Istri Manja Tuan Kusuma - Chapter 110 Tukang sate tampan
Tak berapa lama mereka tiba di restoran yang menyediakan sate
” Ayo sayang. kita sudah sampai ”
Yudha membantu Gina turun dari mobil
Mereka berjalan bergandengan menuju meja yang telah disediakan pihak restoran unyuk mereka. Seperti yang dijanjikan sebelumnya, Yudha yang akan membakar sate khusus untuknya.
” Tuan, nona. Silahkan daftar menunya! ”
Pelayan memberikan buku menu kepada Yudha dan Gina
” Permisi saya mau pesan sate kambing. Tapi bisakah suami saya yang membakarnya sendiri? ”
Gina bertanya terlebih dahulu kepada pramusaji restoran dengan lembut
” Tentu, silakan tuan sebelah sini! ”
Pramu saji menunjuk ke arah dapur
” Sayang kamu tunggu disini sebentar ya! ”
Yudha hendak membuka jasnya dan meletakkan di sandaran kursi
” Tidak, aku ingin melihatmu secara langsung membakarnya sendiri untukku! ”
Gina menggelengkan kepala dan mulai merajuk lagi
” Fiuh, baiklah sayang. Ayo!
Perhatikan langkahmu! ”
Yudha menggandeng Gina menuju dapur.
” Kamu duduk disini dan perhatikan aku! ”
Yudha tersenyum menggoda Gina. Setelah mendapatkan anggukan dari sang istri, dia membuka jas dan mengenakan celemek, juga melipat lengan bajunya agar tidak kotor
Yudha terlihat seperti sebuah maha karya yang dibuat sempurna. Meskipun dengan celemek dan membakar sate dia terlihat menawan.
Banyak pengunjung juga memperhatikan Yudha yang sedang membakar tusukan daging kambing itu. Gina meneliti tatapan mereka yang seakan – akan tatapan binatang buas yang siap menerkam mangsanya kapan saja.
Gina mulai mengerucutkan bibirnya. Kesal karena tatapan wanita di sekitarnya kepada Yudha. Diapun mendekati Yudha dan meraih lengannya
” Sudah selesai belum?
Ayo cepat! ” Dia berkata dengan nada kesalnya. Yudha langsung mengernyitkan dahi melihat sikap istrinya yang tiba – tiba berubah
” Sebentar lagi. Sabar ya! “Dia berkata dengan lembut dan senyum yang manis. Gina pun memperhatikan sekeliling lagi. Sikap manis Yudha membuat para wanita disana lebih memandang Yudha dengan mata berbinar seperti kekaguman.
” Cepat sayang, aku sudah lapar! ”
Katanya kesal
” Iya iya. ini sudah selesai ”
Pramu saji membantu menyiapkan tempat untuk Yudha menaruh sate dan bumbunya.
Mereka pun kembali ke tempat duduknya. Gina sudah tidak nyaman karena suaminya menjadi pusat perhatian pengunjung lain. Dia terus saja cemberut.
” Kenapa?
Ayo makanlah sayang! Aku sudah menjadi tukang sate tampan hanya untukmu ”
Yudha tersenyum kepada sang istri. tapi Gina tidak menanggapinya. Dia hanya memutar – mutar satu tusuk sate
Yudha pun mengambil satu tusuk sate yang sudah dia lepaskan dari tusukannya dan menyuapi Gina
” Sayang cobalah ini. Tadi kan kamu yang ingin memakan ini! ”
Yudha menyodorkan sebuah sendok berisikan sate dan nasi ke mulut Gina
” Aku sudah tidak ingin makan. Aku ingin segera meninggalkan restoran ini! ”
Suaranya terdengar lemah dan sendu
Yudha bingung dengan sikap Gina yang selalu berubah – ubah belakangan ini. Seperti sekarang. Kadang tiba – tiba dia senang, dan bisa juga tiba – tiba dia jadi sedih
” Apa semua wanita hamil jadi moody seperti ini ya? ”
Gumam Yudha karena bingung
” Sayang, makan sedikit saja ya, kasian nanti calon bayi kita kelaparan, karena kamu tisak mau makan! ”
Wajah yudha dibuat sendu saat membujuk istrinya . Gina pun sepertinya memikirkan perkataan Yudha
” Baiklah aku akan makan. Tapi setelah itu kita harus langsung pulang. Dan lain kali saat kita ke luar rumah kamu harus mengenakan masker! ”
Kata Gina dengan nada suara ketus
Yudha semakin mengernyitkan dahi dan geleng – geleng kepala dibuatnya
Mereka melanjutkan makan dengan tatapan orang yang iri melihat kemesraan keduanya..
” Lihatlah pasangan itu, mereka begitu serasi. Dan sang pria sangat memperhatikan wanitanya. Aku sungguh iri melihat mereka berdua ”
Kata seorang pengunjung
” Benar mereka begitu mesra sekali. Yang pria begitu tampan dan wanitanya begitu cantik. Sungguh pasangan yang cocok”
kata yang lainnya
” Sepertinya aku pernah melihat mereka?
Tapi dimana ya? Wajah mereka begitu tidak asing buatku? ”
” Entahlah, dari cara berpakaian mereka, sepertinya mereka bukan orang sembarangan! ”
” Kurasa juga begitu. Sudahlah kita selesaikan maian kita
Yudha dan Gina selesai dengan makan malam mereka. Meskipun Gina hanya makan sedikit karena nafsu makannya yang tiba – tiba hilang.
” Apa sudah selesai sayang? ”
Tanya Yudha lembut setelah dia membersihkan mulutnya dari sisa makanan. Gina hanya mengangguk perlahan
” Kita langsung pulang saja ya. Kamu pasti lelah! ”
Yudha berkata sambil menggandeng Gina meninggalkan restoran
“ach aku baru ingat! Kita belum memberitahukan keluarga kita perihal kehamilan mu. Mereka pasti akan sangat senang sekali mendengar kabar bahagia ini ”
Sambungnya lagi
” Kalau begitu kita berkunjung kerumah Utama akhir pekan ini, bagaimana? ”
Gina menoleh kepada Yudha dan bertanya
” Baiklah kita akan pulang. Untuk keluargamu,, kita telepon saja ya, aku. khawatir kalau kamu harus melakukan penerbangan kesana! ”
Yudha memasang wajah khawatir dan Gina mengangguk diiringi senyuman indah