Jenius Yang Nakal - Chapter 531
“Kau sudah bangun?” Karin masuk ke dalam kamar Alisya yang terlihat sudah membuka matanya secara perlahan-lahan.
“Bagaimana aku bisa ada disini?” Alisya tidak ingat bagaimana semalam ia bisa berada di atas tempat tidur tersebut.
“Kau membuat satu rumah panik. Semalam kau tertidur di kamar mandi bahkan terlihat seperti orang yang sedang pingsan, karena berapa kali aku mencoba untuk membangunkanmu, kau tetap tidak terbangun dan hanya tertidur saja.” Ucap Karin memeriksa denyut nadi Alisya dengan begitu teliti.
“Huhhh? Bagaimana mungkin, tidak pernah aku seperti ini sebelumnya. Bagaimana mungkin aku bisa tertidur dengan begitu mudahnya? Lalu, siapa yang memindahkan aku ke atas ranjang ini?” tanya Alisya ragu-ragu, takut kalau yang mengangkatnya adalah para pria yang sedang berada dalam rumah ini.
“Siapa lagi? Tentu saja para pria yang ada di rumah ini, kau kira aku akan sanggup untuk menggendongmu?” tatap Karin dengan sangat serius.
“Auuuuhhh!” Alisya mencubit pinggang Karin dengan ekpresi datar yang langsung membuat Karin menggelinding sakit dan kesal.
“hahahaha… Kau pikir Alisya akan percaya dengan apa yang kau katakan?” ucap Yani datang dengan segelas Teh Susu yang kemudian diberikan kepada Alisya.
“Sialan, kau benar-benar kejam. Kau ingin membunuhku dengan cubitan mautmu itu?” Karin muncul dari bawah ranjang dengan tatapan kesal kepada Alisya.
“Itu salahmu sendiri, siapa yang suruh kau bercanda untuk hal yang seperti itu!” ucap Alisya tak memperdulikan ucapan Karin dan mengaduk teh susu miliknya.
“Aku dan Karin serta di bantu oleh Yuriko yang mengangkatmu ke atas ranjang. Kami sangat khawatir sekali melihat kondisimu saat kami temukan kamu di dalam kamar mandi sedang tertidur pulas di bathup. Untunglah kau tidak mengunci kamar mandimu, jika tidak kami tidak tahu apa yang akan terjadi padamu.” Jelas Yani merasa khawatir pada Alisya karena kejadian semalam.
“Sebaiknya kamu tidak meminum teh dan susu secara bersamaan, kebiasaan minum seperti itu ternyata tidak baik karena hanya akan mengurangi manfaat dari teh maupun susu itu sendiri.” Ucap Karin mengambil gelas dari tangan Alisya dengan lembut dan menjauhkannya.
“Loh kenapa?” tanya Alisya bingung karena tak tahu apa yang dimaksudkan oleh Karin.
“Apa ada masalah? Apa itu berkaitan dengan kondisi dia saat ini?” tanya Yani juga sama dengan Alisya karena tak mengetahui maksud dari Karin.
“Kandungan antara teh dan susu itu berbeda, sehingga tidak baik kalau di campur. Protein pada susu akan mengikat anti oksidan pada teh. Selain itu, kandungan pada teh dapat menurunkan daya serap terhadap kalsium dalam tubuh. Jadi akan lebih baik jika teh dan susu di konsumsi secara terpisah, bukan dicampur seperti ini.” Jelas Karin kepada keduanya yang langsung mengangguk tak percaya dengan fakta yang sederhana tersebut.
“Teh dan susu memang jadi favorit banya orang, tapi siapa sangka kalau minuman ini malah dapat menyebakan gangguan pada kesehatan.” Yani merasa sayang untuk membuangnya sehingga untuk sekali ini saja dia terpaksa meminumnya dan tidak akan melakukan hal yang sama di lain waktu.
“Tapi, apa yang dimaksud oleh Yani dengan kondisiku? Apa terjadi sesuatu denganku?” tanya Alisya bingung mengingat Yani sempat berbicara mengenai kondisinya tadi.
Karin dan Yani saling memandang satu sama lainnya dengan nakal kepada Alisya sehingga dibuat bingung oelh keduanya.
