Di Paksa Menikah - Chapter 205. BAB 202
Perawat yang menjaga Intan pun terbangun saat mendengar suara Ricki memanggil Intan. Ia segera menghampiri tempat tidur Intan untuk menurunkan Ricki dari atas kursi. Tiba-tiba ia melotot dan terkejut saat melihat mata Intan yang terbuka lebar. Ia pun segera menggendong Ricki lalu menghubungi dokter yang kebetulan sedang izin hari ini.
“Hallo … “ sapa dokter Remon.
“Dok, bu Intan sadar,” ucap perawat yang bernama Ratna itu.
“Serius?” tanya dokter Remon tidak percaya.
“Iya, Dok,” jawab Ratna dengan sungguh-sungguh.
“Baiklah. Saya akan segera ke sana. Kamu cek tekanan darahnya terlebih dahulu,” perintah dokter Remon sebelum memutuskan sambungan teleponnya.
Sambil menunggu dokter Remon datang, perawat itu membawa Ricki keluar dari dalam kamar Intan. Bu Sofi baru saja kembali dari dapur dan menggendong Ricka yang minum susu dari botol. Bu Romlah sedang pulang hari ini, sedangkan babysitter si kembar sedang makan rujak bersama dengan Susi dan bi Ani.
“Ada apa dengan Ricki?” tanya bu Sofi saat melihat Ricki di gendongan perawat itu.
“Ia masuk ke dalam kamar bu Intan dan … sekarang bu Intan sadar,” ucap perawat itu.
“Apa? Intan sadar?” ulang bu Sofi tidak percaya. Ia pun segera masuk ke dalam kamar Intan dan melihat Intan tengah melepas sungkup oksigen yang ada di hidungnya.
“Intan!” seru bu Sofi senang sekaligus terharu. Ia pun menitikkan air mata. Air mata kebahagiaan. Ia sangat tahu bagaimana sedih dan menderitanya Ricko selama ini. Hanya saja Ricko menutupinya dan memendamnya sendiri. Bu Sofi sering mendengar Ricko menangis sendiri di dalam kamarnya. Hatinya pun ikut sakit melihat anaknya menderita. Ricka yang masih berada di gendongan bu Sofi melihat bu Sofi yang sedang menangis dengan heran. Karena melihat bu Sofi menangis, Ricka pun ikut menangis.
“Cup … cup … Sayang … nenek tidak menangis,” ucap bu Sofi dengan tersenyum.
Perawat itu pun menurunkan Ricki di sofa karena akan memeriksa Intan. Bu Sofi juga duduk di sofa itu untuk menjaga Ricki dan Ricka sambil menunggu Intan selesai diperiksa.
Setelah Intan diperiksa, bu Sofi mengajak kedua cucunya menghampiri Intan. Intan melihat kedua anaknya dengan berlinang air mata. Ini pertama kalinya ia melihat buah hatinya. Ia merasa sangat bahagia karena Tuhan masih memberinya kesempatan untuk hidup dan melihat anak yang selama ini di dalam kandungannya.
Intan mengulurkan tangannya ingin membelai anaknya. Namun, Ricka dan Ricki takut dan bersembunyi di belakang bu Sofi. Intan pun tersenyum. Ia tahu dan paham bahwa anaknya tidak mengenalinya.
Tidak lama kemudian Ricko keluar dari ruang kerjanya dan melangkahkan kakinya menuruni anak tangga untuk melihat Intan di kamar lantai bawah. Saat ia berada di ambang pintu kamar Intan, ia terkejut dan tertegun melihat Intan sudah membuka matanya. Tetesan bulir bening pun keluar dari pelupuk matanya. Ia segera menghampiri Intan dan memeluknya.
“Sayang … “ gumam Ricko di dada Intan dengan berderai air mata.
Bu Sofi dan Ratna pun menangis haru melihat Ricko memeluk Intan dengan erat seperti itu. Ricki dan Ricka melihat Ricko dengan mata bulat mereka merasa heran.
“Pa … “ panggil mereka serempak sambil menarik celana Ricko. Ricko pun melepas pelukannya pada tubuh Intan lalu berjongkok dan memeluk kedua anaknya.
“Mama sudah bangun, Sayang … “ ucap Ricko pada Ricki dan Ricka lalu mengecup pipi mereka berkali-kali.
***
Jangan lupa like dan komen di setiap ba