Jenius Yang Nakal - Chapter 499
Beberapa saat kemudian, Yogi dan Karin yang menyamar sebagai pengunjung Bar tersebut tiba dengan gaya mereka yang terlihat santai dengan Yogi yang memakai kemeja bermotif polkadot kecil berwarna putih dan ditambahkan dengan jacket levis berwarna biru dan kacamata hitam. Celana Jeans berwarna hitam dengan tali pinggang berwarna coklat serta sepatu pantofel hitam menambah kesan kalau dia adalah pengunjung setia tempat tersebut. Sedangkan untuk Karin, dia memakai mini dres yang ditambahkan dengan hotpants berwarna hitam sepaha membuatnya terlihat cukup seksi. “Mereka berdua sudah tiba.” Ucap Elvian memanggil Alisya yang sedang memeriksa data yang lainnya. “Sepertinya ada sedikit kendala melihat dari cara mereka berbicara.” Alisya melihat ekspresi para penjaga yang seolah mengetahui bahwa kedua orang tersebut sedikit asing bagi mereka. “Maaf, tunjukan identitas kalian ketika memasuki tempat ini. Sepertinya kami baru pertama kali melihat kalian di sekitar sini.” Salah satu penjaga bersikap seolah mengetahui mereka yang bukan merupakan pelanggan tetap mereka. “Kami memang baru mengunjungi tempat ini beberapa waktu lalu dan jarang kemari karena sibuk terhadap beberapa hal, tapi itu bukan berarti kalau kau bisa menghentikanku dengan sangat tidak sopan seperti ini.” Terang Yogi dengan suara tegas dan terdengar kesal. “Maaf, tapi peraturan tetaplah peraturan, kami hanya menjalankan peraturan yang ada disini. Jika kalian tidak bisa menunjukkan kartu identitas tersebut, maka kalian tidak bisa masuk ke dalam tempat ini.” Bantah salah seorang penjaga yang lainnya. “Kau tau kalau apa yang kau lakukan saat ini ada sebuah kesalahan?” Tatap Yogi dengan sangat tajam. “Saya akan bersedia menanggung kesalahan tersebut.” Ucap sang penjaga dengan penuh keyakinan. “Huffft sayang buat apa kamu berdebat terus, berikan kartumu padanya dan berikan pelajaran yang setimpal kepadanya. Aku sudah bosan menunggu di sini, kapan kita akan masuk?” Suara Karin yang merajuk terdengar sangat manja dan seksi. “Sabar sayang, aku akan segera buat mereka menyesal karena sudah bersikap tidak sopan padaku.” Terang Yogi menatap dengan sangat tajam. Kartu identitas yang di maksudkan oleh mereka bukanlah KTP untuk mengkonfirmasi identitas mereka, melainkan kartu member yang dapat membuktikan bahwa Yogi memang benar adalah pelanggan tetap yang ada pada wilayah mereka. Kartu tersebut adalah kartu khusus yang hanya diberikan oleh beberapa orang yang bisa dikatakan sebagai tamu penting mereka dengan beberapa tingkatan kode yang diberikan pada kartu tersebut. “Apa dengan ini kalian bisa percaya?” Terang Yogi mengeluarkan kartu member Gold bergambar serigala hitam yang langsung membuat mereka semua tertunduk takut. Serigala hitam merupakan kode organisasi yang diberikan oleh Ryu sebagai bagian dari anggota elit Yakuza. “Maaf atas kelancangan kami semua, kami memang berhak mendapatkan hukuman atas keteledoran kami.” Mereka segera menunduk dengan cepat meminta maaf. “Bukkkk bukkkk bukkk…” Yogi menghantam mereka dengan begitu bengis. “Sayang, kau sudah cukup mengotori tanganmu. Sebaiknya kita masuk saja dan tidak usah memperdulikan mereka.” Panggil Karin agar mereka segera masuk ke dalam Bar. Jika mereka terus berada di sana tentu akan sangat membuat mereka berada dalam keadaan yang genting karena mungkin saja akan ada salah seorang dari tamu yang datang mengenali Yogi yang notabene nya adalah sekertaris Adith yang sangat terkenal. Akan tetapi apa yang dilakukan oleh Yogi adalah suatu keharusan. Hal