Di Paksa Menikah - Chapter 201. BAB 198
Hari ini Romi baru bisa menjenguk Ricko ke rumah sakit karena sibuk di perusahaan mengurus perusahaan Ricko. Untungnya ia tidak sendiri, Sita ikut terjun membantunya. Mereka sangat tahu bagaimana kondisi psikis Ricko saat ini. Tidak mungkin ia bisa mengurus pekerjaan di tengah musibah yang menimpa anak dan istrinya. Saking stresnya, bahkan ia tidak memikirkan untuk mengusut penyebab kecelakaan yang menimpanya.
“Bagaimana keadaanmu, Rick?” tanya Romi pada Ricko yang berbaring setengah duduk di atas tempat tidurnya.
“Aku sudah lebih baik,” jawab Ricko datar. Wajahnya terlihat sangat sedih dengan kantung mata di bawah matanya. Ricko memang kurang tidur akhir-akhir ini. Ia tidak bisa tidur dengan nyenyak melihat istrinya yang menderita seperti itu.
“Aku sudah mengurus semuanya. Di perusahaan aku dibantu Sita,” ucap Romi pada Ricko.
“Terima kasih,” balas Ricko. Rasanya ia sudah tidak perduli lagi dengan perusahaan yang ia miliki.
“Aku juga sudah mengurus dan mengusut yang menyebabkan kamu kecelakaan,” imbuh Romi. Ricko pun menatap lekat pada Romi.
“Apa hasilnya?” tanya Ricko ingin tahu.
“Itu bukan sebuah kecelakaan, tapi memang sebuah kesengajaan,” jawab Romi menjelaskan.
“Siapa pelakunya?” tanya Ricko semakin penasaran dengan geram.
“Rossa. Polisi sudah menyelidiki rekaman kamera CCTV dan mengecek keadaan mobil Rossa. Tidak ada masalah dengan mobil itu, bahkan remnya pun tidak blong,” tutur Romi.
“Sial*n wanita itu. Aku tidak menyangka dia akan senekat itu. bahkan sekarang anak dan istriku menjadi korbannya. Kenapa juga dulu aku bisa berpacaran dengannya,” umpat Ricko dengan geram.
“Dia sempat di rawat beberapa hari di rumah sakit, tapi sekarang dia sudah pulih. Dan … ternyata setelah diperiksa kejiwaanya, dia memiliki gangguan mental. Selain karena efek samping dari kecelakaannya waktu itu, ia juga terobsesi padamu,” imbuh Romi.
“Sekarang di mana dia?” tanya Ricko dengan menatap tajam pada Romi.
“Sedang menjalani rehabilitasi di rumah sakit jiwa,” jawab Romi. Ricko pun menghebuskan napas dengan kasar melalui hidungnya. Andai Rossa masih di rumah sakit yang sama dengannya, ia akan mencekik Rossa hingga mati sekarang juga. Ia sangat membenci wanita itu sekarang. Di saat ia akan meraih kebahagiaan dengan kelahiran anaknya, ia malah membuat masalah hingga istrinya koma dan anaknya lahir prematur.
Satu bulan berlalu
Keadaan si kembar sudah stabil dan diperbolehkan untuk dibawa pulang. Karena rumah sakit sarangnya penyakit, Ricko pun membawa pulang si kembar dengan dua orang perawat untuk menjaga mereka. Bu Sofi dan bu Romlah pun kini ikut tinggal di rumah Ricko untuk ikut menjaga si kembar.
Sampai saat ini keadaan Intan masih tetap sama. Tidak ada kemajuan sama sekali. Setiap hari Ricko tinggal di rumah sakit. Bahkan ia menyewa sebuah kamar VVIP untuk beristirahat. Sesekali ia pulang untuk menengok si kembar dan menggendongnya.
Ia sangat bahagia bisa menggendong anaknya di dekapannya. Ia menitikkan air matanya saat melihat bayi-bayi itu menjulurkan lidahnya untuk mencari susu. Andai Intan tidak koma, mungkin saat ini bayi-bayi itu bisa menyusu pada ibunya. Andai ia tidak keluar rumah waktu itu, mungkin saat ini mereka berempat sudah hidup bahagia. Andai ia tidak pernah menjalin hubungan dengan Rossa, mungkin kecelakaan itu tidak akan pernah terjadi.
Andai, andai, andai, semua itu berputar-putar di kepala Ricko. Ia pun menangis menyesali semuanya, tapi ia tahu ini semua takdir dari Tuhan. Ia yakin semua pasti akan indah pada waktunya.
***
Terima kasih sudah sabar menunggu. Ketika tidak update, saya selalu mengumumkan di instagram @sifa.syafii.
Terima kasih like, komen positif, dan votenya. ;_