Menikah karena Ancaman - Chapter 371 episode 370 (S2)
Kevin dan Rudi melihat kelaut. Mereka mecari keberadaan ikan hiu itu.
” Kalian lihat apa.” Tanya Ziko.
” Ikan hiu.” Ucap keduanya kompak.
” Memangnya ada ikan hiu.” Tanya Ziko lagi.
” Ada, tadi kami lomba renang sama hiu.” Ucap Kevin sambil mengatur nafasnya.
” Mana ada ikan hiu yang ada ikan teri.” Ucap Zira cekikikan.
Kevin dan Rudi mendengus kesal. Mereka baru saja di jahili Zira.
” Vin, cepat pakai bajumu, mataku sakit melihat kamu seperti itu.” Gerutu Zira.
” Ya saya tau, pasti mata nona sakit karena rambut tusuk gigi ini.” Ucap Kevin sambil mengelus rambutnya sendiri.
” Bukan itu saja, aku risih dengan celana pendekmu. Kamu seperti membawa pot bunga.” Ucap Zira.
Kevin menggunakan celana pendek dengan motif bunga. Itu yang membuat Zira risih.
” Kamu juga sama saja. Pakai celana bola, memangnya ada main bola di dalam laut.” Sindir Ziko sambil melihat kearah sepupunya Rudi.
Kedua atlet itu bergegas masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaiannya. Setelah itu mereka gabung dengan yang lainnya.
” Bagaiamana lomba renangnya.” Tanya Zira lagi.
” Lumayan.” Jawab Kevin singkat.
Zira melihat kearah Menik, muncul ide lagi di benaknya.
” Nik, besok pakai helm dan buang kedalam laut, kita lihat apa dua atlet ini bisa menahan nafasnya sampai ke dasar laut.
Kevin dan Rudi saling pandang, mereka langsung menunjukkan wajah memelas.
” Cukup Nik, jangan pakai penutup kepala lagi, kami sudah belajar berenang hari ini. Dan kami tidak mau belajar menyelam.” Ucap Kevin memelas.
” Siapa yang suruh kalian menyelamatkan topiku.” Ucap Menik ketus.
” Setidaknya hargai perjuangan mereka Nik.” Ucap Dokter Diki.
Menik diam, dia tidak ingin membahas masalah topinya. Dia berjalan ke pinggir kapal untuk
menghampiri Katherene, yang sedang berdiri di pinggir kapal.
” Halo nona Katherene.” Sapa Menik.
Wanita bule itu melihat kesampingnya, ada Menik di sebelahnya.
” Panggil saja aku Katherene.” Ucap Katherene ramah.
Menik tersenyum, mereka berdua melihat laut. Air laut bergerak kesana kemari seperti sedang menari. Sama halnya dengan hati Menik juga sedang menari-nari, sebelumnya hatinya sangat membenci Kevin, tapi setelah beberapa minggu mereka tidak bertemu, hatinya jadi gundah gulana.
” Apa kamu baru datang dari luar negeri.” Tanya Menik.
” Iya, aku baru tiba di sini kemaren.” Ucap Katherene.
Menik mengernyitkan dahinya. Seingat dia, tunangan Kevin datang pada saat dia membantu mamanya Kevin masak. Dan itu sudah beberapa minggu yang lalu.
Berarti Katherene bukan tunangannya. Lalu mana tunangannya. Apa yang bersama dokter Diki? Ah tidak mungkin, pasti wanita bule itu rekan kerja Dokter Diki.
” Perhatian semuanya, kita akan mendengarkan lagu pembunuhan yang akan di bawakan suamiku tercinta.” Ucap Zira sambil mendekati suaminya.
Semua yang ikut dalam acara itu merasa bingung dengan lagu pembunuhan yang barusan di ucapkan Zira.
Dengan gagah berani Ziko berjalan ketengah. Dimana semua orang sedang duduk santai. Dia mengambil gitar dan mulai memetik alat musik itu.
” Saya akan menyanyikan sebuah lagu pembunuhan, karena hanya itu yang saya tau.”
Semua orang saling pandang dan mulai berpikir macam-macam. Salah satunya Jasmin, dia berpikir pasti lagu yang akan di nyanyikan Ziko lagu yang sangat menakutkan.
” Tes tes.” Ucap Ziko sambil memetik gitarnya.
Potong bebek angsa masak di kuali nona minta dansa, dansa empat kali sorong kekiri sorong ke kanan la la la la
Semua yang mendengarkan langsung tertawa, mereka semua salah menebak. Zira mendekati suaminya.
