Jenius Yang Nakal - Chapter 517
Selama beberapa minggu setelah tersadarnya Rinto, semua teman-temannya terus saja mengunjungi Yani untuk memberikan dukungan dan terus mengajaknya untuk berkomunikasi, namun Yani tetap tak menunjukkan adanya perubahan.
Tak ada satupun dari mereka yang dapat berkomunikasi dengan Yani, tak terkecuali Rinto dan Alisya. Yani benar-benar tenggelam dalam kegelapan kesedihannya yang membuat mental maupun fisiknya semakin kurang membaik.
“Kita tidak bisa membiarkan dia seperti itu terus, kita harus melakukan seuatu dengannya.” Adora menatap Yani yang duduk diam membisu tak memperdulikannya yang datang untuk menghiburnya.
“Benar, jika dia seperti ini terus maka dia bisa saja akan memperparah penyakit Afasia yang di deritanya saat ini.” Terang Karin menyetujui apa yang dikatakan oleh Adora.
“Apa tidak ada yang bisa kita lakukan?” Emi menatap Yani dengan hati yang pedih karena merasa tak bisa melakukan apapun untuk bisa membuat Yani kembali ceria seperti semula.
“Dia memang kurang percaya diri, tapi dia bukanlah anak yang gampang putus asa dan selalu saja bersikap ceria sehingga tak ada satupun dari kami yang menyangka kalau anak itu memiliki tanggung jawab dan beban yang berat.” Sambung Feby mendekap Emi karena merasakan kesedihan yang sama.
“Andai kita bisa melakukan sesuatu untuknya dan membuatnya kembali tersenyum.” Gina bersandar dengan pasrah memikirkan hal yang dapat mereka lakukan untuk Yani.
“Aku sudah mencoba untuk mengajaknya keluar dari tempat ini, tapi dia menolak dengan sangat keras bahkan sampai memukul dirinya sendiri sehingga kamipun tidak punya pilihan lain selain membiarkannya sendiri.” Terang Alisya yang sebelumnya pernah mengajaknya keluar bersama dengan Rinto.
“Akupun sudah mencoba menghiburnya dengan musik dan bernyanyi untuknya, tapi tak ku sangka dia malah terus menangis tanpa henti karena hal tersebut.” Ucap Beni mengingat ia juga mencari cara untuk bisa menghibur Yani.
“Aku juga sudah membawakan banyak makanan yang aku tahu sangat disukainya, tapi taka da satupun makanan yang dimakannya.” Tambah Akiko yang pernah mendengar kalau Yani sangat menyukai makanan khas jepang seperti sushi.
“Bahkan hal-hal indah sepeti bunga sekalipun juga tidak di perdulikannya.” Tambah Gani yang sudah bersusah payah mengisi ruang kamar Yani dengan berbagai macam bunga dan boneka.
“Kalian jangan menyerah seperti itu, Yani mungkin memang membutuhkan waktu untuk dia benar-benar bisa menerima kenyataan mengenai adik dan ibunya. Kita juga tak bisa memaksakan kehendak kita kepadanya, oleh karena itu jangan pernah bosan untuk terus memberikannya dukungan.” Ucap Adith memberikan mereka dukungan agar mereka tetap semangat untuk terus memberikan dukungan dan menghibur Yani.
“Traumanya membuatnya sangat membenci dunianya, sehingga yang perlu kita lakukan adalah terus berusaha untuk menyentuh hatinya secara perlahan-lahan.” Tambah Karan lagi menyemangati mereka semua.
“Sepertinya aku punya ide yang cukup baik untuk Yani, aku yakin ini akan sedikit memberikan perubahan pada Yani nantinya.” Ucap Alisya dengan wajah yang sangat Bahagia memikirkan apa yang bisa ia lakukan untuk Yani.
“Aku harap dia tidak memikirkan sesuatu yang cukup aneh dengan senyuman seperti itu.” Gumam Yogi merasa kurang Yakin dengan senyuman yang di perlihatkan oleh Alisya.
“Tidak perlu khawatir, senyuma itu adalah senyuman tulus yang tidak perlu kau takutkan.” Ucap Ryu menenangkan Yogi dari pikiran negatifnya terhadap Alisya.