tersebut dikarenakan siapapun yang memasuki tempat itu adalah orang-orang yang memiliki tempramen buruk dan jika Yogi hanya akan membiarkan mereka begitu saja tanpa melakukan sesuatu, maka mereka akan curiga. “Kartu yang diberikan oleh Ryu ternyata pada akhirnya harus mereka gunakan untuk bisa memasuki tempat tersebut. Tak ku sangka kalau kartu elite tersebut dapat diketahui oleh mereka. Itu artinya beberapa dari bawahan Ryu merupakan salah satu pengunjung tempat tersebut.” Gumam Alisya sembari terus memperhatikan mereka dengan sangat serius. Yogi dan Karin segera masuk kedalam Bar dengan Yogi yang merangkul pinggang Karin dengan begitu erat. “Bbzzzttt” sebuah alat komunikasi yang terpasang di kedua telinga Yogi dan Karin tiba-tiba terputus. “Sepertinya di pintu masuk itu terdapat sebuah medan energi yang akan secara otomatis merusak alat komunikasi yang digunakan oleh para tamu.” Jelas Yogi langsung ketika merasa alat komunikasi tiba-tiba terputus. Karin segera memeriksa alat komunikasi yang digunakannya dan tepat seperti yang dikatakan oleh Yogi, alat komunikasi mereka memang benar-benar terputus namun bukan berarti alat komunikasi tersebut mengalami rusak permanen. “Itu artinya tempat ini benar-benar sengaja membuat tamu-tamunya untuk tidak melakukan kontak dengan dunia luar. Ini seperti sebuah perangkap bagi kita.” Ucap Karin sembari terus masuk kedalam Bar. “Tuan, silahkan ikut saya ke arah sini.” Panggil salah seorang pelayan Bar menuju sebuah ruang dimana disana terdapat satu rak bir mewah yang berjejer dengan begitu rapinya. “Silahkan tuan!” Tunjuk pelayan tersebut kepada Yogi dan Karin. Yogi dan Karin tak menyangka kalau mereka akan dibawa ke tempat tersebut dimana mereka ditunjukkan sebuah rak bir yang sangat besar dan mewah. Keduanya kebingungan namun mencoba untuk bersikap santai. Yogi dengan segera melakukan pengamatan pada tempat tersebut dan tak ingin membuang-buang waktu agar tidak membuat curiga pelayan yang sedang berada di sebelahnya. “Sekarang persiapkan dirimu karena kau akan melihat syurga yang sebenarnya. Apa kau sudah siap?” Tanya Yogi memberi kode kepada Karin untuk dia segera mengulur sedikit waktu untuknya. Disaat Karin sedang mencoba menaik turunkan nafasnya, Karin terus melirik ke wajah Yogi untuk memastikan jika dia sudah mendapatkan solusinya, dan ketika melihat senyuman Yogi pada tarikan nafas kedua, dia mempercepat tarikan nafasnya yang ketiga. “Oke aku sudah siap! Aku sudah tidak sabar untuk menantikan saat ini.” Terang Karin yang langsung membuat pelayan tersebut tertawa pelan. “Silahkan masuk tuan!” Ucapnya sekali lagi yang langsung menguatkan dugaan Yogi. Yogi segera memegang sebuah botol bir yang terlihat mewah dan menundukkannya serta memutarnya. Sebuah pintu segera terbuka dengan sangat lebar. Ketika mereka masuk di dalam Bar tersebut, Yogi dan Karin segera membelalakan matanya melihat semua pemandangan yang tak biasa tersebut. Dugaan Yogi mengenai surga yang sebenarnya ternyata sangat tepat untuk menggambarkan sisi gelap dari Bar yang sedang mereka masuki tersebut. Tempat itu tidak seperti yang mereka bayangkan dimana Jati dan Rinto tidak mengetahui mengenai keberadaan ruang itu sehingga tidak ada kamera pengintai yang dapat mereka letakkan disana. “Harus aku akui, apa yang kamu katakan benar-benar menggambarkan jati diri tempat ini.” Karin sedikit memalingkan wajahnya ketika melihat situasi yang ada di dalam Bar tersebut. Bagi mereka yang menyukai dunia malam yang penuh dengan kegelapan dan maksiat, tempat itu adalah surganya malam.