Istri Manja Tuan Kusuma - Chapter 120 Kesedihan Yudha
Beberapa hari pun berlalu Gina sudah tidak pergi ke kantornya. Dia selalu ikut bersama dengan Yudha..
” Sayang, apa kamu lelah? Tidakkah sebaiknya kamu tinggal dirumah saja? Wajahmu pucat sekali. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu juga calon bayi kita! ”
Yudha memandang dengan khawatir pada sang istri yang sekarang ini tengah duduk disampingnya.
” Aku tidak apa. Aku hanya tidak ingin jauh – jauh darimu. Jika aku hanya dirumah saja. Itu berarti aku tidak bisa melihatmu pada siang hari ” Gina berkata dengan bibir cemberut dan sikap manjanya
” O iya sayang. Menurutmu apa ada sesuatu antara Nadia dan Jimny? Sepertinya aku melihat tatapan berbeda di mata Jimmy. Apa menurutmu dia menyukai Nadia? ” Gina menopang dagu dengan sebelah tangan dan menoleh pada sang suami
” Entahlah, jika itu benar ku harap mereka bisa menemukan kebahagiaan mereka ” Yudha mengangkat bahu dan bagian bawah bibirnya secara bersamaan
” Ku harap juga seperti itu. Tapi Jimmy masih memiliki sebuah masalah. Dia masih belum bisa mengambil kembali perusahaan dan segala kekayaan yang diambil oleh pamannya. Apakah kita harus membantunya? ”
Yudha hanya tersenyum santai menanggapi pertanyaan sang istri. Kemudian dia berkata ” Biarkan dulu saja. Nanti baru kita bantu dia. Sekarang aku ingin kamu fokus pada kehamilan mu, jaga diri mu juga calon bayi kita. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada kalian! ” Gina mengangguk dan tersenyum
” Hari ini kita akan pulang ke rumah utama. Kamu tidak lupa kan sayang? ”
” Tentu aku tidak lupa sayang! ”
————-
Yudha dan Gina sudah tiba dirumah utama
” Kakek, nenek, bagaimana keadaan kalian? Apa kalian baik – baik saja? ”
Gina menyapa kakek dan nenek Yudha dengan hormat
” Kami baik – baik saja nak. Bagaimana dengan mu dan calon cicit kami? ” Julia memeluk Gina penuh kasih sayang, lalu mengelus lembut perut Gina
” Aku baik nek. Dimana kakek? Apa dia pergi memancing? ”
” Aku disini cucuku!
Apalah dayaku ini yang tidak memiliki teman memancing. Teman – temanku bisa menghabiskan waktu mereka bersama cucu atau cicitnya. Sedangkan aku, cucuku satu – satunya ini super sibuk, tapi tidak akan lama lagi ada cicitku yang akan aku ajak main. hahaha! ”
Mereka pun tertawa meskipun candaan kakek Wijaya tidak ada yang lucu sama sekali.
” Sudahlah ayo masuk. Yudha bawa istrimu ke kamar terlebih dahulu. Nanti akan nenek panggil saat makan malam sudah siap! ”
Yudha mengangguk dan menggandeng Gina ka kamar mereka
” Sayang, apa kamu sakit?
Kenapa wajahmu begitu pucat? ”
Gina memegang rahang sangsuami dan memperhatikan wajahnya yang pucat
” Tidak ada. Besok pagi, temani aku ke suatu tempat ya! ” Gina mengangguk mengiyakan ajakan sang suami. Entah apa yang terjadi wajah Yudha terlihat muram.
Keluarga ini pun makan bersama dengan suasana yang begitu hangat. Meskipun begitu kakek Wijaya memperhatikan wajah cucunya yang muram.
” Yudh, nanti datang ke ruang kerja kakek sebentar ya. Ada yang ingin kakek bahas denganmu! ”
” Baiklah kek! ”
Yudha pun bergegas ke ruang kakeknya setelah makan malam. ” Kek ”
Dia langsung masuk keruang kakeknya tanpa mengetuk pintu ” Masuklah ” kata sang kakek ketika melihat sang cucu yang muncul daro balik pintu
” Kemarilah, duduklah disini ”
sang kakek menepuk sofa yang ada di sebelahnya, mengisyaratkan agar cucunya duduk disana
” Ada apa kakek memintaku kemari! ”
” Tidak ada, kakek hanya khawatir padamu, melihat wajahmu yang pucat dan muram seperti itu! Apakah kamu tidak apa – apa? ”
Wajah sang kake terlihat cemas dan suaranya terdengar begitu khawatir.
” Aku baik – baik saja kek. Kakek tidak perlu khawatir! ” Yudha menyunggingkan senyum yang seakan dipaksakan
” Aku kembali ke kamar dulu kek. Gina nanti mencariku kalau terlalu lama meninggalkannya ” Yudha bangkit dari duduknya dan beranjak dari ruang kerja sang kakek. Hingga suara sang kakek menghentikan langkahnya
” Kejadian itu sudah lama. Kamu harus bisa melupakan itu! ”
” Bagaimana aku bisa melupakannya kek? Semua itu terjadi karena kesalahanku. Jika saja aku tidak memaksa mereka untuk membawaku pergi waktu itu.,,, mungkin semua tidak akan terjadi dan mereka masih tetap bersama kita disini! ” Yudha hanya menoleh tanpa membalikkan badan.
Suaranya terdengar begitu getir. Tatapannya yang biasa dingin kini terlihat begitu sedih.