Istri Manja Tuan Kusuma - Chapter 140 Dasar buaya darat
Nadia dan Risti pergi ke kota C hari ini. mereka akan melakukan kunjungan ke perusahaan Dinata.
” Mba hari ini apa agenda kita kesana? Apa kita hanya melakukan kunjungan saja? Tidak ada rencana khusus yang lainnya? ”
Nadia menoleh dan tersenyum mendengar pertanyaan Risti
” Kita hanya melakukan kunjungan dan mengamati perusahaan itu. Belum tiba waktunya untuk mulai bermain. Jadi bersabarlah! ”
” Bukan begitu mba, aku hanya tidak bisa membayangkan dengan apa yang telah mereka lakukan pada mas Jimmy. Bisa – bisanya mereka memfitnah dan merebut harta milik saudaranya sendiri. Apalagi itu keponakan yang mereka rawat dari kecil. Apakah mereka membesarkannya tanpa rasa kasih sayang? ”
Risti mendengus kesal
” Sudahlah,, mereka pasti membayar semuanya! ”
Risti dan Nadia pun tiba di perusahaan Dinata. Mereka langsung menuju meja resepsionis. “Selamat siang mba. Saya memiliki janji dengan pak Jodi Dinata! ”
Nadia dengan sopan berbicara pada resepsionis wanita
” Iya, selamat siang. Mohon tunggu sebentar! ” Setelah resepsionis tersebut memberi tahu Jodi dan mendapatkan izin barulah Nadia di izinkan naik ke ruang rapat
” Silakan naik ke lanyai 2 bu Nadia. Pak Jodi dan yang lainnya telah menunggu di ruang rapat ”
” Terimakasih! “Nadia dan Risti tersenyum sambil meninggalkan resepsionis tersebut menuju ke lantai 2 yang di maksud tadi
Diruang rapat telah menunggu semua jajaran direksi perusahaan. Mulai dari wakil direktur hingga pejabat tertinggi. Semua dikumpulkan untuk rapat kali ini. Guna memperkenalkan investor baru di perusahaan.
Suasana ruang meeting masih riuh oleh para pejabat perusahaan yang hadir. Hingga suara ketukan pintu membuat semua terdiam
Tok tok tok
Ceklek
Semua mata teruju pada sosok Nadia yang datang ditemani Risti. Mereka menatap kagum dan terpesona oleh kecantikan Nadia
” Selamat siang semuanya. Maaf karena kami membuat kalian semua menunggu! ”
Nadia berjalan masuk dengan percaya diri dan elegan, disertai senyuman manis di bibirnya
” Selamat siang nona Nadia. Saya Julian Dinata, Direktur utama perusahaan Dinata! ”
Julian menghampiri Nadia dan menjabat tangannya, sambil memperkenalkan diri
” Saya Nadia. Direktur pelaksana dari perusahaan Sanjaya! ”
Nadia begitu tenang dan penuh wibawa
” Bukankah anda direktur utamanya? ”
Julian mengernyitkan alis karena penasaran
” Bukan. Direktur kami tidak suka di ekspos, jadi aku yang mewakili atas perintahnya! ”
Dengan gelengan kepala perlahan dan cara bicara yang anggun Nadia terlihat begitu elegan
” Silahkan duduk. nona Nadia!
” Terimakasih ”
Nadia dan Risti pun duduk di kursi yang telah disediakan, tak jauh dari kursi direktur utama
Mereka pun mulai membahas semua pengaturan mengenai proyek yang akan mereka kerjakan.
” Saya mempunyai sebuah syarat untuk proyek ini. Semua keputusan harus bergantung pada kami. Kami yang akan mengambil kendali atas proyek kali ini! ”
Semua tercengang dan saling menatap satu sama lain
” Tapi nona, ini adalah proyek bersama jadi kita harus bekerja sama! ”
Kata salah seorang peserta rapat
” Memang benar, tapi proyek kalian yang sebelumnya selalu gagal. Dan saya tidak ingin perusahaan menanggung kerugian yang begitu besar, jadi kami akan mengambil kendali atas semuanya. Kami akan mengawasi setiap prosesnya! ”
Nadia begitu tenang dan yakin saat menyuarakan keinginannya
” Jika anda semua keberatan. Kita bisa membatalkan semuanya? ”
Suara Nadia terdengar begiti dingin namun ada senyum sinis di wajahnya.
Semua orang kembali saling menatap dan berunding satu sama lain
” Tidak nona. Kami setuju. Kami kana mengikuti pengaturan anda ”
” Bukan atas pengaturan saya. Tapi pemilik perusahaan Sanjaya ”
” Baiklah, nona! ”
Rapatpun di akhiri ketika jam makan siang. Jodi yang terus memperhatikan Nadia mendekatinya ketika sudah keluar dari ruang rapat.
” Permisi nona Nadia! ”
Langkah Nadia terhenti. dia berbalik menatap orang yang memanggilnya dengan wajah datar
” Oh, pak Jodi, apa ada sesuatu yang terlupakan? ” Nadia berkata dengan dingin kepadanya
” Bisakah kita makan siang bersama?
Saya ingin menjamu nona Nadia dan nona Risti selama ada disini ”
Jodi tersenyum manis. Sementara Risti dan Nadia saling menatap dak akhirnya setuju
” Baiklah, akan sangat tidak sopan jika saya menolak tawaran pak Jodi lagi ”
” Suatu kehormatan bagi saya ” Kata Jodi sambil mempersilakan Nadia dan Risti berjalan duluan
” Dasar buaya darat. Dia masih saja berusaha mendekatiku! ” Batin Nadia disertai seringai di bibir manisnya