Jenius Yang Nakal - Chapter 501
Adith dan yang lainnya telah kembali ke ruang basement dan berkumpul dengan yang lainnya. Jati dan Rinto serta Aurelia juga sudah berada di tempat tersebut. Mereka terdiam sembari terus memandang ke arah handphone mereka dimana Yogi telah berhasil mengirimkan foto Adith yang sedang berpose dengan berbagai gaya seksi saat memakai pakaian wanita yang cukup seksi.
“Pufftt…” Yogi yang masih terlihat berusaha menahan tawanya ketika mengingat apa yang terjadi sebelumnya menjadi sakit kepala dengan wajah yang memerah kelam.
“Tidak usah menahan diri, kepala dan leher kalian akan sakit jika menahannya.” Ucap Adith dengan santai sembari memandang Alisya juga yang menahan senyumnya sebisa mungkin.
“Ah.. Aku tidak tahan lagi, bagaimana mungkin kalian merekam hal ini. Apa yang harus aku lakukan dengan rekaman ini jika di lihat oleh perempuan lain suatu saat nanti?” keluh Rendy dengan memijit kepalanya karena tak menyangka kalau bukti penyamaran spektakuernya direkam oleh Alisya.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Rendy membuat mereka semua tertawa dengan terbahak-bahak. Aurelia dan Karin serta Alisya dan yang lainnya pun tak dapat menahan tawa mereka. Begitupula dengan professor Ahmad yang memilih untuk melepaskannya karena sudah merasakan tekanan yang cukup kuat di perutnya.
“Melihat kalian sangat menikmatinya, berarti tidak sia-sia aku berarti tidak sia-sia aku menyamar seperti itu. Tadi cukup menyenangkan, tapi pada akhirnya kita tidak berhasil mendapatkan apa-apa disana.” Jelas Adith merasa Bahagia ketika melihat Alisya tertawa dengan begitu lepas setelah sekian lama.
Mereka berusaha menenangkan diri setelah melihat foto dan rekaman tersebut. Mereka mengingat misi mereka yang gagal kali ini namun mendapatkan cukup banyak hal untuk bersenang-senang dan mereka tidak menyesali hal tersebut.
“Kami hanya menemukan kalau disana mereka melakukan perdagangan narkoba secara bebas dengan jumlah yang banyak. Jenis narkoba yang mereka gunakan juga adalah jenis yang memiliki efek sakau yang sangat tinggi dan tentu saja kalian sudah melihat apa yang di lakukan oleh wanita-wanita disana bukan?” tanya Jati kepada mereka semua yang sudah menyaksikan apa yang sudah terjadi.
“Ya, wanita disana terlihat bergerak dengan tak terkendali. Pikiran mereka seolah menghilang dan hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja. Mereka berdansa dengan Gerakan yang benar-benar seolah sedang berada di dimensi yang berbeda.” Ucap Karin masih merinding ketika mengingat semua hal sebelumnya.
“Apa yang kalian lihat belum seberapa, karena sebenarnya selain menjadi hiburan para laki-laki hidung belang yang masuk kedalam Bar tersebut, mereka juga mengadakan pesta seks dengan berbagai gender dalam satu tempat yang sama. Entah itu berlawanan jenis, maupun sesama jenis.” Jelas Rinto merasa mual ketika mengingat apa yang tidak sengaja mereka dapatkan.
“Negara ini semakin busuk dan kacau saja dari dalam. Bagaimana mungkin hal ini tidak tercium oleh pemerintah dan dibiarkan bebas untuk melakukannya. Apa hukum di negara ini sudah tidak berlaku lagi sampai semua hal ini seolah di anggap biasa oleh sebagian orang.” Ucap Aurelia dengan suara yang terdengar miris mengingat dirinya juga yang merupakan seorang perempuan.
“Fakta yang mengejutkan adalah semua wanita yang masuk kedalam tempat itu bukanlah karena penjual belian wanita atau hal lainnya yang secara paksa, melainkan secara suka rela. Baik untuk mendapatkan uang, kesenangan, ataupun juga untuk membayar utang keluarganya.” Ryu memberikan data hasil curiannya yang sempat ia dapatkan sewaktu berada dalam pertemuan mereka.
