Menikah karena Ancaman - Chapter 372 episode 371 (S2)
Permainan di mulai, tapi sebelumnya mereka semua di minta berbaris. Dan yang pertama mulai adalah Zira. Pria yang memandu acara itu menunjukkan kertasnya kehadapannya. Ada kata rasa di kertas itu.
” Cinta.” Ucap Zira.
” Kamu.” Jawab Ziko dan kata selanjutnya harus di sambung oleh Kevin, karena dia yang ada di sebelah Ziko.
” Dan.” Ucap Kevin.
” Stop gagal, tidak boleh menggunakan kata penghubung.” Ucap pemandu acara itu.
Kevin gagal dalam permainan itu, dia di minta untuk mencari salah satu lawan jenis untuk maju kedepan. Tanpa pikir panjang dia menarik tangan Menik. Rudi yang melihat hal itu mulai merasa cemburu.
Awalnya Menik menolak, tapi pemandu acara mengatakan setiap yang di pilih harus maju. Dengan berat hati Menik berdiri di depan Kevin. Jarak mereka cukup dekat.
” Cium, cium, cium.” Ucap Zira.
Kevin mengecup dahi Menik dengan lembut dan tidak lupa dia membisikkan sesuatu ketelinga wanita itu.
” I love you.” Ucap Kevin.
Jantung Menik ketika di kecup dahinya berdetak cukup kencang dan mendengar hal itu jantungnya berdesir.
Kevin kembali berdiri ke posisi semula. Menik masih bengong dengan hal yang baru saja di dapatkannya. Sampai dia tersadar ketika pemandu acara memintanya untuk berdiri kembali ke posisi semula.
Bukan hanya Rudi yang cemburu Jasmin juga merasa terbakar dengan tindakan Kevin, walaupun dia tidak tau apa yang di ucapkan Kevin kepada Menik, tapi dia merasa ada sesuatu di antara keduanya.
Pemandu acara menunjukkan kertas kepada Kevin, di situ tertulis kata cantik.
” Molek.” Ucap Kevin dan kata selanjutnya di sambung oleh Koko.
” Tubuh.” Ucap Koko.
” Besar.” Jawab Menik dan di sambung Zelin sampai berhenti pada Rudi. Dia sengaja tidak bisa menjawab dan langsung menarik tangan Menik untuk maju. Dengan berat hati dia maju dan Rudi mulai mengecup pipi Menik dengan lembut.
” Stop kok pipi.” Protes Kevin.
” Di perbolehkan.” Ucap pemandu acara.
Kevin terbakar rasa cemburu. Zira memperhatikan ekspresi wajah Kevin. Dia mendekati asisten suaminya.
” Vin tabahkan hatimu dan keraskan mu.” Ucap Zira asal.
Benar saja dengan ucapan Zira yang asal membuat Kevin tertawa, dia merasa lucu dengan semua kosa kata yang baru saja di dengarnya.
Permainan selesai karena kapal sudah mulai sampai di tempat tujuan. Tak terasa mereka tiba di sebuah pulau. Pulau yang sangat cantik dan hanya ada satu bangunan di situ, tempat itu akan di jadikan sebagai tempat untuk menginap mereka semua.
Mereka turun satu persatu dari kapal, tidak lupa Rudi dan Kevin berlomba untuk membantu Menik turun dari kapal. Sama halnya ketika hendak naik keatas kapal, dia tidak mau di bantu ke dua pria itu. Dia malah memberi kopernya dan sepatunya kepada Kevin dan Rudi.
” Pemandangan yang sangat indah.” Ucap Zira mengagumi keindahan yang di ciptakan Tuhan.
Mereka masuk ke dalam vila dan di sambut beberapa pelayan. Pelayan menunjukkan kamar untuk mereka semua. Semua tidur sendiri-sendiri hanya Zira dan Ziko yang tidur bersama. Karena yang lainnya belum ada sebuah ikatan.
” Makan malam akan kami sediakan satu jam lagi.” Ucap salah seorang pelayan.
Semua masuk kedalam kamarnya masing-masing untuk membersihkan tubuh dan beristirahat sejenak di dalam.
Menik memandang kamar yang ditempatinya. Kamar yang besar dengan kasur berukuran king dan kamar mandi yang mewah di dalamnya. Menik langsung mandi setelah itu dia membaringkan tubuhnya di kasur.
