Jenius Yang Nakal - Chapter 506
Adith yang sudah terbangun terlebih dahulu segera memandang wajah Alisya yang berada disebelahnya. Alisya yang semalam langsung tertidur setelah membereskan beberapa rencana yang dilakukannya bersama Elvian dan dirinya tampak sangat pulas dalam pelukannya.
“Ummmhhh…” Alisya menggeliat di dalam pelukan Adith, membuat Adith sedikit geli karenanya. Adith akhirnya mencumbunya dengan nakal membuat Alisya terbangun dari tidurnya.
“hahahaha… hentikan, kau membuatku geli Dith..” cubit Alisya kepada Adith yang langsung membuat Adith meringkuk karena sakit.
“Akhirnya kau bangun juga, aku terus bermain-main sendirian dari tadi.” Belai Adith pada rambut Alisya dengan lembut.
“Main sendiri? Memangnya kamu anak kecil?” Alisya mencolek Adith dengan gemas yang kini berganti Adith yang merasa geli dengan apa yang dilakukan oleh Alisya.
“Sampai kamu benar-benar menghadirkan seorang anak kecil di dalam keluarga kita, aku akan terus menjadi seorang anak kecil bagimu. Bagaimana, aku cukup imut bukan?” tatap Adith dengan manja yang langsung membuat Alisya tertawa dengan terbahak-bahak.
Mereka terus saja bercanda di atas kasur hingga Alisya bangkit dari sana dengan bekas ciuman Adith dimana-mana. Alisya menggeleng tak percaya ketika melihat Bekasi ciuman Adith tersebut hingga ia menoleh padanya dengan kesal.
“Apa yang harus aku lakukan dengan ini? Kau semakin hari semakin mesum!” Alisya melempar Adith dengan bantal kea rah wajahnya yang baru saja keluar dari selimutnya.
“Memangnya kenapa? Apa aku tidak boleh berbuat mesum pada istriku sendiri?” tatap Adith dengan nakal kepada Alisya yang hanya kembali di balas dengan lemparan bantal lagi oleh Alisya.
“Ya sudah, aku ingin mandi.” Alisya segera masuk ke dalam kamar mandi dengan kesal. Adith menatap Alisya yang masuk kedalam kamar mandi dengan tersenyum licik.
“Kita mandi bersama!” Adith dengan semangat ingin mandi bersama dengan Alisya.
“Mandi saja sendiri!” ucap Alisya dengan nada yang masih terdengar kesal.
Adith segera berdiri di depan pintu kamar mandi seolah sedang menunggu Alisya keluar dari sana. Dia mulai menghitung jarinya dengan terus tersenyum mengetahui akan apa yang terjadi di dalam kamar mandi tersebut.
“Adith… Kenapa di dalam kamar mandi ini tidak ada handuk satu pun? Dimana semua handuk yang ada di kamar mandi ini?” Alisya berteriak dari dalam kamar mandi membuat Adith tertawa pelan mendnegar suaranya.
“Bukankah sudah ku katakan untuk mandi bersama denganku? Kau selalu saja menolak untuk mandi bersamaku dan sudah menghukumku beberapa hari, setidaknya kalau kau benar ingin mandi maka kau harus menurutiku.” Teriak Adith sembari memegang sebuah handuk di tangannya.
Tidak mendapatkan jawaban dari dalam kamar mandi, Adith segera kembali memastikan keadaan Alisya di dalam kamar mandi dengan menempelkan telinganya ke pintu kamar mandi. Dari dalam dia mendengar suara pancuran air yang jatuh membasahi lantai.
“Alisya…. Sya… Apa sampai segitunya kamu tidak ingin mandi bersamaku? Apa yang kau takutkan dan apa juga yang membuatmu malu pada suamimu sendiri? Atau karena kau tidak…” Adith yang mulai kesal dengan sikap tertutup Alisya padanya seolah mulai kehilangan kesabaran, tiba-tiba saja pintu kamar mandi terbuka dengan Alisya yang sudah menatapnya dari belakang pintu dengan sangat tajam kepada Adith.
“Apa kau sampai segitunya ingin mandi bersama ku?” Alisya bertanya balik dengan suara yang ia buat dengan sangat lembut dan juga terdengar seksi di telinga Adith.
