Jenius Yang Nakal - Chapter 481
Dengan dipimpin oleh Alisya yang hanya terus terdiam sambil berjalan menuju ke arah konser, mereka semua berjalan mengikuti Alisya dengan menatap dengan bengis. Ryu masih terus melakukan panggilan kepada mereka, namun tetap saja tidak ada salah satu dari mereka yang menyadari panggilan darinya. Ryu merasa sangat khawatir kepada mereka semua. “Hei, lihat.. lihat… ada wanita cantik!” Seru beberapa pemuda yang sedang berdiri paling belakang menyadari kedatangan Alisya dan yang lainnya. Mereka semua terpaku menatap ke arah Karin dan Aurelia yang memang pada saat itu terlihat begitu mempesona. Alisya yang memakai kaca mata bulat tebal membuat dia tenggelam karena kecantikan mereka berdua. “Bukan hanya mereka, lihat yang di belakang mereka berdua. Mereka juga terlihat sangat cantik dan manis, terutama untuk wanita yang berhijab tersebut.” Tunjuk salah seorang dari mereka lagi kepada Yani. “Mereka mau kemana? Apa mereka juga akan menonton konser ini?” Beberapa dari mereka mulai memberikan jalan dan menyingkir dari hadapan Alisya. “Mereka semua cantik-cantik, meski satu wanita itu terlihat sedikit cupu, tapi dia terlihat manis.” Tambah yang lainnya yang memuji kecantikan Alisya. “Tapi sepertinya tiga orang itu dalam suasana hati yang buruk saat ini.” Tunjuk mereka pada Aurelia, Akiko dan Emi. Sedang Alisya hanya memperlihatkan ekspresinya yang datar. Mendengar komentar mereka semua, Alisya tiba-tiba berhenti dan tidak melanjutkan langkahnya. Dia terdiam beberapa saat tampak sedang memikirkan sesuatu. “Ada apa?” Tanya Karin kepada Alisya dengan ragu-ragu. Melihat Alisya masih terdiam dan tidak menjawabnya membuat Karin menatap kepada Ryu. Ryu menggeleng karena tidak mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh Alisya. “Ryu Kau tidak perlu lagi memberitahukan informasi mengenai kami mengetahui dimana keberadaan mereka saat ini.” Ucap Alisya yang ternyata telah mengetahui apa yang dilakukan oleh Ryu. Mendengar apa yang dikatakan oleh Alisya, jantung Ryu seolah berhenti berdetak secara tiba-tiba. Dengan menarik nafas dalam-dalam dan menelan air liurnya dengan susah payah, Ryu mengangguk-angguk dengan cepat. Aurelia menoleh kepada Ryu dengan tatapan tajam karena kesal pada Ryu yang sedang berkhianat kepada mereka. Ryu merasa serba salah saat ini. “Apa yang ingin kau lakukan sekarang, kenapa kita tidak melanjutkan lagi perjalanan kita dan hanya berhenti di belakang sini?” Tanya Aurelia penasaran kenapa Alisya malah berhenti di belakang kerumunan orang-orang tersebut. “Aku tahu cara yang pantas untuk menghukum mereka saat ini, bagaimana bisa mereka menonton konser disaat kita sudah berdandan dengan sangat baik demi mereka.” Alisya berkata dengan setengah berteriak karena keributan konser tersebut. “Benarkah? Apa yang ingin kau lakukan pada mereka?” Akiko bertanya dengan begitu antusias. “Lihat saja nanti, aku yakin kurang 10 menit dari sekarang mereka akan berada di hadapan kita.” Ucap Isa dengan tersenyum licik. “Sudah lama aku tidak melihat senyuman licik itu, sepertinya kali ini mereka benar-benar tamat.” karena merinding melihat senyuman Alisya yang sudah lama tidak pernah ia lihat sebelumnya. “Kenapa, memangnya ada apa jika dia tersenyum seperti itu?” Yani segera mendekati Karin menanyakan maksud dari perkataannya. “Alisya biasanya tersenyum seperti itu ketika dia mendapatkan suatu rencana yang sedikit licik. Dan itu akan bisa sedikit berbahaya tergantung tingkat kekesalan dan kemarahannya saat ini.” Jawab Karin mendekatkan diri