Jenius Yang Nakal - Chapter 543
“Puhaaahhhh” Akiko mendesah dengan keras ketika Karan melepas pagutannya kepada bibir Akiko, sedangkan beberapa orang yang melihatnya tampak sangat marah dengan apa yang sedang di lakukan oleh Karan.
Hanya satu orang yang tampak tertawa pelan melihat situasi tersebut dan terlihat jelas kalau ia bisa mengerti maksud dari Karan melakukan itu di hadapan mereka semua.
“Maaf sudah membuatmu khawatir, aku tak akan membuatmu menangis lagi. Jadi hapus air mata mu itu, atau kau ingin aku menghapusnya dengan bibirku lagi?” ucap Karan kepada Akiko yang langsung membuat Akiko semakin memerah karena ucapan nakalnya.
“Kau… Kau menipuku!” pukul Akiko di dada Karan dengan kuat.
“Auchhhh… Sakit sayang! Kau ingin membunuhku?” Karan kembali beracting dengan begitu lebay nya.
“Oh.. jadi kau bisa mati dengan pukulan itu ternyata. Sini biar aku pukul sekali lagi supaya kamu sadar akan apa yang sudah terjadi padamu barusan.” Tarik Akiko dengan kesal yang langsung membuat Karan tertawa terbahak-bahak melihat ekpresi gemas Akiko.
“hahahaha… Maafkan aku! Jika aku tidak melakukan itu, kau mungkin takkan beralri menghampiriku. Apa kau tidak tau betapa kau sangat merindukanmu? Atau kau tidak merindukan aku? Wah… tuan putri, kau membuatku kecewa.” Ucap Karan dengan nada suara yang kesal saat mendekap Akiko dalam pelukannya.
“Te… ten.. tentu saja aku merindukanmu.” Akiko yang malu semakin tenggelam masuk kedalam pelukan Karan, membuat keduanya saling melepas kerinduan satu sama lainnya.
Mereka berdua yang sedang menciptakan aura merah jambu di sekitar mereka di pinggir lapangan pertandingan semakin membuat Kentaro panas dan kesal karena tingkah Karan. Kentaro mengepalkan kedua tangannya dengan penuh amarah ingin menghajar Karan habis-habisan.
“Sampai kapan kalian akan seperti itu terus? Apa kau sudah lupa dengan apa yang sedang kau lakukan sekarang!” suara dingin dari Kentaro segera menyadarkan Karan.
“Sebaiknya kau melakukan ini dengan serius jika ingin mendapatkan pengakuan dari kami.” Tegas Ayah Akiko dengan suara yang sangat dingin.
“Aku sudah tidak tahan ingin mematahkan tangan dan kakinya serta menghancurkan wajahnya yang sudah berani menyentuh Akiko.” Geram Ichiro yang merupakan kakak pertama Akiko. Dia terlihat sangat marah dan tak menyukai apa yang sedang dilakukan oleh Karan.
Kenji yang merupakan kakak kedua dari Akiko hanya bisa tersenyum menyaksikan kejadian tersebut, terlebih karena ekpresi wajah Akiko yang begitu khawatir dan Bahagia mendapat perlakuan dari Karan.
“Dia cukup licik. Dia menggunakan taktik mengacaukan emosi Kentaro dengan memanfaatkan Akiko. Melihat Kentaro yang penuh emosi saat ini, sepertinya akan sangat mudah mengalahkannya. Terlebih karena Karan belum mengeluarkan kemampuannya yang sesungguhnya.” Batin Yousuke menatap Karan dengan tatapan tertarik. Ia merasa ada sesuatu yang berbeda darinya semenjak pertemuan mereka sebelumnya di bandara.
“Hufft… sepertinya aku sudah cukup pemanasan. Kamu duduklah dengan manis, aku akan pastikan kau tidak melihat kedua kalinya lagi kejadian barusan.” Ucap Karan dengan lembut memegang pipi Akiko agar ia mau kembali pada tempat duduknya.
Akiko mengangguk pelan dan segera bangkit kembali menuju ke tempat duduknya. Meski sangat khawatir, dia tidak punya pilihan lain selain mempercayai kemapuan Karan dan mendukungnya.
“Aku tak akan memaafkanmu jika kau terluka!” ucap Akiko dengan tegas sembari berjalan dengan begitu penuh percaya diri. Melihat Akiko yang seperti itu, semangat Karan semakin membara dan kepercayaan dirinya juga semakin meningkat.