“Oke, hentikan tatapan menjijikkan kalian itu dan langsung saja katakan apa yang ingin kalian katakana!” tegas Alisya kesal dengan tatapan nakal kedua sahabatnya itu.
“Kenapa aku harus mempunyai dua orang sahabat yang memiliki sifat tidak beda jauh seperti ini sih!” batin Alisya sembari memijat kepalanya yang masih terasa sedikit pusing.
“Kapan terakhir kali kamu menstruasi?” tanya Karin dan Yani secara bersamaan.
Alisya yang menatap dengan bingung ingin menjawab keduanya, namun kemudian terhenti karena Ayahnya masuk kedalam kamarnya bersama dengan Masayuki dan yang lainnya.
“Pagi sayang, kamu sudah bangun?” tanya Ayah Alisya melangkah masuk dan duduk di sebelah Alisya.
“Pagi pa, Ohayo Oba Sama! (Selamat pagi nenek)” ucap Alisya dengan suara yang dibuat terdengar imut.
“Selamat Alisya, nenek turut berbahagia mendengar berita Bahagia ini.” Ucap Masayuki dengan tatapan penuh kasih mengelus pipi Alisya dengan lembut.
“Berita Bahagia apa?” tanya Alisya bingung dengan ucapan neneknya.
“Ehemm… Si Calon Ibu ternyata sudah bangun rupanya!” Karan juga ikut masuk kedalam ruangan Alisya bersama Rinto, Ryu, dan Yuriko.
Alisya langsung menatap kepada Ayahnya dengan tatapan bingung tak tahu harus berkata apa, tapi saat ini ketika mendengar ucapan Karan, dia sudah bisa menebak apa yang dimaksudkan olehnya, namun ia memandang ke arah Ayahnya untuk mendapatkan pengakuan.
“Benar sayang, kamu hamil sekarang. Kamu adalah calon ibu dan bapak akhirnya menjadi seorang kakek!” Air mata ayah Alisya mulai tergenang di pelupuk matanya memegang pipi Alisya dengan sangat gemas.
“Benarkah? Apa benar apa yang bapak katakan? Bapak tidak bohong kan?” Alisya tampak meneteskan air mata kebahagiaan ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Ayahnya.
“Selamat nona, akhirnya anda menjadi seorang ibu sekarang. Seorang wanita sejati!” tekan Ryu sekali lagi yang terlihat betul bagaimana dia sangat berbahagia dengan kehamilan Alisya.
“Aku… Aku juga ingin mengucapkan yang sama. Selamat untukmu nona, dan biarkan aku juga memanggilmu seperti apa yang dilakukan oleh Ryu San, karena itu sangat nyaman untukku. Pokoknya selamat atas kehamilannya.” Ucap Yuriko yang tak kalah semangat dengan kata-katanya yang canggung dan gagap.
“Dalam satu malam kau membuat semua orang menjadi gempar karena merasa sangat khawatir, dan hanya dalam satu menit kemudian kamu buat se isi rumah ini menjadi gempar lagi dengan penuh suka cita larut dalam kebahagiaan.” Ucap Rinto tersenyum dengan hangat sembari menaikkan kedua jempolnya kepada Alisya.
“A… Alisya jadi ibu?” Alisya memegang perutnya dengan padangan penuh haru. Pikirannya langsung terlintas kepada Adith dan membayangkan apa yang akan dia lakukan saat ini jika mendengarnya hamil.
“Akhirnya kami juga jadi bibi, setelah sekian lama tidak ada anak kecil, rasanya begitu semangat sekali mendengar mu hamil seperti ini.” Karin memeluk Yani karena ikut larut dalam kebahagiaan.
“Habis gelap terbitlah terang. Belum lama kita sangat berduka karena kehilangan, tapi sekarang kita penuh dengan kebahagiaan. Mereka yang pergi membawa luka yang dalam, tapi dengan kehadiran rezeki seperti sungguh seperti sebuah semangat baru untuk kita terus menghargai kehidupan.” Ucap Yani yang langsung banjir akan air mata merasa sangat Bahagia.
Dia yang tak punya keluarga lagi tentu saja akan sangat Bahagia dengan hadirnya keluarga baru dalam hidupnya, terlebih jika itu adalah dari sahabatnya yang sangat dia sayangi.