Di Paksa Menikah - Chapter 191. BAB 188
“Cepetan dong Rom … “ ujar Ricko saat dalam perjalanan menuju rumah Rita.
“Ini juga sudah ngebut Rick. Kamu enggak lihat apa jalanan macet begini?” balas Romi seraya mencebikkan ; bibirnya. Ricko pun cemberut melihat kondisi jalanan yang tidak berpihak padanya.
Ketika jalanan sudah mulai sepi, Romi pun menambah kecepatan laju mobilnya. Ricko yang tengah lengah tentu saja terkejut dan segera berpegangan pada hand grip yang ada di atas samping kepalanya.
“Pelan-pelan dong Rom! Kamu ingin kita mati muda apa?” seru Ricko pada Romi. Romi pun mendengus kesal lalu mengurangi kecepatan mobilnya.
Bawel banget sih ini calon bapak.Gerutu Romi dalam hati.
Tidak lama kemudian sampailah mereka di depan rumah Rita. Ricko segera turun dari mobil dan meninggalkan Romi yang baru bersiap-siap turun.
“Tu kan? Sudah dianterin malah ditinggal,” gumam Romi.
Ricko segera mencari sosok Intan ketika sudah masuk ke dalam dalam rumah Rita. Ketika menemukan bayangan istrinya, ia pun segera menghampirinya.
“Ayo segera ke rumah sakit,” ajak Ricko seraya memegangi tangan Intan hendak membopongnya.
“Sekarang sudah enggak sakit, Mas,” ucap Intan seraya tersenyum.
“Enggak jadi melahirkan sekarang?” tanya Ricko kecewa. Ia sudah tidak sabar ingin melihat kedua anaknya lahir.
“Kan belum waktunya, Mas,” jawab Intan santai.
Satu jam kemudian tibalah saatnya Rita untuk dimakamkan. Intan, Vina, dan Melly tidak ikut ke pemakaman karena kondisi Intan yang tidak stabil, jadi Melly dan Vina menemani Intan di rumah Rita. Sedangkan Ricko dan Romi ikut ke pemakaman menggantikan Intan dan Vina sebagai penghormatan terakhir untuk Rita.
Selagi menunggu Ricko dan Romi pulang dari pemakaman, Intan, Melly, dan Vina masuk ke dalam kamar Rita atas izin dari tantenya Rita. Di dalam kamar itu tepatnya di atas meja belajar ada sebuah kotak. Melly pun mendekati kotak itu lalu membaca tulisan di atas tutupnya
“Teruntuk sahabatku Intan, Melly, dan Vina.” Melly membaca tulisan itu dengan keras. Vina dan Intan pun mendengarnya.
“Ayo buka, Mel!” seru Intan yang sedang duduk di tepi ranjang Rita.
Melly pun membuka kotak itu dan membawanya ke ranjang untuk dilihat bersama-sama. Di dalam kotak itu hanya berisi secarik kertas, beberap foto saat mereka bersama yang sengaja dikumpulkan Rita, dan sebuah compack disk.
Saat melihat foto-foto kekompakan mereka bersama, air mata Intan, Melly, dan Vina pun tidak bisa dibendung lagi. Tiba-tiba mereka menangis bersama dan berpelukan saling menguatkan.
Terbesit kenangan di antara mereka saat masih sekolah bersama-sama. Makan di kantin bersama-sama dengan menu yang sama. Makanan favorit selalu bakso dengan es jeruk. Kenakalan terparah mereka adalah saat nonton film dewasa bersama-sama ketika main ke rumah Intan untuk pertama kalinya lantaran Vina yang membawa film di dalam laptopnya. Semua kenangan itu tidak akan pernah mereka lupakan.
“Rita … “ gumam Intan dengan lirih di sela tangisnya.
Setelah itu mereka mengambil secarik kertas yang ada di dalam kotak itu lalu membuka dan membacanya.
Hai sahabat-sahabatku …
Aku sangat menyayangi kalian. Mungkin ketika kalian membaca surat ini aku sudah tidak ada di dunia ini lagi.
Intan menutupi bibirnya yang bergetar. Ia tidak sanggup melanjutkan membaca surat itu. begitu juga dengan Melly dan Vina. Bulir bening kembali keluar dari pelupuk mata mereka.
***
Terima kasih sudah menunggu update dengan sabar.
Terima kasih sudah vote Di Paksa Menikah.
Terima kasih sudah like dan komen positif.
Baca juga yuk novel saya yang berjudul :
1. Kisah Cinta Arka
2. Suamiku Kamu Satu Selamanya