Jenius Yang Nakal - Chapter 539
Ke esokan harinya
“Apa tidak masalah bagimu jika meninggalkan perusahaan dan rumah sakit seperti ini?” Alisya yang berada di lengan Adith segera mengingatkan dia yang sudah meninggalkan pekerjaannya.
“Kau sudah bangun rupanya. Aku berniat akan kembali ke Indonesia ketika sudah bangun, tapi sebelum itu aku ingin memastikan apakah kau tak akan ada masalah jika aku meninggalkanmu disini?” Adith memeluk Alisya dengan sangat erat karena tak ingin pergi darinya.
“Aku sebenarnya tak ingin pergi. Aku ingin membawamu pulang bersamaku saat ini, tapi aku tau kalau kau juga masih memiliki beberapa pekerjaan yang harus kau urus. Apa aku biarkan Yogi saja yang melakukan semuanya?” tatap Adith kepada Alisya yang hanya di balas oleh tawa kecil dari Alisya.
“Kau ingin membunuh Yogi? Lagi pula, Yogi kan hanya bisa mengurus sebagian urusan kantor saja. Disana hanya ada Vindra saja yang bisa membantunya, karena kau dan Rinto malah berada di sini sekarang.” Alisya menarik pipi Adith dengan gemas karena sangat terlihat dari wajahnya kalau ia tak ingin pisah darinya.
“Kau kan masih memiliki pekerjaan rumah sakit yang harus kau urus dan banyak pasien yang mungkin saja sudah menunggumu sekarang. Lagi pula, kami akan usahakan untuk menyelesaikan pekerjaan kami secepatnya di sini dan segera kembali ke Indonesia. Jadi kau tidak perlu khawatir. Aku juga tidak sendiri di sini, aku bersama Yani, Kari, dan juga Yuriko.” Alisya berusaha untuk meyakinkan Adith agar ia tidak perlu mengkahwatirkan dirinya.
“Tapi bagaimana jika kau mengidamkan sesuatu? Aku sangat ingin melihatmu saat kau sedang mengidam. Aku ingin merasakan juga bagaimana repotnya jika seorang istri meminta sesuatu kepada suaminya saat mengidam.” Adith merengek karena masih ingin terus melihat perubahan hormon yang terjadi pada Alisya di saat-saat hamilnya.
“Kalau begitu, tunggu aku di Indoensia dan kerjakan semua hal yang bisa kau kerjakan agar ketika saatnya tiba nanti. Aku bisa menggunakanmu dalam waktu yang lama, bagaimana?” Alisya sengaja membuat kesepakatan dengannya agar Adith juga bisa memikirkan pekerjaanya dengan tenang.
“Oke, Manfaatkan aku dengan sesuka hatimu RAJA ku!” tegas Adith sembari mengecup bibir Alisya dengan lembut.
“Puhaaa… kenapa kau menyebutku Raja? Bukankah aku seharusnya menjadi Ratu mu?” tanya Alisya ketika Adith melepas ciumannya yang sangat agresif.
“Karena kau adalah Ratu Sejagad ku!” ucapnya lagi kembali mencium Alisya dengan intens. Sedang Alisya merasa hangat dengan perlakuan Adith yang entah kenapa dia semakin terlihat manja saat ini.
Adith akhirnya pulang menggunakan helicopter yang semalam ia daratkan di halaman rumah milik kakek Alisya. Alisya yang melambai dengan rambutnya yang Panjang dan terurai indah serta tertiup angin kencang membuat Adith sedikit takut untuk meninggalkannya, namun melihat orang-orang yang berada disekitarnya membuat Adith jadi sedikit lebih tenang.
“Kau tak perlu khawatir, dia akan baik-baik saja!” ucap Ayah Alisya memegang Pundak Adith. Ayah Alisya harus kembali lebih cepat karena ia harus mengurus perusahaan yang sudah ia tinggalkan selama seminggu. Ryu yang tidak ikut bersamanya membuat Alisya sedikit khawatir, namun Adith yang menenangkannya karena ia yang akan menjaga dan membantu ayahnya selama di sana.
Alisya yang baru saja selesai mandi dan sudah merasa cukup segar segera keluar mencari Karin dan yang lainnya, namun dia tidak menemukan mereka dan hanya mendapati para pelayan rumah yang tampak asik berkumpul sambil bergosip.