keteringa Yani dan berbisik kepadanya. Ada banyak hal yang memang tidak diketahui oleh Yani mengenai Alisya. “Berikan ponselmu padaku!” Alisya segera meminta handphone milik Ryu. Dengan ragu-ragu, Ryu memberikan ponselnya dengan tangan yang bergetar. Meskipun sebenarnya dia memihak kepada Alisya, Ryu tetap tidak ingin menghancurkan Adith dan yang lainnya. “Bukankah menghubungi mereka akan percuma saja? Ryu kan sudah mencoba menghubungi mereka selama beberapa kali tadi.” Tanya Emi bingung karena Alisya mengambil handphone milik Ryu. “Kalian bisa lihat dua layar besar yang ada di sebelah kiri dan kanan panggung tersebut?” Tunjuk Alisya kepada panggung yang berada dua layar yang sekarang sedang menampilkan gambar bagian atas panggung dengan sangat jelas. “Ya, jangan bilang kalau yang sekarang kau lakukan adalah meretas kedua layar tersebut.” Feby seolah menyadari apa yang akan dilakukan oleh Alisya. “Tepat sekali. Aku akan mengambil rekaman layar saat mereka sedang menonton 4 orang wanita tersebut, dan menampilkan gambar kita di layar sebelahnya.” Terang Alisya sambil terus melakukan peretasan menggunakan handphone milik Ryu dengan menampilkan keyboard dan monitor hologram. Hal itu sebenarnya adalah sangat gampang dilakukan oleh Azura, namun karena dia telah menghancurkan chip dan alat komunikasinya saat marah sebelumnya, akhirnya dia terpaksa melakukan peretasannya sendiri secara manual. “Bukankah sudah kukatakan padamu kalau dia akan melakukan sesuatu yang menakutkan?” Karin menyenggol Yani memberitahukan dugaannya sebelumnya. “Dan sekarang dia memang sudah melakukan sesuatu yang menakutkan.” Tutup Aurelia takjub kepada Alisya. Yani memang sudah melihat performa Alisya selama di kantor, namun melihatnya melakukan hal seperti ini di luar kantor apalagi sampai meretas sistem dari acara penting seperti ini ini cukup membuat Yani sedikit takut juga takjub. “Aku ingin melihat bagaimana reaksi mereka mengetahui kalau kita sedang melihat mereka yang sedang menonton konser.” Emi semakin geram mengingat kalau Beni juga berada di antara mereka. Emi tak percaya kalau Deni, malah ikut terjun dalam keramaian tersebut di saat dirinya juga yang merupakan seorang artis papan atas yang bisa saja mendapatkan masalah dengan media. Tidak butuh waktu lama bagi Alisya berhasil untuk meretas layar tersebut, tepat saat itu wajah Adith dan yang lainnya terpampang dengan sangat jelas di layar sebelah kiri serta wajah Aurelia dan yang lainnya berada di sebelah kanan. “Ummm… Yog, sepertinya kita sedang dalam masalah besar saat ini.” Adith segera menarik kerah Yogi untuk memperlihatkan layar besar yang sedang menampilkan wajah mereka. “Oh.. jangan khawatir! Itu hanya sorotan kamera saja yang tidak sengaja mengarah pada wajah kita.” Jawab Yogi cuek dengan terus memandang ke atas panggung. “Lihat yang kananmu, aku yakin sekarang kau tidak akan bernafas lagi.” Tunjuk Rinto pada bagian kanan layar yang langsung membuat Yogi terperanjat kaget. Aurelia melambai dengan senyuman menakutkan. Hal yang sama di perlihatkan oleh Akiko dan juga Emi, sedang Alisya hanya mengarahkan telunjuknya ke arah layar sebelah kiri. Mereka dengan begitu menurutnya kembali menoleh ke arah layar tersebut, dan melihat sebuah animasi tiang gantungan dengan wajah mereka serta bom waktu 30 detik. “Uwaaaahhhh….” Teriakan Yogi cukup besar mengalahkan suara empat orang wanita tersebut yang sedang berbincang-bincang untuk menampilkan lagu selanjutnya. Melihat situasi tersebut, Elvian dan Rafli langsung berwajah sangat pucat.