Di Paksa Menikah - Chapter 169 BAB 166
Rossa datang ke perusahaan Ricko. Seperti biasa, dia akan naik lift dan masuk ke ruang kantor Ricko karena saat ini yang dia ingat ia masih kekasih Ricko. Ketika ia akan masuk ke ruangan Ricko, Lia mencegahnya.
“Maaf Bu, anda tidak bisa masuk ke ruangan Pak Ricko … “ ucap Lia pada Rossa.
“Kenapa? Apa dia sedang berselingkuh?” tanya Rossa sedikit meninggikan nada suaranya.
Lia mengernyitkan dahinya. Ia merasa heran saat Rossa mengatakan “Ricko selingkuh”. Yang ia tahu, Ricko tidak pernah berselingkuh sama sekali. Malah sekarang dia sudah punya istri. Kenapa Rossa tiba-tiba datang dan mengatakan Ricko berselingkuh?
“Pak Ricko sedang tidak ada di ruangannya Bu … “ jawab Lia dengan sopan.
“Aku akan menunggunya di dalam,” balas Rossa seraya hendak membuka pintu ruangan Ricko.
“Rossa!” panggil Romi tiba-tiba dengan suara lantang saat melihat Rossa akan masuk ke dalam ruangan Ricko dan menghampiri. Rossa pun menoleh ke arah sumber suara.
“Ngapain kamu di sini?” tanya Romi dengan tidak senang.
Rossa merasa ada yang aneh dengan pertanyaan Romi.
“Ngapain kamu bilang? Tentu saja menemui Ricko, Rom!” jawab Rossa tidak suka dengan pertanyaan Romi.
“Ricko tidak ada di ruangannya,” balas Romi.
“Aku akan menunggunya di dalam ruangannya!” balas Rossa tidak mau kalah. Romi pun segera mencekal lengan kanan Rossa dan menariknya menjauhi ruangan Ricko.
“Lepaskan aku Rom!” teriak Rossa. Semua karyawan yang berpapasan melihat mereka dengan tatapan aneh. Romi menarik Rossa ke dalam ruangannya dan menutup pintunya setelah masuk bersama Rossa. Romi pun melepaskan cengkeraman tangannya pada pergelangan tangan Rossa. Rossa mengelus-elus pergelangan tangannya yang sakit akibat dari cengkeraman Romi.
“Jangan mencari Ricko lagi!” ujar Romi sambil melipat lengan di dadanya.
“Kenapa tidak boleh? Dia kekasihku. Sudah lama dia tidak menemuiku. Sekarang aku merindukannya,” balas Rossa dengan ketus.
“Dia sudah menikah,” ucap Romi dengan santai sambil bersandar pada dinding di sampingnya.
“Kapan? Tidak mungkin! Kamu berbohong kan Rom?” tanya Rossa tidak percaya sambil memegangi kepalanya. Perkataan Romi membuatnya berpikir keras untuk menerima kenyataan.
“Terserah! Yang jelas aku sudah mengatakan yang sebenarnya,” balas Romi lalu hendak keluar dari ruangannya. Tiba-tiba Rossa pingsan. Romi pun menengok ke belakang dan melihat Rossa tergeletak di lantai.
“Yaelah … ini orang merepotkan saja,” gerutu Romi. Ia pun mengangkat tubuh Rossa dan membaringkannya di atas sofa. Setelah itu ia menghubungi security.
Setelah security datang, Romi memerintahkan untuk membawa Rossa ke rumah sakit terdekat dan menghubungi keluarganya. Romi tidak mau repot-repot mengurusi Rossa.
Siang hari Ricko datang ke perusahaan bersama Intan. Setelah pulang dari ospek tadi, Intan dan Ricko makan bersama di kantin perusahaan karena Intan mengeluh lapar. Setelah makan, Intan ikut Ricko bekerja di ruangan kantornya. Tidak lama kemudian Romi pun masuk dan menceritakan semuanya tentang Rossa.
“Masih belum sembuh juga penyakitnya?” tanya Ricko sambil menatap layar laptopnya.
“Sepertinya begitu. Ketika kukasih tahu yang sebenarnya malah pingsan,” gerutu Romi saat menceritakan semuanya pada Ricko.
“Ya untungnya waktu dia ke sini aku tidak ada,” balas Ricko sambil tersenyum lucu dan tetap bekerja sambil mengetik di laptopnya.
Intan mendengarkan percakapan mereka sambil rebahan di sofa dan memainkan ponselnya untuk ngobrol di chat bersama ketiga sahabatnya.