris dengan kencangnya, karna merasa sakit oleh gigitan Aleta, Faris langsung mendorong Aleta dan membuatnya langsung terjatuh ke lantai..
“kamu jahat,,! hiks…hiks…hiks.. teriak Aleta sambil menangis dan membuat Faris jadi merasa bersalah..
Faris sangat bingung dengan dirinya sendiri karna dia adalah orang yg tidak gampang luluh dengan tangisan seorang wanita, tapi di saat melihat Aleta menangis, dia merasa bersalah dan tidak tega..
akhirnya Faris memilih untuk membantu Aleta untuk bangun tapi tangannya malah di kebas oleh Aleta dengan kasar, dengan menarik nafas panjang Faris mencoba menenangkan dirinya dan kembali mendekati Aleta, tapi tiba tiba ada suara ketukan pintu dari arah luar..
Faris yg masih berdiri di depan Aleta langsung melangkah menuju pintu karna ketukan pintu tidak berhenti, setelah Faris membuka pintu dia melihat seorang pelayan hotel sedang berdiri di depan pintu sambil membawa dua botol air mineral yg di pesan Faris tadi..
“maaf tuan saya nengganggu.. kata kariawan hotel itu..
“ngga apa apa, kata Faris sambil mengambil dua botol air mineral dari tangan wanita itu..
setelah itu Faris berbalik dan hendak menutup pintu, tapi tiba tiba dia langsung kaget dengan suara kariawan hotel itu yg memnggil nama orang yg selama ini dia cari.
“Intan,, teriak wanita itu..
mendengar nama itu Faris langsung berbalik menghadap wanita itu sambil bertanya..
“siapa,,? tanya Faris dengan tatapan cari tau..
“Intan,, dia Intan, aku mengenalnya.. jawab wanita itu..
“dia Aleta bukan Intan.. kata Faris..
“iya, namanya Aleta intan orlando, aku mengenalnya karna dia perna bekerja di sini tiga tahun yg lalu, aku mengenalnya walaupun dia bekerja hanya semalam di sini, karna kita berdua satu sip waktu itu..
sedangkan Aleta yg masih terduduk di lantai hanya terdiam sambil menundukan wajahnya karna dia malu dengan keadaannya yg sedang menangis, sedangkan Faris dia hanya menatap Aleta dan wanita itu bergantian dengan tatapan yg tidak bisa di artikan karna dia sudah mulai menyadari apa yg sebenarnya terjadi..