“Budaya Gosip ternyata nggak hanya dilakukan oleh tante-tante lambe turah di Indonesia saja rupanya!” ucap Alisya sambil berjalan menuju dapur mencari air minum.
“Apa kau lihat wajah tampan mereka saat bangun tidur tadi?” tanya salah seorang dari mereka dengan berbisik heboh.
“Iya, aku melihatnya. Mereka semua sangat tampan sekali, begitu pula dengan tuan Adith. Ah… rasanya aku sedang berada di surga hari ini saat melihat mereka semua berada di rumah ini.” Ucap yang laiinya dengan penuh suka cita.
“Cowok kalau yang ada di nopel-nopel pas baru bangun tidur, kok tampan rupawan badash gila gitu. Bikin hati menggelepar-gelepar nggak karuan kayak gini. Tapi kalau di dunia nyata, muka bangun tidur mereka kayak gembel.” Lanjut yang lainnya lagi yang langsung membuat Karan, Rinto, Ryu dan bahkan Adith yang sudah berada di pesawat ikut bersin karenanya.
“Puffrrttttt…” Alisya sampai menumpahkan air di mulutnya karena tertawa mendengar komentar mereka yang terdengar konyol.
“Ah… nona… nona baik-baik saja?” mereka yang akhirnya menyadari kehadiran Alisya dengan cepat menemuinya karena khawatir.
“Aku baik-baik saja. Apa kalian melihat Karin dan yang lainnya?” tanya Alisya penasaran karena tak melihat mereka di sekitar rumah.
“Mereka ada di bagian halaman selatan nona, mereka sedang melihat tuan Ryu dan tuan-tuan yang lainnya sedang latihan.” Ucap salah satu dari mereka dengan cepat.
“Oh begitu, siapkan beberapa buah dan minuman untuk mereka.” Ucap Alisya sebelum pergi menuju ke tempat dimana Karin dan yang lainnya berada.
“Pantas saja di dalam rumah tampak tenang dan damai, tak ku sangka kalian semua berkumpul di sini.” Ucap Alisya langsung terduduk di sebelah Yani dan Karin. Mereka duduk di teras rumah sambil melihat Ryu dan yang lainnya sedang latihan bersama dengan Rinto dan Karan.
“Kau tau, kemampuan mereka sangat berkembang cukup pesat. Melihat mereka sedang latihan seperti ini dapat membuatku memiliki data yang cukup mengenai perkembangan kemampuan mereka di banding dengan terakhir kali. Dengan begitu aku bisa memberikan alat yang sesuai berdasarkan dengan data mereka.” Terang Karin terus memperhatikan mereka dengan begitu serius.
“Sepertinya Adith memberikanmu lagi pekerjaan yang baru.” Gumam Alisya melihat apa yang sedang di kerjakan oleh Karin.
“Bagaimana perasaanmu sekarang?” tanya Yani kepada Alisya dengan tatapan yang jauh lebih ceriah.
“Sudah jauh lebih baik sekarang. Tapi dibandingkan dengan aku, sepertinya kau sangat menikmati pemandangan ini, sampai wajahmu terlihat sangat semangat seperti itu.” Alisya sengaja menggoda Yani.
“Pufft, Dibandikan aku, justru para pelayan yang ada dirumahmu ini yang sangat menikmati pemadangan mereka saat ini.” Ucap Yani sambil menahan tawanya.
“Mereka bahkan sampai memuji Ryu dengan berkata “Kyaaa.. lihat kotak-kotak di tubuh mereka. Rasanya aku ingin tidur di roti sobek mereka itu.” Cihhh” Karin menirukan gaya mereka dengan sangat apik sehingga Alisya kembali tertawa karena ia bisa membayangkan apa yang mereka lakukan berdasarkan apa yang sudah ia dengarkan sebelumnya.
“Buakakakaka… biarkan saja mereka, kapan lagi kita bisa memanjakan mata mereka. Atau kau cemburu karena hal itu?” Alisya menyenggol Karin dengan genit.
“Haaahhh??? Tentu saja tidak!” bantah Karin dengan sangat berlebihan hingga membuat Alisya dan Yani tertawa terbahak-bahak.