Istri Manja Tuan Kusuma - Chapter 128 Biarkan mereka bermain
Selama kehamilannya, Gina tidak pernah ingin jauh dari sang suami. Bahkan dia selalu ikut menemani sang suami ke kantor. Dia akan menunggu di sofa diruangan Yudha, sambil melihat majalah atau melihat laporan dari perusahaannya yang diberikan oleh Nadia.
Tok tok tok
” Masuk ”
Yudha mempersilakan masuk tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen yang sedang ia pegang.
Terlihat Nadia dan Jimmy yang muncul dari balik pintu dengan membawa dokumen untuk Gina
” Permisi tuan, nona ”
Gina mengalihkan pandangannya dari majalah dan menatap kedua orang itu
Dia merasakan ada yang berbeda diantara keduanya. ” Sepertinya kalian berdua sedang berbahagia? Apa ada suatu kabar yang baik? “Gina tersenyum sambil mengesap teh miliknya
” Tidak ada apa – apa ” Nadia terlihat malu dan wajahnya memerah
” Benarkah? “Gina memicingkan mata menatap mereka berdua dengan curiga
” Kami ingin melangsungkan pernikahan kami secepatnya! ”
Pernyataan Jimmy membuat Nadia tersipu malu dan tertunduk. Wajahnya saat ini begitu merah bagaikan tomat
” Itu adalah berita bagus. Tapi Jimmy, bukankah kamu memiliki urusan yang belum terselesaikan dengan paman dan bibimu? ” Gina mengangkat sedikit sebelah ujung bibirnya. Membentuk sebuah senyuman dengan tatapan mata yang dingin
” Aku akan mulai membuat perhitungan dengan mereka secara perlahan. Aku telah menggunakan akun rahasia untuk membeli saham mereka secara perlahan. Jika waktunya tiba, aku akan berkunjung secara pribadi untuk menyapa paman dan bibiku ” Ada sebuah senyuman licik yang terlihat di wajah tampan Jimmy
” Baguslah kalau begitu. Kamu harus mengambil kembali apa yang menjadi hak mu! ” Gina begitu terlihat tenang.
Auranya begitu terlihat setelah dia hamil. Dia tetap cantik meskipun sekarang perutnya sudah mulai membesar. Yudha mendekat ke arah mereka yang sedang berbincang, kemudian dia duduk disebelah Gina dan memberikan vitamin juga segelas air putih untuknya.
Sungguh pemandangan yang begitu indah. Nadia terus menatap pasangan itu. Matanya berbinar seolah iri dan ingin menjadi seperti pasangan ini.
Jimmy menatapnya dan mendekatkan mulutnya di samping telinga Nadia, kemudian berbisik ” Kita juga bisa menjadi pasangan yang saling menjaga dan memanjakan seperti mereka. Kamu tidak perlu iri, karena aku juga akan memperlakukan mu dengan sangat baik ”
Suaranya terdengar begitu lembut dan nyaman ditelinga. Nadia menatap Jimmy dengan penuh kasih, mereka pun saling menatap dan melempar senyum..
” Ehem,, ehem,, ”
Deheman Gina sontak membuat sejoli itu terkejut
” Aku sudah menyelidiki perusahaan yang dikelola oleh pamanmu. Menurut informasi yang ku dapat, perusahaan itu sedang mengalami penurunan karena sepupumu tidak becus mengelola perusahaan. Dia hanya bisa main perempuan dan berfoya – foya saja ”
” Ini kesempatan mu untuk bisa membeli saham perusahaan sebanyak – banyaknya dan memberikan mereka kejutan setelah sekian lama kalian tidak bertemu ”
Yudha dengan tenang memberi tahu Jimmy sambil berjalan kembali ke kursi kerjanya
” Terimakasih tuan. Saya akan lakukan yang terbaik. Saya yakin bisa mengambil alih kembali perusahaan itu! ”
Setelah beberapa lama Nadia dan Jimmy meninggalkan kantor Yudha
” Sayang. apakah kamu merencanakan sesuatu pada perusahaan Jimmy? ”
Gina mendekati Yudha dan berdiri di sebelahnya..
Yudha dengan lembut mengelus perut Gina yang sudah terlihat membesar
” Tidak, biarkan itu untuk mereka bermain. Kita hanya akan menjadi penonton saja. Jika mereka mengusik ketenangan kita, barulah aku akan ikut bermain dengan permainan mereka ”
” Bukankah kamu mengatakan kalau keluarga itu begitu licik? ”
” Aku yakin mereka berdua bisa mengatasinya. Dan dari yang kulihat, Nadia sudah cukup belajar dari mu, sayang! ”
Yudha begitu menikmati saat dia mengelus lembut perut Gina. Gina pun tidak keberatan dengan apa yang suaminya lakukan
” Benarkah begitu ” Gina menganggukkan kepala beberapa kali seperti sedang berfikir. Hingga dia teringat satu hal ” O iya Sayang, kapan renovasi kamar untuk bayi kita selesai? aku tidak sabar untuk melihatnya! ” Gina meletakkan tangannya di pundak sang suami
” Tidak lama lagi akan selesai. Tunggu saja. Nanti kita akan pergi belanja perlengkapan bayi yang dibutuhkan ” Yudha menatap Gina dan memberi senyuman yang begitu lembut
” Baiklah! ” Senyum Gina merekah, dia terlihat begitu senang