Jenius Yang Nakal - Chapter 521
Alisya dan yang lainnya segera pergi ke tempat dimana rumah kakek dan neneknya masih terawat dengan sangat baik berkat Ryu dan juga pamannya Yasashimura.
Yasashimura adalah satu-satunya orang kepercayaan kakek Alisya yang dipercayakan untuk bisa mengelola perusahaan Yamada Grub yang ada di Jepang.
Perusahaan itu masih berada di bawah kendali Alisya sepenuhnya terlebih karena saat ini adalah umur yang pas untuk Alisya mengambil haknya sebagai pemimpin perusahaan.
“Aku harap kalian bisa beristirahat dengan nyaman di sini, untuk saat ini ini Ryu dan Karan juga Rinto akan ikut bersamaku. Kami perlu menyusun rencana untuk keperluan kami merebut kembali hak kepemimpinanku di perusahaan.” Terang Alisya kepada Karin dan Yani.
“Mungkin kalian akan sedikit bosan, untuk itu anak pak Yashashimura yang akan menemani kalian jalan-jalan dan mengurus keperluan kalian selama kami tak ada.” Tambah Ryu setelah mendapat konfirmasi dari paman Yasashimura.
“Kami akan menyelesaikan ini semua secepatnya agar kita bisa pergi bersama untuk menjemput Akiko, setelah itu kita juga bisa bersenang-senang bersama.” Ucap Karan merasa bersalah kepada mereka karena harus menunggu lebih lama di saat mereka harus menyiapkan beberapa hal.
“Kalian tidak perlu mengkhawatirkan kami, kami akan baik-baik saja. Selain itu, Yani masih butuh istrahat penuh dulu hingga benar-benar pulih agar kita bisa mengajaknya keliling Jepang.” Karin menatap Yani dengan semangat.
“Oke, aku serahkan dia padamu. Lakukan apapun yang ingin kalian lakukan, kalian tidak perlu khawatir karena aku akan menyiapkan beberapa orang yang akan melindungi kalian dari jarak jauh dan tentu saja mereka tidak akan mengganggu privasi kalian.” Terang Alisya memberikan kode akses serta kartu platinum khusus miliknya kepada Karin.
“Apa kau tidak takut aku bisa memeras kekayaanmu?” tanya Karin melihat Alisya dengan begitu gampangnya memberikan kode akses rumah mewahnya serta kartu platinum miliknya.
“Sepertinya idemu bagus juga, aku jadi memiliki niat yang sangat besar untuk menguras kekayaannya.” Yani mengambil kartu platinum dari tangan Karin untuk memastikan kartu tersebut.
“Aku akan sangat senang jika kalian bisa menghabiskan isi kartu itu, setidaknya akhirnya barang itu benar-benar bisa berguna sekarang. Apa lagi melihat kalian yang senang seperti itu, sepertinya aku perlu memeriksakan otakku yang tidak begitu suka dengan kartu platinum itu.” Alisya yang berkata dengan santai segera membuat Karin dan Yani merasa kesal mendengarnya.
“Dasar anak tajir melintir sok miskin! Aku mengutuk dirimu yang tak pernah menggunakan uangmu dengan benar. Sepertinya aku tidak perlu merasa ragu untuk benar-benar menggunakan kartu ini.” Maki Karin dengan kesal kepada Alisya.
“Sepertinya aku sudah semakin sembuh melihat kartu ini, terlebih kita sedang berada di Jepang saat ini. Ibuku berpesan untuk hidup bahagia, bagaimana kalau kita bersenang-senang kali ini. Biarkan mereka dengan urusannya.” Terang Yani merasakan semangatnya bangkit jika mengingat ibunya.
“Oke, itu yang aku suka kalian berdua. Itulah kenapa kalian sebenarnya dua orang yang cocok, terlebih dengan orang yang akan menemani kalian nanti.” Jelas Alisya yang menoleh ke arah pamannya.
“Aku merasa tak perlu mengkhawatirkan mereka lagi.” Rinto tersenyum melihat Yani yang memperlihatkan ekspresi wajahnya yang ceria lagi.
“Benar, kalian akan sangat cocok dengan anak saya yang satu itu. Saya yakin kalian bisa menikmati semua yang ada dengan bantuan darinya. Mobil sudah kami siapkan untuk kepergian kalian.” Terang pak Yasashimura dengan penuh wibawa.