“Hal tersebutlah yang membuat pekerjaan mereka tampak bersih, selain karena hal tersebut mendatangkan semua orang secara suka rela kemudian terjebak dalam kesenangan tersebut, mereka juga tidak punya pilihan lain demi menyelamatkan keluarga mereka. Pilihan berat tersebut pada akhirnya juga telah membuat mereka terlena dengan semua kesenangan itu.” Jelas Alisya yang bisa melihat beberapa dari mereka masih terbilang belia namun seolah tampak menikmati kegiatan yang sedang mereka lakukan.
“Bukan hanya gagal dalam mendapatkan informasi mengenai Black Falcon, kita juga tidak bisa berbuat banyak meski sudah mengetahui semua hal yang terjadi di dalam sana.” Rafli mengepalkan tangannya mengingat semua hal yang terjadi disana.
“Aku merasa berat menerima kenyataan kalau kita hanya terdiam saja setelah menyaksiakan semua itu. Bagaimana jika suatu saat nanti orang-orang yang kita sayangi akan terjebak didalam sana meski karena keinginan mereka sendiri dan terlihat mabuk dengan segala kesenangan itu, apa kita juga akan berdiam diri seperti ini?” Rinto menunjukkan pertanyaanya kepada mereka semua dengan menunduk dalam memikirkan banyak kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi di kemudian hari.
“Untuk masalah itu, kalian tidak perlu khawatir sebab aku sudah mengirimkan data kepada kepolisian pusat mengenai semua hal yang terjadi disana, tentu saja dengan meretas system keamanan mereka. Kita bisa menyerahkan hal tersebut kepada mereka semua.” Tegas Adith dengan tersenyum sembari menampilkan Azura yang sudah hampir mencapai angka 95 % untuk pemasukan data.
Mereka semua tercengang dengan cara kerja Adith yang begitu cepat. Dia seolah-olah tak punya pilihan dan bersikap tenang namun tenyata dia sudah berhasil menemukan solusi dengan caranya sendiri. Tentu saja hal tersebut hanya bisa dilakukan oleh Adith sendiri, selain karena dia dapat dengan mudah untuk meretas masuk, dia juga bisa pergi dengan mudah tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.
“Kau memang selalu menakutkan. Dengan sifat tenang kalian berdua itu.” Tatap Yogi kepada Adith dan Alisya secara bergantian.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Yogi, membuat Karin dengan cepat menoleh kepada Alisya dengan pandangan menyelidik. Dia yakin kalau Alisya juga sudah melakukan sesuatu dengan sikap tenangnya tersebut mengingat kalau dia adalah tipe orang yang tidak akan tinggal diam melihat hal seperti itu.
“Tenang saja, kita hanya perlu menunggu apa yang akan terjadi nanti. Mari berharap kalau negara ini masih memiliki hati Nurani ketika melihat semua ini dengan tak memandang siapa orang-orang yang sudah berada disana, karena jika tidak maka serangan berikutnya akan kita lancarkan kembali. Dan kalian tentu tau apa yang paling menakutkan dari hukum yang terkadang hanya diam melihat semua ini.” Pancing Alisya kepada mereka semua dengan tersenyum licik.
“Media masa!” jawab mereka kompak dengan mata yang membelalak.
“Jadi karena itu kau menyuruhku untuk membuat sejenis virus komputer yang akan menyebar secara langsung ketika mereka semua mengakses alamat yang satu ini?” tatap Elvian kepada Alisya yang sudah menyelesaikan pekerjaannya tepat ketika mereka masih terus sibuk satu sama lain dalam berdiskusi.
“Itulah kenapa aku menyukaimu, kau selalu saja membuatku takjub.” Peluk Adith pada Alisya dengan mesrah.
“Begitu pula dengan dirimu!” balas Alisya dengan tersenyum manja yang membuat semua orang di sana bergidik ngery dengan kemampuan yang dimiliki keduanya.