Istri Manja Tuan Kusuma - Chapter 170 Bonus episode
” Hai sayang.. Apa yang sedang kamu pikirkan? ”
Tanya Yudha kepada sang istri. dia juga sedang menggendong Jingga ditangannya.
” Tidak ada. Aku hanya memperhatikan Biru saja ”
Yudha menoleh ke arah Biru, dia sedang sibuk menonton televisi dan yang lebih mengherankan dia seperti mengerti tentang berita akan bisnis.
Yudha tersenyum melihatnya
“Sepertinya dia tertarik dengan bisnis. Lihatlah dia begitu fokus melihatnya ”
” Tapi dia masih kecil, aku ingin mereka menikmati masa mereka seperti anak – anak seusianya yang suka bermain ” Kata Gina yang masih terus memperhatikan Biru
” Sudahlah, biarkan saja. Aku akan membuatnya jadi pebisnis muda handal. Jika dia memang menyukainya ”
Yudha memberikan Jingga pada Gina dan menghampiri pangeran kecilnya
” Anak papi sedang apa? ” Yudha tersenyum sambil memegang kepala Biru, sehingga dia menoleh
” Nonton televisi pi. Papi sudah pulang? ”
Yudha hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala
” Apa kamu tertarik pada bisnis, Biru?
Mau papi ajarkan tentang bisnis? ”
Mata Biru terlihat berbinar mendengar tawaran Yudha
” Benarkah? Papi mau mengajariku caranya berbisnis? “Biru terlihat begitu antusias
Ya, bocah 5 tahun itu sepertinya menyukai bisnis. mungkin karena selalu menemani sang ayah saat bekerja dirumah. Atau entahlah, bagaimana bisa anak berusia 5 tahun mengerti akan bisnis
” Kenapa kamu sangat berminat pada bisnis? ” Tanya Yudha sambil mengernyitkan dahi
” Aku ingin punya bisnis besar kaya papi dan mami ” Jawabnya polos sambil tersenyum
” Nanti kan perusahaan papi akan jadi milik kamu dan Jingga ”
” Aku ingin belajar mengelolanya supaya semakin besar papi ”
” Hah, bocah 5 tahun sudah berfikir mengelola bisnis supaya menjadi semakin besar? ”
Pikir Yudha yang merasa heran
Gina hanya senyum – senyum saja melihat interaksi ayah dan anak itu. Dia tahu kalau kedua anaknya merupakan anak yang cerdas. Biru dan Jingga sudah fasih dalam mengoperasikan komputer dan internet. Gina yakin mereka bisa jadi pebisnis handal nantinya
5 tahun telah berselang setelah pesta pernikahan. Kini Biru dan Jingga sudah hampir berumur 5 tahun lebih. Biru mewarisi karakter sang ayah, tampan, tinggi, terlihat berwibara tapi bersikap dingin dan acuh tak acuh
Sedangkan Jingga dia terlihat cantik, elegan, tapi sifatnya juga dingin. Mereka adalah anak yang cerdas. Malah kecerdasannya bisa dibilang melebihi anak seusianya. IQ dan EQ mereka diatas rata – rata.
Biru sangat melindungi Jingga, mereka selalu bersama. Tapi tidak jarang anak perempuan berusaha mendekati Jingga, untuk bisa dekat dengan sang kakak.
” Jingga kita main yuk? Nanti ajak kakakmu juga untuk main bersama kita. Aku punya boneka baru ”
Kata salah satu teman sekolahnya
” Tidak, terimakasih! ”
Jawab Jingga datar sambil berlalu menuju kelas
” Ich sombong sekali. mentang – mentang anak orang kaya. Jadi sombong begitu ”
Jingga mendengarnya dan berbalik menatap anak itu
” Kamu pikir dengan kamu main bersama ku. Biru akan melihatmu dan tertarik padamu? huh jangan mimpi! ”
” Jingga kok kamu gitu sich? Kamu jahat! ”
” Aaach ” Bruk
Diapun akhirnya mendorong Jingga hingga jatuh dan dilihat oleh Biru
” Hei, berhenti mengganggu adikku! ”
Teriak Biru dari belakang mereka. Dia mendekat dan membantu Jingga bangun
” Kalian pikir, kalian ini siapa berani mengganggu adikku? ”
” Kami hanya,, hanya,,, ”
anak perempuan itu bicara terbata – bata
” Sudahlah kak, ayo kita pergi. Kau harus membelikan ku es krim! ”
” Kenapa aku yang harus membelikanmu? ”
Tanya Biru heran
” Anggap saja kau menghiburku karena salah satu penggemar mu menindasku lagi”
Jingga tersenyum manis merayu sang kakak
“Ach kau benar – benar menyebalkan. Kenapa kau hanya diam saja ketika dia mendorong mu? ” Biru terlihat kesal dan nada suaranya sedikit meninggi
” Tidak ada, aku hanya malas meladeni mereka. Penggemar mu itu sangat menyebalkan ”
” Sudahlah, ayo kita pulang. Mami sudah menunggu kita! ”
Selang berapa lama, mereka tiba si gerbang sekolah
” Hai mami! ”
Biru dan Jingga dengan serempak memanggil Gina dan melambaikan tangan ketika melihatnya di depan gerbang sekolah
” Hai sayang, bagaimana sekolah kalian? Ayo masuk ke dalam mobil! ”
kata Gina kepada Biru dan Jingga
” Membosankan. Anak perempuan disekolah selalu saja berusaha merayuku agar mendekatkan kakak pada mereka ” Keluh Jingga dan Gina hanya tersenyum saja
” Mami, apa papi ada dirumah? ”
Kata Biru antusias dan tidak mempedulikan keluhan adiknya
” Tidak ada, tapi papi akan segera pulang, memangnya kenapa sayang? ”
” Tidak ada. hanya saja aku memiliki sesuatu untuk dibahas dengan papi ”
” Apa itu? apa mami boleh tahu? ”
” Tidak, ini urusanku dengan papi “