Istri Manja Tuan Kusuma - Chapter 126 Nadia, menikahlah denganku!
Beberapa saat kemudian
” Apakah kamu sudah merasa lebih baik? ” Tanya Jimmy kepada Nadia sambil menyerahkan segelas teh kepadanya
” Iya, terimakasih. Maaf membuat kemejamu basah karena air mataku! Sebaiknya kita membeli kemeja dulu untukmu ganti. Tidak bagus jika kamu harus kembali ke kantor dengan kemeja basah dan kusut itu” Nadia tertunduk sambil menatap gelas ditangannya
” Tidak apa. Aku bersedia menjadikan bahu ini sebagai sandaran dalam setiap kesedihan mu dan dada ini sebagai tempat berlindung untuk mu! “Jimmy memberikan senyum terindahnya saat Nadia menatapnya
” Sudahlah, ayo kita kembali ke kantor! ” Nadia bangkit dan hendak beranjak pergi sebelum tangan Jimmy meraihnya dan menahannya pergi
” Nadia, aku serius dengan apa yang aku katakan. Aku ingin jadi pelindungmu selain kakak mu. Aku ingin selalu berada di sisimu dan menemani mu! ”
Mata Nadia kembali berkaca – kaca
” Jangan main – main. Ayo cepat pergi! ”
Nadia berusaha mengalihkan perhatian Jimmy
” Aku serius Nadia! ”
Tak ada senyum dan candaan lagi di wajah Jimmy. Hanya keseriusan yang terlihat di wajahnya
” Jimmy, kamu sudah tahu aku, bahkan sudah ku ceritakan masa laluku. Bagaimana kamu bisa tetap ingin bersama denganku? “Nadia memicingkan mata tak percaya degan perkataan Jimmy
” Memang apa salahnya jika aku ingin bersama denganmu? ” Pandangan mata Jimmy sangat tajam. Dia terlihat begitu serius dan tegas
” Itu hanya bagian dari masa lalu kamu, dan aku ingin jadi bagian dari masa depanmu ”
Lanjut Jimmy mencoba meyakinkan Nadia.
” Tapi,,, aku,, aku,,, ” Nadia terbata – bata, mencoba mengatakan sesuatu. namun dengan cepat Jimmy memotong perkataannya
” Nadia, aku benar – benar tulus ingin bersama denganmu. Aku selalu memperhatikan mu. Dan ini adalah kesempatan untukku mengutarakan semuanya ” Perkataan Jimmy yang lembut disertai senyuman yang begitu manis membuat Nadia terpesona
” Aku tidak pantas untukmu. Kamu tahu masa laluku. Dan kamu seharusnya mendapatkan pendamping yang lebih baik dariku! ”
Nadia tertunduk dengan tetesan air mata saat mengatakannya. Jimmy hanya tersenyum kemudian merangkuh kedua pipi Nadia agar dia bisa menatapnya
” Sudah ku katakan sebelumnya padamu. Aku ingin jadi bagian masa depanmu yang indah. Bukan jadi bagian masa lalumu yang menyedihkan “Jimmy tersenyum dan menghapus air mata yang membasahi pipi gadis cantik pujaan hatinya itu.
Nadia menatap haru pria di dihadapannya. Jimmy meraihnya ke dalam pelukannya. Membisikkan kata yang tidak dapat dipercaya oleh Nadia
” Nadia, menikahkah denganku! ”
Nadia terkejut dan dia melepaskan pelukan Jimmy, menatap wajahnya. Seakan ingin memastikan kata – kata yang baru saja di dengarnya
” Menikahlah dengan ku Nadia. Kita bangun rumah tangga kita yang bahagia ”
Senyuman dan perkataan Jimmy terdengar begitu tulus
” Tapi kita belum mengetahui kepribadian satu sama lain. Kita hanya rekan kerja sebelumnya ” Nadia berusaha menolak ajakan Jimmy. Paling tidak, menunggu sampai mereka lebih saling mengenal satu sama lain
” Kita bisa melakukannya setelah kita menikah. Asalkan kita saling percaya, aku yakin semua akan baik – baik saja. Apa kamu tidak percaya padaku? ”
Jimmy berusaha meyakinkan Nadia
” Bukan itu. Hanya saja,,, ”
Jimmy mengangkat kedua alisnya menunggu perkataan Nadia
” Hanya saja apa? ” Jimmy mengangkat dagu Nadia agar menatapnya
” Hanya saja,, kita harus meminta restu dan izin dari kakak ku. Hanya dia yang aku miliki di dunia ini sekarang. Jika dia mengizinkan kita menikah, maka aku akan setuju. Tapi jika dia juga tidak memberikan izin untuk kita menikah. Aku pun tidak akan menikah denganmu ”
” Hanya itu yang kamu khawatirkan? Aku pasti akan mendapatkan restu dari calon kakak iparku! ” Jimmy berkata dengan penuh keyakinan dan senyumanpun tersungging di wajah tampannya.
” Ayo kita kembali ke kantor! ”
Jimmy mengulurkan tangannya agar Nadia mau berjalan bersama dengannya. Nadia pun menatap Jimmy dan meraih tangan itu. mereka saling bergandengan menuju ke kantor
Entah dari mana datangnya keberanian Jimmy hari ini. Dia yang biasanya hanya berani memandang Nadia secara diam – diam, tiba – tiba mengungkapkan isi hati terdalamnya.
Yang dirasakan olehnya hari ini hanyalah ingin melihat senyum diwajah Nadia. Dia tidak rela melihat air mata menetes sedikitpun membasahi wajah cantiknya. Meskipun dia telah ternoda, itu tidak jadi penghalang untuk dia mendapatkan cinta dari wanita pujaan hatinya.
Dan dia berjanji dalam hatinya, untuk terus membahagiakan wanita yang di sayanginya hingga akhir hayatnya.
Selanjutnya dia harus bisa menaklukkan hati sang calon kakak ipar.