“Kau akan aku buat menyesal karena sudah meremehkan aku!” geram Kentaro yang dengan satu tolakan kuat, dia segera menyerang Karan dengan kekuatan penuh tanpa ragu-ragu lagi.
Karan masih bisa menghindarinya, memutar di belakang tubuh Kentaro dan kemudian meraih bajunya dan membantingnya dengan satu ayunan yang cukup kuat. Kentaro terbanting dengan sangat keras hingga tubuhnya sedikit terpental ke atas. Dia berusaha bangkit, namun ternyata satu bantingan kuat tadi membuat tubuhnya tak mampu berdiri dengan baik.
“Ohokkkk!” Kentaro terbatuk dengan kuat mengeluarkan sedikit darah dari mulutnya.
“Jika kau berusaha bergerak banyak, maka lukamu akan semakin parah. Aku sudah menekan kekuatanku agar tidak membuatmu dalam bahaya, tapi jika kau memaksakan diri maka hal yang lebih buruk dapat menimpamu.” Karan segera memperingatkan Kentaro agar ia sebaiknya menyerah saja dan tidak bergerak lebih.
“Kau pikir.. ohokkkk” Kentaro yang masih ingin bangkit ternyata tetap tidak bisa bangkit dengan mudah.
“Hentikan, kau sudah tidak bisa melawannya lagi. Maaf Yousuke, tapi sepertinya aku akan maju lebih dahulu untuk memberikannya pelajaran yang sangat berarti.” Ucap Ichiro dengan tatapan tajam ke arah Karan.
“Tidak masalah, tapi sebaiknya kau tidak boleh meremehkan dia. Dia bukan pemuda biasa, tidak seperti yang kita duga, melihat kemampuannya dia tentu bukanlah orang biasa. Tapi sepertinya kau lebih mengetahui hal itu di banding dengan pengamatanku.” Terang Yousuke memperingatkan kakak pertamanya.
Yousuke segera berjalan menghampiri Kentaro dan membantunya untuk bangkit, sementara Ayah Akiko terus menatap Karan dengan penuh selidik. Kentaro segera duduk dan mendapatkan perawatan ibunya, yang terlihat sangat terampil dalam melakukan pertolongan dan pengobatan awal kepada Kentaro.
“Anak ini, tak ku sangka kemampuannya cukup luar biasa. Sepertinya dia sudah cukup terlatih dalam pertarungan, dan dia juga sudah memiliki banyak pengalaman dalam hal itu. Aku tak percaya orang-orang yang berada di sekitar Lesham ada orang-orang seperti ini.” Ayah Akiko tidak bisa menyembunyikan rasa takjubnya kepada Karan.
Selain kemapuan, Teknik dan pengendalian serta kecepatan Karan terlihat lebih unggul di bandingkan dengan Kentaro, tapi Ayah Akiko memiliki keyakinan kalau anak pertamanya Ichiro sedikit lebih unggul dibandingkan dengan Karan.
“Jangan khawatir, meskipun kakakmu itu kuat dan mendapatkan sabuk hitam untuk karate, dia tidak akan membunuh Karan.” Ucap ibu Akiko menenangkan Akiko yang terlihat sedikit takut karena kakak pertamanya yang langsung datang untuk melawan Karan.
“Harus ku akui kalau aku sudah sedikit meremehkanmu sebelumnya, tetapi aku tak akan bertindak ceroboh seperti Kentaro.” Tatap Ichiro dengan sangat tajam.
“Itu artinya aku harus bertarung dengan serius sekarang.” Senyum Karan dengan santai namun tatapan dan ekspresi wajahnya menjadi jauh berubah dari sebelumnya.
Keduanya tampak terdiam dan saling memperhatikan satu sama lain, yang dengan satu Gerakan kecil membuat Ichiro langsung melompat memberikan serangan kuat pada bagian kepala Karan. Tendangan demi tendangan dan pukulan terus menghujam ke arahnya, namun Karan mampu menghindari dan menahannya dengan sangat baik.
“Sampai kapan kau akan terus menghindar, kau tak akan bisa menang dariku jika terus menghindar seperti itu.” Ucap Ichiro yang berhasil melayangkan tendangan cukup kuat pada bagian dada Karan, yang bisa di tahannya dengan kedua tangannya namun Karan harus sedikit terpental ke belakang.