Di Paksa Menikah - Chapter 166 BAB 163
Setelah makan malam selesai, Pak Bambang membuka perbicangan.
“Romi … kamu serius sama Sita?” tanya Pak Bambang tiba-tiba.
“Uhuk … uhuk … “ Romi tersedak air ludahnya sendiri saat mendengar pertanyaan Pak Bambang. Ia pun menepuk nepuk dadanya supaya batuknya reda. Ia merasa terkejut dengan pertanyaan Pak Bambang. Tadinya ia masih ingin PDKT dulu sama Sita, tapi Pak Bambang sudah menanyakan ke hal yang serius. Romi pun bingung harus menjawab apa.
“I-iya Om … “ jawab Romi reflek. Sita yang mendengar jawaban Romi pun terkejut. Ia tidak menyangka Romi akan berkata “iya”.
“Kalau kamu serius, segera suruh orang tuamu melamar, saya tidak suka Sita pacaran lama-lama tanpa status yang jelas,” balas Pak Bambang pada Romi.
“I-iya Om … “ jawab Romi terbata-bata. Hanya itu yang bisa keluar dari mulutnya saat ini. Ia terlalu gugup untuk mengeluarkan kata-kata yang lebih banyak dari itu.
“Kalau begitu saya tinggal dulu … “ ujar Pak Bambang lalu berdiri dan meninggalkan Sita dan Romi. Bu Sofi mengikuti Pak Bambang ke kamarnya untuk minum obat dan beristirahat. Romi menganggukkan kepalanya tanda setuju.
“Kak Romi apa-apaan?” tanya Sita sambil mengernyitkan dahinya saat Pak Bambang dan Bu Sofi sudah pergi.
“Maaf Sita, aku terlalu gugup tadi. Sehingga reflek menjawab ‘iya’,” jawab Romi sambil meringis.
“Ayo kita ngobrol di teras belakang Kak … “ ajak Sita. Romi pun setuju.
“Beneran Kak Romi mau melamar Sita?” tanya Sita saat sudah duduk di kursi teras belakang rumahnya.
“Ya … mau gimana lagi? Aku suduh terlanjur bilang ‘iya’ sama papa kamu Sita. Kalau aku batalkan, nanti papa kamu tidak percaya lagi sama aku … “ jawab Romi pasrah.
“Tapi Sita masih belum mau menikah Kak. Sita masih kuliah dan pengen mengejar karir dulu … “ balas Sita dengan sedih.
“Tidak apa-apa. kejarlah cita-citamu. Kalaupun nanti kita jadi menikah, aku tidak akan melarangmu … “ balas Romi dengan lembut.
“Tapi … kamu enggak punya pacar kan sekarang?” tanya Romi untuk memastikan.
“Enggak ada Kak … “ balas Sita sambil menggelengkan kepalanya.
Setelah pulang dari rumah Sita, Romi masuk ke dalam rumahnya sambil bersiul-siul. Vina dan mamanya yang tengah menonton televisi menjadi bertanya-tanya. Tidak biasanya Romi seperti itu.
“Rom … tumben? Kamu lagi senang ya?” tanya Bu Farida mamanya Romi.
“Iya Ma … minggu depan antar Romi melamar gadis ya Ma … “ jawab Romi seraya duduk di samping mamanya.
“Serius Kak?” tanya Vina tidak percaya kakaknya akan langsung melamar anak orang. Padahal yang dia tahu, kakaknya itu tidak punya pacar sebelumnya.
“Iya. Aku ke atas dulu ya,” ucap Romi lalu mengecup pipi mamanya dan beranjak pergi seraya bersiul-siul lagi. Vina yang merasa penasaran pun mengejarnya.
“Kakak … “ panggil Vina sambil mengejar Romi yang menaiki tangga.
“Iya … “ jawab Romi sambil tetap berjalan.
“Kakak tiba-tiba mau melamar, enggak menghamili anak orang kan?” tanya Vina menuduh kakaknya yang tidak tidak. Romi pun menyentil dahi Vina dengan keras.
“Auuuuh … “ pekik Vina sambil mengelus dahinya yang kesakitan.
“Aku tidak sebejat itu kale … “ jawab Romi mendengus kesal.
“Lalu?” tanya Vina masih ingin tahu alasan Romi.
“Tadinya aku mau mengajaknya jalan keluar, tapi papanya melarang dan akhirnya kita makan malam di rumahnya. Aku tidak menyangka papanya tiba-tiba menyuruhku melamarnya, dan aku hanya bisa menjawab ‘iya’,” Balas Romi menjelaskan dengan pasrah.
“Wah keren … Kakakku gentle man,” ujar Vina sambil mengacungkan kedua jempolnya.
“Romi gitu loh … “ ucap Romi sambil menepuk dadanya sok keren.
Kamu enggak tahu tadi aku gugupnya minta ampun sampai-sampai enggak bisa berkata apa-apa. Batin Romi menangis tapi tetap sok tegar di depan Vina.
Terima kasih sudah sabar menunggu DI PAKSA MENIKAH update. Terima kasih juga untuk vote, like, dan komen positifnya. Follow instagram Author : sifa.syafii untuk mengetahui jadwal update. Terima kasih. ????