Di Paksa Menikah - Chapter 176 BAB 173
Ricko pun memutar otak, apa yang harus ia lakukan supaya istrinya tidak marah. Sambil melihat Intan yang melipat lengan di dadanya sambil mengerucutkan bibirnya, akhirnya Ricko pun menemukan ide.
“Ayo setelah belanja ini kita beli es krim. Mau tidak?” rayu Ricko di samping telinga Intan. Intan pun menjilat bibirnya membayangkan betapa enaknya es krim coklat dengan cup besar. Setelah berpikir sejenak, akhirnya Intan menganggukkan kepalanya.
Intan pun jadi semangat berbelanja kembali. Ia membeli segala keperluan bayi yang ada di toko itu serba dua. Karena ia sudah mengetahui jenis kelamin anaknya laki-laki dan perempuan, jadi ia membeli pakaian bayi dengan dua model dan warna di setiap masing-masing pakaian.
Setelah membayar ke kasir, mereka pergi ke food court untuk membeli es krim yang dijanjikan Ricko. Intan duduk di sebuah meja, sedangkan Ricko memesan es krim dan kopi sekaligus camilan.
Intan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi karena merasa sangat lelah. Selain karena belum istirahat, kandungan yang semakin besar dengan dua janin membuatnya cepat lelah.
Intan melihat ke sekeliling untuk mencari sosok Ricko. Ia sudah merasa sangat haus. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada sebuah meja yang tidak jauh dari tempatnya duduk. Tidak salah lagi, yang ia lihat kali ini memang benar-benar Rita. Ia hendak berdiri menghampiri Rita, tapi Ricko menghentikannya.
“Mau ke mana?” tanya Ricko seraya menaruh es krim di depan Intan.
“Aku melihat Rita, Mas … “ jawab Intan.
“Sudahlah, jangan ikut campur urusan pribadinya. Nikmati saja es krimnya, nanti keburu meleleh jadi enggak enak,” saran Ricko sambil mencomot kentang goreng lalu memasukkan ke dalam mulutnya. Intan pun menuruti kata-kata Ricko.
Setelah menghabiskan semua makanannya, Ricko dan Intan pun keluar dari food court. Ketika melewati sebuah toko yang menjual pakaian dalam, Ricko tiba-tiba menghentikan langkahnya.
“Kenapa Mas?” tanya Intan dengan heran karena Ricko tiba-tiba menghentikan langkah kakinya.
“Ayo masuk!” ajak Ricko seraya menarik tangan Intan masuk ke dalam toko pakaian dalam.
“Selamat datang, ada yang bisa kami bantu?” sapa pramuniaga yang berjaga di pintu toko dengan ramah.
“Tolong bantu istri saya memilih pakaian dalam yang cocok untuknya,” kata Ricko pada pramuniaga itu.
“Mau model yang seperti apa?” tanya pramuniaga itu lagi.
“Mmm … model renda, model jaring, yang sekali tarik langsung lepas,” jawab Ricko to the point.
“Mas, kamu apaan sih,” gerutu Intan seraya memukul lengan Ricko. Wajahnya tiba-tiba memerah karena menahan malu. Begitu juga pramuniaga itu mengulum senyum karena menahan tawa.
Rumah Ricko
Malam hari sebelum tidur, Intan baru mengecek belanjaannya tadi sore. Ia mengeluarkan pakaian bayi dan pakaian dalam yang dibelinya. Dilihatnya satu-persatu pakaian bayi itu lalu ia belai dan ia tempelkan pada pipinya.
“Lucu banget ya Mas … “ ucap Intan pada Ricko yang tengah membaca buku seputar kehamilan yang ia beli dulu.
“Iya sayang … “ jawab Ricko seraya tersenyum.
Setelah itu Intan mengambil beberapa pasang pakaian dalam yang dibelikan Ricko. Ia pun menyeringai jijik melihatnya.
“Pakaian dalam apaan ini? Cuma tali doang sama kain segitiga di depan, itu pun tidak bisa menutup semua bagian,” gerutu Intan sambil membentangkan celana dalam.
“Apalagi bra-nya ini, dipakai pun percuma. Transparannya kebangetan,” imbuhnya dengan meringis canggung.
“Itu model terbaru dan terkini sayang. Cobalah sekarang. Aku ingin melihatnya,” ucap Ricko seraya menutup buku yang ia baca.
“Enggak mau!” tolak Intan.
“Kenapa?” tanya Ricko heran.
“Kan belum di cuci Mas … “ jawab Intan.
“Oh ya sudah. Sini semua belanjaanya, habis ini kutaruh di belakang biar besok di cuci sama Susi,” ucap Ricko. Intan pun memberikannya.
Saya sudah update tiap hari, Tolong bantu vote juga ya Kakak-kakak.
Cara Vote bisa dilihat di pengumuman epiosode 135 atau episode 99. Kalau votenya kenceng, Insya Allah saya update tiap hari terus. Terima kasih. ^^