Jenius Yang Nakal - Chapter 541
Mendengar apa yang dikatakan oleh Gin, membuat Alisya bangkit dari kursinya dan mendekati Gin. Hal ini tentu membuat Karan dan yang lainnya sedikit bingung.
“Apa Alisya masih meragukan Gin?” bisik Karan kepada Ryu yang berada di sebelahnya.
“Sepertinya bukan, aku yakin nona bisa mengetahui kalau semua yang dikatakan oleh Gin. Tidak ada satupun kebohongan di dalamnya. Mungkin ada hal lain yang menjadi perhatian nona.” Jelas Ryu sangat yakin kalau Alisya juga bisa mengetahui akan kejujuran Gin dalam setiap perkataannya.
Alisya yang dengan segera mengangkat tangan Gin membuat mereka semua kaget.
“Maaf Hime, apa saya sudah melakukan suatu kesalahan? Saya pantas dihukum jika memang benar seperti itu.” Gin langsung tertunduk hormat dengan tangannya yang masih berada pada genggaman Alisya.
“Kenapa Sya?” tanya Yani bingung melihat tatapan tajam Alisya yang penuh amarah.
“Apa yang sudah terjadi pada tanganmu ini? Sepertinya terakhir kali kita bertemu tanganmu masih baik-baik saja.” Alisya yang membuka kepalan tangan Gin, langsung membuat Ryu bangkit dan menghampirinya.
“Ini adalah Yubitsume!” terang Ryu dengan tatapan yang juga terlihat penuh amarah ketika melihat jari kelingking milik Gin yang hilang atau terpotong.
“Hah??? Yubitsume apa lagi?” Karin dan Karan yang melihat tangan Gin, segera ikut menghampirinya untuk memastikan keadaan tangan Gin.
“Tangannya belum sembuh dengan baik, jika di biarkan seperti ini terus maka dia bisa mengalami luka yang lebih parah. Aku harus segera mengobatinya.” Karan memberi tanda kepada Karin, untuk segera menyiapkan alat dan obat-obatannya.
“Anggota-anggota Yakuza yang tidak menjalankan kerja yang seharusnya mereka lakukan akan di paksa memotong jarinya. Pemotongan bagian tubuh yang umumnya adalah jari, sehinga hal ini disebut dengan Yubitsume. Biasanya pemotongan pertama bagian badan adalah jari kelingking bagian kiri. Makanya, banyak anggota Yakuza dikenal dari jari mereka yang hilang bekas dipotong.” Jelas Yuriko menjelaskan mengenai arti dari pemotongan tersebut kepada Karan dan yang lainnya.
“Apakah hal ini juga yang menyebabkan jari kelingking pada tanganmu yang lain ikut hilang? Mereka berani melakukan ini padamu yang memiliki tato Naga?” tatap Alisya pada tangan Gin yang lain.
Gin dengan segera menyembunyikan tangannya, namun tetap tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa hal tersebut benar terjadi padanya. Gin sangat senang dan begitu terharu mendengar perkataan Alisya yang tampak marah dan perhatian pada dirinya, namun ia tidak ingin Alisya akan berbuat ceroboh jika dia memberitahukan semua itu kepadanya.
“Tidak masalah, kau bisa menjelaskannya kepada Nona. Kau tidak perlu khawatir, karena Nona tahu apa yang harus ia lakukan untuk hal ini.” Ryu yang melihat Gin yang ragu-ragu dengan segera menenangkannya agar ia tetap memberikan informasi kepada Alisya.
Dengan tangan yang sudah berada pada penanganan Karan dan Karin, Gin akhirnya menceritakan segalanya kepada Alisya.
“Berita mengenai meninggalnya Hime dan di ikuti dengan kepergian tuan Takahashi Yamada beberapa bulan berikutnya membuat kehebohan besar di dalam organisasi. Gejolak kehilangan seorang pemimpin membuat beberapa orang yang memiliki tato Naga menjadi incaran para pemimpin perfektur, tidak terkecuali saya. Akan tetapi, tuan Yasashimura.dan Ryu yang memiliki posisi yang cukup dekat sengaja mereka biarkan untuk sementara waktu.” Terang Gin yang mengisyaratkan sesuatu dari penjelasannya.
“Itulah kenapa, kehadiran Nona kembali seolah membuat pemimpin perfektur semakin marah dan kesal karena mengira bahwa anda hanyalah sebuah batu loncatan dari Ayahku dan Ryu untuk bisa kembali mengambil kepemimpinan dalam organisasi tersebut.” Yuriko juga mulai menceritakan beberapa fakta mengenai kondisi yang saat ini terjadi pada Yakuza.