” Nyaman sekali tidur di sini.” Ucap Menik sambil memejamkan matanya.
Tak terasa waktu makan malam tiba semua orang sudah berkumpul di meja makan. Tapi masih ada yang belum datang yaitu Menik dan Koko. Kevin langsung sigap untuk menjemput Menik begitupun dengan Rudi, dia tidak mau kalah langkah dari rivalnya.
Mereka seperti musuh, yang awalnya mereka baik-baik saja, tapi ketika kehadiran Menik, mereka mendadak bersaing.
” Di mana kamar Menik.” Gumam Kevin.
Kedua pria itu berpencar mencari kamar Menik. Kevin berhenti di depan kamar dan mengetuk pintu kamar itu, tidak ada sahutan dari dalam.
” Sepertinya bukan ini.” Gumam Kevin sambil mengetuk pintu yang lainnya. Sama halnya dengan Rudi, dia juga mengetuk semua pintu kamar. Sampai seseorang membuka pintu yaitu Menik. Dengan muka bantal dia membuka pintu kamarnya. Dan mendapati Rudi ada di depan pintunya.
” Whoammmm.” Menik menguap.
Kevin masih mengetuk pintu kamar satu persatu dan ada pintu yang terbuka lebar. Dia mengetuk pintu itu tapi tidak ada sahutan, tanpa pikir panjang Kevin masuk ke dalam kamar itu.
” Aaaaa.” Teriak Koko kaget.
” Kenapa kamu teriak.” Ucap Kevin cepat.
” Kenapa bapak masuk kedalam kamar saya. Bapak mau berbuat mesum ya?” Ucap Koko lagi.
” Tak sudi aku samamu.” Ucap Kevin jijik.
” Dimana kamar Menik.” Tanya Kevin.
” Kamar Menik dua kamar dari sini.” Setelah mendengar itu, Kevin langsung berlari keluar dan menuju kamar Menik. Pintu di buka lebar, dia langsung masuk dan menemukan Menik sedang ngobrol dengan Rudi.
” Ngapain kamu di kamar Menik.” Ucap Kevin cemburu.
” Mau jemput Menik makan, dan kamu ngapain di sini.” Tanya Rudi balik.
” Sama, aku juga mau menjemput Menik makan. Kalau kamu mau menjemput, kenapa kamu malah masuk ke dalam kamarnya.
” Bukan urusan kamu.” Jawab Rudi ketus.
Menik memperhatikan dua pria yang saling berdebat, dia langsung keluar dari kamarnya dan meninggalkan dua pria itu. Setelah sadar tidak ada Menik, kedua pria itu langsung keluar dan jalan beriringan dengan Menik.
” Nik selama ini kamu dimana.” Tanya Kevin.
” Bukan urusan anda.” Jawab Menik ketus.
” Buahahaha.” Rudi tertawa senang, rivalnya dapat jawaban telak dari Menik.
” Nik, kamu cantik sekali.” Ucap Rudi.
” Enggak usah gombal, kalian pria sama saja, lihat paha mulus dikit langsung ingin melahapnya. Aku heran kalian pria apa hewan sih.” Ucap Menik judes.
” Kalau saya pria sejati tapi kalau si Rudi kucing garong.” Ucap Kevin.
” Sama saja, kamu bukan kucing garong tapi kucing koreng.” Ejek Rudi.
Kedua pria itu mulai berdebat lagi. Menik langsung berhenti
” Diaaaam! Kalau sama-sama hewan jangan bertengkar.” Ucap Menik meninggalkan dua pria itu.
Di ruang makan semua sudah berkumpul, Koko juga sudah bergabung dengan yang lainnya. Rudi dan Kevin berlomba menarik kursi untuk Menik. Tapi wanita itu malah duduk di sebelah Koko.
Semua memperhatikan tingkah ketiga manusia itu.
Makanan telah di hidangkan di atas meja makan, mereka mulai menikmati makan malamnya.
” Nik, kamu tambah cantik.” Puji Koko.
” Cukup deh, dari tadi dua manusia jadi-jadian itu memujiku. Dan aku tidak mau memberikan julukan untukmu.” Ucap Zira sambil menunjuk kearah Rudi dan Kevin dengan sorot matanya. Koko mengerti, yang di maksud manusia jadi-jadian adalah Rudi dan Kevin.
” Like, komen dan boom vote ya terima kasih.”