“Ano.. sumimasen… (Ummm.. Maaf…)” putri dari paman Yasashimura akhirnya datang beberapa saat kemudian.
“Akhirnya orang yang ditunggu-tunggu muncul juga. Itu artinya kita bisa berangkat sekarang.” Tatap Alisya pada Karan dan yang lainnya.
“Mari saya perkenalkan, ini adalah Yuriko Yasashimura. Dia adalah anak saya yang pertama yang akan membantu kalian selama berada di Jepang.” Pak Yasashimura segera memperkenalkan Yuriko kepada mereka semua.
“Hajimemashite, saya Yuriko. Senang bertemu dengan kalian.” Yuriko dengan segera menunduk memberi hormat kepada mereka semua dengan sopan.
“Yuriko chan, maaf merepotkan mu. Tapi bisakah kamu menemani mereka selama beberapa hari ini?” Pinta Ryu dengan sangat sopan kepada anak pak Yasashimura.
Yuriko terlihat sedikit lebih muda dari mereka, namun terlihat sekali kalau dia adalah anak yang cukup kompeten dan aktif. Sedikit berbeda dengan Akiko, Yuriko terlihat begitu kuat dan tangguh dengan rambut hitamnya yang panjang dan tatapannya yang tajam.
“Dengan senang hati Ryu san, saya harap saya bisa membuat mereka berdua nyaman dan senang dengan apa yang saya lakukan nantinya.” Terang Yuriko dengan begitu elegan hingga merasa kalau Yuriko sedikit terlihat kuat dan tenang.
“Saya serahkan mereka berdua kepadamu!” Seru Alisya kepada Yuriko yang terlihat bersinar cerah ketika Alisya berbicara padanya.
“Ehem.. apa tadi kita sempat berpikiran yang aneh tentangnya?” Bisik Karin dengan tertawa pelan merasa lucu karena melihat Yuriko dengan cepat berubah ekspresi ketika Alisya berbicara padanya.
“Kau benar, aku bahkan sempat merasa khawatir tadi. Terlebih karena penampilannya yang terlihat sangat kuat itu.” Gumam Alisya kepada Karin yang langsung membuat Ryu tersenyum melihat apa yang dikatakan oleh keduanya.
“Kalau begitu kami permisi dulu, selamat bersenang-senang.” Ucap Alisya melambai kepada Yani dan Karin.
“Kalau terjadi apa-apa kamu bisa menghubungi ku secara langsung, oke?” Tatap Ryu kepada Karin karena mengkhawatirkan dirinya yang di jawab oleh Karin dengan kedua jempolnya.
“Jangan hubungi aku!” Ucap kemudian berlalu pergi.
“Kau mau aku sumpahi?” Ancam Karin kepada Karan yang hanya membuat Karan tertawa meninggalkan mereka.
“Maafkan aku, aku sebenarnya enggan untuk meninggalkan dirimu. Tapi kepergianku bersama dengan kalian saat ini selain untuk menemanimu, aku juga harus terlibat dalam urusan kantor.” Rinto tampak tak ingin pergi meninggalkan Yani, sehingga Yani merasa tidak enak terhadap dirinya.
“Kau tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja.” Yani segera memberikan alasan kepada Rinto agar ia bisa pergi dengan tenang.
“Adith memintaku untuk mengurus kerja sama yang sudah kita lakukan sebelumnya dengan pihak Jepang. Dan perusahaan yang dimaksudkan adalah perusahaan milik Alisya, oleh karena itu…” Rinto masih berusaha untuk menjelaskan kepada Yani, namun Yani segera menghentikannya dengan menarik sedikit bajunya.
“Aku tau, lakukanlah dengan baik agar kau bisa kembali secepatnya kepadaku.” Yani yang tersenyum dengan wajah lemahnya membuat Rinto merasa sedikit tenang.
“Tuh, sudah di izinkan. Pergilah, cari uang yang banyak buat nikah nanti.” Goda Karin kepada Yani dan Rinto yang langsung membuat keduanya memerah malu.
Rinto akhirnya pergi menyusul Alisya dan yang lainnya dengan perasaan yang sedikit lebih tenang meski sudah meninggalkan Yani.
“Yuriko chan, bagaimana kalau kita ke permandian air panas dan spa untuk bisa membuat tubuh wanita yang satu ini lebih segar?” Karin segera mendekati Yuriko yang langsung dijawab dengan senyuman penuh cuka cita.