“Berita mengenai kembalinya Hime, sudah sangat membuat mereka resah sehingga mereka dengan terang-terangan mengeluarkan ancaman kepada seluruh anak perusahaan Yamada yang di pimpin oleh para kepala Keluarga.” Lanjut Gin lagi yang membuat Karan terhenti sejenak.
“Itu artinya Ayah Akiko akan mendapat imbas dari ancaman mereka.” Ucap Karan menatap tajam ke arah Gin yang langsung mendapat anggukan darinya mengetahui siapa yang di maksud olehnya.
Alisya yang terus terdiam semenjak mendengar semua informasi yang diberikan oleh Gin, membuatnya memikirkan satu rencana yang bisa ia lakukan secara perlahan-lahan. Bukan hanya untuk menyelamatkan perusahaan, tapi bagaimana mengembalikan citra dari Yakuza yang selama ini di impikan oleh ibunya.
“Baiklah, mulai saat ini kau akan berada dalam pengawasan Ryu. Apa yang sudah kau lakukan untuk sekarang sudah cukup sampai disini, dan kau bisa kembali menampakkan diri keluar jika aku sudah memberimu izin. Untuk sementara kau akan bersama kami dan menjadikan rumah ini sebagai markas.” Terang Alisya memadangan kepada Ryu untuk melaksanakan apa yang sudah di katakannya.
“Yuriko akan pergi bersama dengan Rinto untuk melakukan pengamatan mengenai siapa saja yang memiliki tato Naga, dan berikan mereka foto ini sebagai bukti untuk pertemuan kita selanjutnya.” Perintah Alisya memulai pergerakannya secara diam-diam.
Alisya sengaja menempatkan Rinto bersama dengan Yuriko, agar Rinto bisa melindunginya dan memberikan bantuan jika terdapat beberapa kendala yang akan di alami oleh Yuriko.
“Karin dan Ryu yang akan melakukan pengamatan lebih lanjut kepada para pemilik Tato Pegunungan. Kalian berdua akan memfokuskan dalam pencarian informasi mengenai apa yang akan dilakukan oleh mereka lebih lanjut, sebab hal itu akan menjadi tahap untuk langkah kita selanjutnya menentukan apa yang harus kita lakukan.” Lanjut Alisya lagi yang segera di anggukan oleh mereka berempat.
“Bagaimana denganku? Apakah aku akan berdiam diri lagi?” Yani tahu bahwa apa yang sedang mereka lakukan saat ini sebenarnya memiliki resiko yang sangat tinggi, namun ia tidak ingin menjadi orang yang hanya terus berdiam diri melihat semua teman-temannya terjun dalam hal berbahaya.
“Ummm.. Maaf, aku tahu kalau aku mungkin hanya akan menjadi beban buat kalian. Tapi aku…” Yani terlihat penuh keyakinan untuk ikut terlibat dengan apa yang dilakukan oleh mereka.
“Kau tidak perlu kahwatir, bukannya aku tidak ingin melibatkanmu dalam apa yang sedang kami lakukan, tapi aku sangat membutuhkanmu disisiku, mengingat kondisiku yang kurang maksimal dengan terus saja tiba-tiba tertidur. Maka dari itu, kau akan terus bersamaku untuk menjagaku, kau mau kan?” Alisya yang tidka mungkin membiarkan Yani masuk dalam bahaya tentu saja harus memikirkan cara lain untuk ia bisa terlibat namun tetap berada dalam jangkaunnya.
“Benar apa yang dikatakan oleh Alisya, dan jika dia berada di sekitarmu. Rasanya aku akan menjadi sangat tenang, karena sekarang kau sudah cukup mampu untuk melindungi dia dan dirimu sendiri.” Ucap Karin menambahkan dengan penuh keyakinan.
Yuriko juga mengangguk dengan keras mengingat latihan dasar yang sudah ia lakukan selamam beberapa hari ini sudah cukup untuk membuat dia memahami bagaimana cara untuk melindungi dirinya sendiri.
“Kalau begitu, aku akan terus berusaha meyakinkan Ayah Akiko dan memberikan solusi untuk masalah yang sedang dia hadapi saat ini.” Alisya setuju dengan apa yang dikatakan oleh Karan, dan dia memberikan dukungan penuh kepadanya.