“Tentu saja, aku kan suamimu. Selama ini kita jarang mendapatkan waktu bersama, dan beberapa hari kemarin kau bahkan tak ingin tidur bersamaku dengan alasan ingin menghukumku. Sampai kapan kau akan mempertahankan sifatmu yang seperti itu.” Adith benar-benar telah kehilangan kesabarannya saat ini.
Alisya paham betul akan apa yang dia rasakan saat ini, tentu saja menghukumnya selama beberapa harii sudah cukup membuatnya kesal dan sekarang Alisya malah kembali mengerjainya. Alisya yang kesal dengan Adith yang sudah sengaja mengosongkan semua handuk yang ada di dalam kamar mandi tersebut pada akhirnya ingin kembali membalas perbuatan Adith padanya.
“Benarkah? Apa kau tidak takut dengan apa yang akan aku lakukan padamu?” Pancing Alisya masih dengan suara yang membuat darah Adith berdesir kencang. Merasa sedang di permainkan oleh Alisya lagi, Adith akhirnya memberikan handuk kepada Alisya dengan tatapan kesal.
“Sudahlah, sebaiknya kau lanjutkan saja mandimu. Aku akan pergi dengan begitu kau bisa melakukan apapun yang kau inginkan.” Adith menyodorkan handuk itu kepada Alisya dengan memalingkan wajahnya.
Alisya tersenyum melihat apa yang dilakukan oleh Adith, meskipun sebenarnya saat ini dia sedang kesal, Adith tetap saja masih mencoba untuk bersikap lembut kepada Alisya.
“Adith…” Panggil Alisya kepada Adith sebelum ia benar-benar pergi dan mengambil handuk di tangannya, membukanya dan menutupi tubuhnya.
“Ada apa? Kau masih membutuhkan yang lain?” tanya Adith kepada Alisya dengan suara yang pasrah.
Alisya keluar dari kamar mandi berdiri dihadapan Adith dengan tubuh yang sudah setengah basah dan tersenyum dengan sangat mempesona.
“Serangan Surgawai” ucap Alisya menjatuhkan handuknya di hadapan Adith dan memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sangat indah pada Adith.
Adith terkejut dengan apa yang sedang di lakukan oleh Alisya saat ini, yang tanpa sadar hidungnya telah mengeluarkan darah segar. Alisya tetawa pelan melihat Adith yang mimisan pada tubuh istrinya sendiri.
“Puhahahahaha… Bagaimana mungkin kau mimisan pada tubuh istrimu sendiri? Bukankah semalam kau juga sudah menikmati banyaknya tubuh wanita yang telanjang di Bar itu. Mereka bahkan menari-nari dengan gemulai di hadapanmu.” Alisya tertunduk untuk kembali memakai handuknya sedang Adith dengan cepat mengambil handuk tersebut untuk membersihkan hidungnya yang berdarah.
“Sayang, bukankah kau sudah membukanya di hadapanku. Untuk apa kau tutupi lagi?” Adith dengan segera menggendong tubuh Alisya dan membawanya ke atas ranjang.
“Hari ini adalah hari minggu, buat apa mandi terlalu pagi kalau kita belum melakukan senam pagi?” tatap Adith dengan sangat dalam kepada Alisya lalu mulai menciuminya dengan sangat lembut.
Mendengar desahan Adith, Alisya paham betul bagaimana ledakkan hasrat Adith saat ini atas dirinya. Akan tetapi, Adith tidak ingin terburu-buru dan tetap memperlakukan Alisya dengan sangat lembut. Adith benar-benar semakin jago dalam memperlakukan Alisya hingga ia terbuai dengan setiap inci sentuhan lembut Adith pada tubuhnya.
“Maafkan aku, tapi kau tak perlu menahan diri lagi.” Ucap Alisya memberikan izin kepada Adith untuk bisa memimpin dirinya. Memahami maksud yang dikatak oleh Alisya dengan wajahnya yang sudah semakin memerah dengan aura pink yang menyelimutinya membuat Adith tersenyum puas.
“Aku mencintaimu!” peluk Adith kepada Alisya yang langsung di jawab anggukan pelan Alisya.
“Aku juga mencintamu Dith, sangat mencintaimu!” ucap Alisya dengan suara parau yang terdengar sangat seksi di telinga Adith.
Mereka tenggelam dalam kebersamaan yang telah lama mereka dambakan.