Di Paksa Menikah - Chapter 154 BAB 151
Setelah kepulangan orang tuanya, Intan pergi ke kamarnya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi sore. Sedangkan Ricko membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Sambil menunggu Intan selesai mandi, ia memainkan ponselnya untuk melihat berita terkini.
Tidak lama kemudian ponsel Intan berdering dan Ricko mengabaikannya. Setelah sekian lama ponsel itu berdering dan tidak ada yang menerima panggilannya ponsel itu berdering lagi. Ricko pun mendekati meja rias untuk mengambil ponsel Intan dan melihat siapa yang meneleponnya. Saat Ricko memegang ponsel itu, panggilan itu sudah dimatikan.
Intan yang sedang mandi di dalam kamar mandi segera mengambil handuk dan keluar karena mendengar ponselnya berdering dua kali. Saat ia keluar dari dalam kamar mandi, ia melihat Ricko sedang memegang ponselnya dan melihat pesan keluar masuk. Intan merasa terkejut dan segera meraih ponselnya dari tangan Ricko.
“Jadi kamu masih berhubungan dengan laki – laki itu?” tanya Ricko pada Intan dengan geram.
“Dia temanku Mas, dia juga yang menghubungiku duluan,” jawab Intan sambil menaruh ponselnya di atas meja lalu membuka almari untuk mengambil pakaian ganti.
“Aku sudah pernah bilang, jangan berhubungan dengan laki – laki itu lagi,” balas Ricko sambil menarik tangan Intan supaya menghadap ke arahnya.
“Mas, kamu kenapa sih?” tanya Intan heran dengan kelakuan Ricko yang tiba – tiba marah. Ia mengusap pergelangan tangannya yang terasa sakit karena di cengkeram Ricko.
“Aku tidak suka kamu berhubungan dengan laki – laki itu,” hardik Ricko.
“Kan aku sudah bilang, dia yang menghubungi aku duluan Mas … ” balas Intan mengatakan yang sebenarnya.
“Tapi kamu membalasnya! Aku sudah melihat isi ponselmu,” balas Ricko sambil meraih ponsel Intan yang ada di atas meja rias. Intan merebutnya tapi Ricko tidak mau memberikannya.
“Mau ini?” tanya Ricko sambil menyodorkan ponsel pada Intan. Intan mengangguk lalu hendak mengambil ponsel itu, sebelum Intan sempat mengambilnya, Ricko mengarahkan ponsel itu ke atas lalu melemparkannya ke lantai dengan keras. Ponsel itu pun hancur dan berserakan di lantai. Intan terkejut dan membelalakkan matanya lebar – lebar.
“MAS! Akh … ” Intan hendak marah pada Ricko, tapi tiba – tiba ia merasa sakit pada perutnya. Tidak lama kemudian Intan pingsan.
Ricko yang melihat Intan pingsan segera menangkap tubuh Intan sebelum terjatuh ke lantai. Ia segera mengangkat tubuh Intan dan membaringkannya di atas tempat tidur. Setelah itu ia mengambil ponselnya untuk menghubungi Dokter Amanda.
“Amanda, cepatlah datang ke rumahku!” ucap Ricko pada Dokter Amanda setelah telepon tersambung.
“Ada apa Rick?” tanya Dokter Amanda dengan tenang.
“Istriku pingsan,” jawab Ricko dengan panik.
“Okey, tunggu aku datang,” balas Dokter Amanda lalu memutuskan sambungan teleponnya.
Sambil menunggu Dokter Amanda datang, Ricko membuka almari untuk mengambil pakaian Intan. Setelah itu ia memakaikan pakaian pada tubuh Intan dengan hati – hati dan pelan – pelan. Ia duduk di tepi tempat tidur sambil memandangi wajah Intan yang terlihat pucat.
“Maaf … “ ucap Ricko lalu mengecup kening Intan.
Dua puluh menit kemudian, Dokter Amanda datang. Ia memencet bel rumah Ricko dan tidak lama kemudian muncul Bi Ani dari balik pintu.
“Saya Dokter Amanda, tadi Ricko memanggil saya,” ucap Dokter Amanda pada Bi Ani sambil tersenyum.
“Oh iya silakan masuk Dok,” balas Bi Ani mempersilakan Dokter Amanda masuk.
“Ada apa ya Dok, kok Pak Ricko memanggil Dokter?” tanya Bi Ani yang tidak tahu apa – apa.
“Istrinya pingsan katanya,” jawab Dokter Amanda sambil berjalan ke arah kamar Ricko karena ia sudah tahu di mana kamar Ricko berada.
“Mbak Intan pingsan? Pak Ricko tidak memberitahu saya,” balas Bi Ani sambil mengikuti Dokter Amanda naik ke lantai atas di mana kamar Ricko berada.
Terima kasih banyak untuk para readers yang sudah mendukung novel Di Paksa Menikah baik berupa like, komen, dan vote koin / poin untuk menghargai karangan author yang sudah kalian baca ini.