” Kamu bilang lagu pembunuhan! Kenapa lagu potong bebek angsa.” Tanya Zira.
” Itukan memang lagu pembunuhan, angsa dan bebek di potong kemudian di masak.” Ucap Ziko menjelaskan.
” Aku pikir kamu akan menyanyikan lagu gangster.” Ucap Zira.
Semua bertepuk tangan riuh, nyanyian Ziko cukup menghibur mereka semua. Ziko menarik tubuh Zira dan langsung mencium bibir istrinya dengan lembut. Semua yang ada di situ langsung membelalakkan matanya, terutama Zelin, dia yang paling kecil di antara semuanya.
Kevin langsung mulai pasang badan agar semua orang yang berada di situ tidak melihat keromantisan majikannya.
” Perhatian semuanya, harap semuanya membalikkan badan.” Ucap Kevin.
” Kenapa.” Tanya Koko.
” Karena kalian akan terkena batuk musiman seperti saya.” Ucap Kevin.
Semua masih memperhatikan ciuman sepasang kekasih itu. Kaum pria merasa iri dengan ciuman itu, terutama Rudi, dia curi-curi pandang membayangkan kalau dirinya mencium bibir Menik.
” Cepat balikkan badan sekarang, atau kalian akan kena kentut musiman.” Ucap Kevin lagi sambil mengeluarkan kentutnya. Dengan seperti itu semua yang ada di situ bubar, karena angin yang di keluarkan Kevin benar-benar bau.
Ziko dan Zira langsung berhenti dengan aksinya. Mereka juga mencium aroma tidak sedap, dan bisa di pastikan oleh keduanya, kalau aroma itu dari Kevin.
” Jorok.” Ucap Zelin sambil menutup hidungnya.
” Kamu makan apa Vin.” Tanya Dokter Diki.
” Makan sampah.” Jawab Zira singkat.
” Seharusnya kalian senang, saya bisa menghentikan aksi pasangan suami istri ini.” Ucap Kevin bangga.
Setelah aroma tidak sedap hilang, semua kembali berkumpul. Dan seseorang anak buah kapal mulai memandu acara untuk mereka. Acara itu di buat untuk menghilangkan rasa jenuh di atas kapal.
” Permainan ini di sebut permainan tebak-tebakkan. Saya minta satu orang sebagai perwakilan untuk maju ke depan.” Ucap salah satu anak buah kapal.
Semuanya saling padang, tanpa pikir panjang Zira maju ke depan berdiri di samping pria yang memandu permainan itu. Pria itu menunjukkan kertas kehadapan Zira. Dan dia mulai membaca satu kata yang ada di kertas itu. Dan hanya boleh menyebutkan kisi-kisinya dalam tiga kali sebutan.
” Hitam.” Ucap Zira.
” Warna.” Jawab Ziko.
Zira menggelengkan kepalanya.
” Besar Kecil.” Ucap Zira lagi.
” Besar kecil berwarna hitam, apa ya.” Ucap semua orang.
” Hampir setiap orang punya.” Ucap Zira.
” Rambut.” Jawab Kevin cepat.
” Mana ada rambut besar kecil yang ada panjang pendek.” Protes Ziko.
” Oh iya ya.” Ucap Kevin sambil menggaruk kepalanya.
” Jawabannya tahi lalat.” Ucap Zira.
” Kok tahi lalat.” Semua orang kompak mengatakan hal itu, dan Zira menjelaskan.”
” Maaf nona ada tahi lalat yang warnanya coklat. Tidak semua warnanya hitam.” Ucap Kevin protes.
” Oh itu gampang kalau tahi lalat yang ada di tubuh seseorang berwarna coklat karena warna hitamnya lagi habis. Makanya pakai warna coklat, kan enggak keren kalau warnanya ungu.” Ucap Zira menjelaskan dengan caranya sendiri.
” Ada tahi lalat warnanya putih.” Timpal Koko.
” Itu panu.” Semua orang serentak mengatakan hal itu sambil melihat kearah Koko.
Kata selanjutnya, pria tadi menunjukkan kertasnya kembali kehadapan Zira.
” Makanan, panjang.” Ucap Zira.
” Sosis.” Jawab Ziko singkat.
Zira menggelengkan kepalanya yang berarti salah. Dia melanjutkan kata selanjutnya.
” Keriting.”
” Mie.” Semua kompak menjawab.
” Selanjutnya sambung kata, semua orang harus berdiri.” Ucap pria yang berdiri di depan.
” Dan yang tidak bisa menjawab harus mengecup dahi lawan jenisnya.” Ucap pria itu.
” Like, komen dan boom vote ya terima kasih.”