“Selain itu, Yani adalah orang yang sangat berharga bagi dirinya sehingga tentu saja kau tak perlu mengkhawatirkan hal tersebut.” Tambah Karin sangat mempercayai Alisya dengan sepenuhnya.
“Aku harap dia akan baik-baik saja secepatnya agar kami bisa kembali bekerja seperti dulu lagi. Dia sangat suka dan cinta dengan pekerjaannya saat ini.” Terang Vindra yang sedari tadi hanya terdiam menatap Yani.
“Kita serahkan saja semuanya kepada Alisya, karena lebih tau banyak hal tentang Yani.” Jelas Zein yang langsung di jawab anggukan oleh mereka semua.
“Aku akan ikut membantumu!” Rinto dengan cepat menawarkan diri untuk membantu Alisya.
“Tentu saja, karena keberadaan dirimu juga sangat penting.” Ucap Alisya cepat.
Alisya segera mengambil handphonenya dan melakukan panggilan serta berbicara dengan seseorang. Tepat setelah mendapat panggilan tersebut, Ryu pun juga mendapat panggilan yang kemudian ia menatap Alisya. Alisya memberinya tanda yang kemudian di jawab dengan anggukan oleh Ryu dengan cepat.
“Apa yang terjadi?” tanya Karin tak paham dengan Bahasa tubuh keduanya.
“Nona sudah mempersiapkan semuanya dengan sangat matang, sehingga sekarang kita tinggal mengikuti rencananya saja.” Terang Ryu memberitahukannya kepada Karin yang langsung membuat semuanya takjub dengan cara kerja Alisya yang selalu saja cepat dan tepat.
Mereka yang sudah mulai tenang akhirnya kembali ke rutinitas mereka masing-masing dan hanya menyiksakan beberapa orang saja di rumah sakit.
“Kap.. ehemm…” Rendy yang sudah terbiasa memanggil Alisya dengan sebutan kapten harus selalu mengalami kesulitan ketika dia bertemu dengannya setiap saat di tempat umum.
“Kami sudah melakukan semua yang di perintahkan, kita tinggal masuk pada rencana selanjutnya.” Ucap Rendy langsung memberika laporan kepada Alisya.
“Apa maksudnya? Kenapa Rendy dan yang lainnya juga ikut terlibat saat ini?” tanya Karin bingung tak memahami maksud dari apa yang dikatakan oleh Rendy.
“Kejadian terakhir kali menimbulkan kehebohan di dunia kegelapan, dimana keberadaan kita semua termasuk orang-orang yang terlibat di dalamnya menjadi hal yang paling dicari-cari oleh mereka.” Terang Alisya menjelaskan maksud dari kedatangan Rendy saat itu.
“Profesor Ahmad telah memperingatkan kami sebelumnya, bahwa organisasi telah mencurigai akan adanya kekuatan lain yang telah membuat beberapa anggota mereka menghilang sehingga mereka menciptakan alat pendeteksi tertentu yang dapat mengetahui keberadaan seseorang yang memiliki ion nano.” Tambah Adith menjelaskan situasi mereka saat ini.
“Untuk itulah hari ini aku sengaja mengumpulkan kalian semua untuk secara diam-diam memasang medan pelindung yang sudah Adith masukkan kedalam Pil yang sebelumnya sudah Adith campurkan kedalam minuman mereka semua.” Lanjut Alisya lagi dengan ekpresi wajah yang sangat serius.
“Mereka yang meminumnya untuk sementara takkan bisa menggunakan atau mengaktifkan energi nano mereka sampai Alisya kembali ke tempat ini lagi.” Adith kemudian memperlihatkan sebuah data hologram yang memperlihatkan energi nano dalam tubuh mereka yang tampak berwarna hijau.
“Tapi kenapa mereka yang tak memiliki energi nano juga masuk dalam pengamatan kalian?” tanya Ryu ketika melihat Adora dan yang lainnya juga ikut masuk dalam data yang di tunjukkan oleh Adith.
“Karena mereka terlalu sering bersama dengan pengguna energi nano.” Jawab Alisya singkat.
“Untuk itulah kami semua ditugaskan untuk melindungi mereka untuk sementara sebab Kapten akan pergi ke Jepang untuk sementara waktu. Dan sampai keadaan menjadi sedikit lebih tenang, maka semua dapat kembali dengan normal.” Jelas Rendy memberitahukan alasan keterlibatan dirinya.