Nuansa - Chapter 111
“Sayangnya aku tidak akan menurunkan pistolku sampai dia mengatakan semua tentang Wan, dia satu-satunya yang tahu ke mana Wan pergi,” ujar Eugene pada Emma.
“Apa maksudmu?” tanya Emma.
“Bukan begitu, Ihih?” Eugene bertanya pada Ihih, namun Ihih hanya diam.
“Bibi, katakan itu tidak benar,” kata Emma, tetapi Ihih tetap diam.
“Kalian pasti sama-sama membutuhkan penjelasan dariku mengenai alasanku memberikan tuduhan ini pada Ihih, kan? Maka baiklah, aku akan menjelaskannya,” ucap Eugene.
“Emma, sebelum kita berangkat tadi, Nuansa mengatakan sesuatu padaku,” sambung Eugene.
*FLASHBACK*
Pada saat Eugene masih berada di ruang tamu seorang diri, Nuansa mendatanginya, saat itu Bulan sedang pergi ke kamar mandi untuk kencing, sementara Emma sedang mengeluarkan mobilnya, Eugene sendiri sebenarnya baru akan menyusul Emma, tetapi Nuansa yang baru keluar bersama Emma datang dan meminta waktu padanya.
“Paman, boleh aku minta waktumu sebentar?” tanya Nuansa pada Eugene yang baru saja berdiri.
“Ya, silakan,” ujar Eugene.
“Ketika kalian sampai di rumah Emma nanti, tolong awasi bibi Ihih.”
“Siapa itu?”
“Pembantu di rumah Emma.”
“Ada apa dengannya?”
“Dia terlihat tidak mencurigakan sama sekali, dan awalnya pun aku tidak berpikir hal buruk sama sekali tentangnya, tapi … di malam aku menyusup ke dalam rumah Emma, dia terlihat seperti membiarkan Wan pergi.”
“Maksudmu?”
“Dia agak aneh saat itu, seperti …”
“Dia memihak Wan?”
“Ya, kira-kira bisa dikatakan seperti itu.”
“Kenapa kau berkata seperti itu?”
“Karena … malam itu, saat aku baru saja berhasil masuk ke dalam rumah Emma, sedang terjadi keributan di dalam rumah itu, bibi Ihih menggedor pintu kamar Emma yang saat itu sedang dilecehkan oleh Wan, dari luar aku tidak mendengar keributan apapun, makanya aku tenang-tenang saja pada saat masuk, tapi begitu aku sampai di dalam, aku baru menyadari bahwa aku harus bersembunyi dulu, karena itu aku pergi ke dapur, tapi aku tetap mengintip ke luar. Aku melihat Wan yang berpakaian sambil berjalan menuju pintu, sudah pasti dia mau lari, dan dari belakang, bibi Ihih mengejarnya, tapi dia seperti tidak niat untuk mengejar Wan, dia … dia hanya berjalan santai, dia juga terlihat biasa saja, seolah dia hanya ingin menyusul Wan, bukan mengejarnya lalu menangkapnya, walaupun pasti akan mustahil dia bisa menangkapnya, tapi … tetap saja bibi Ihih terkesan seperti membiarkannya pergi begitu saja, dan ketika aku keluar dari dapur aku melihat bibi Ihih mematung di luar, dia seperti hanya menonton, atau … mungkin dia mengobrol dengan Wan, entahlah, aku tidak tahu, karena pada saat itu aku fokus kepada tujuanku,” papar Nuansa.
“Dan … ada tambahan. Sewaktu Emma berhasil membebaskan diri dari Wan, dan dia berlindung di belakang bibi Ihih, bibi Ihih sama sekali tidak melakukan apapun selain bertanya kepada Wan tentang apa yang dia lakukan, Emma yang menceritakan hal itu padaku, tapi aku tidak menceritakan tentang kecurigaanku ke bibi Ihih pada Emma, tentu saja dia tidak akan percaya, makanya aku memendam pendapatku ini sendiri. Maksudku … bibi Ihih sebenarnya telah membebebaskan Wan, dia dengan sengaja melewatkan kesempatan untuk menangkap Wan. Pertama, ketika Emma berhasil keluar dari dalam kamarnya, seharusnya bibi Ihih dengan tanggap langsung menutup pintu kamar Emma dan menguncinya dari luar agar Wan tidak bisa berbuat apapun dan dia bisa menghubungi Polisi, kedua, yang aku lihat dari dapur, dia terlihat sama sekali tidak mengejar dan tidak berniat untuk menahan Wan, dia bahkan benar-benar tidak menghubungi Polisi. Polisi yang datang mengejarku dan Ayahku adalah Polisi yang dipanggil oleh Satpam-satpam perumahan itu, dan bibi Ihih sama sekali tidak tahu kalau akan ada Polisi yang datang,” lanjut Nuansa.
“Begitu ya,” kata Eugene.
“Ya, aku hanya meminta kau untuk waspada. Ini hanya dugaanku, tapi tidak ada salahnya menjadi berhati-hati, kan?”
“Ya, kau benar. Baiklah, terima kasih atas informasimu.”
*FLASHBACK ENDS*
“Pernyataan Nuansa memang masih bisa diragukan karena katakan saja itu mungkin hanya perasaan dia, tapi begitu melihat bagaimana Ihih begitu waspada, aku langsung tahu bahwa apa yang dikatakan Nuansa itu benar, bahwa Ihih memihak Wan. Tapi, biarkan aku lebih jauh,” ujar Eugene.
“Emma, kau bilang kau pernah menceritakan tentangku padanya, kan? Maka seharusnya dia tahu kalau kau pasti akan meminta bantuanku untuk melacak keberadaan Wan, terlebih sekarang kau berteman dekat dengan Nuansa. Tidak peduli jika dia tahu aku sudah kembali ke Indonesia atau tidak, yang terpenting dia pasti memiliki dugaan bahwa kau akan meminta bantuanku, jadi meskipun dia tidak tahu bagaimana rupaku, setidaknya ketika kau membawa orang asing masuk ke rumahmu dan memeriksa kamar Wan, dia seharusnya langsung paham bahwa aku adalah Eugene, atau setidaknya orang suruhan diriku yang kuutus untuk membantumu jika aku masih berada di Inggris. Apapun itu, ketika aku mengatakan bahwa aku bukan maling dan menjelaskan bahwa aku adalah calon Ayah sambung Neptunus, dia sebenarnya percaya karena dia pasti sudah menduga bahwa aku atau setidaknya utusanku akan datang untuk membantumu. Tapi dia memilih untuk tidak mendengarkanku, dia percaya padaku, tapi baginya lebih bagus aku pingsan karena kayunya itu agar penyelidikanku tentang Wan tidak dilanjutkan, karena dia takut aku akan mengetahui semuanya. Untuk hal ini, aku yakin semuanya seratus persen benar, wanita ini tidak bodoh, tapi rasa waspadanya yang terlalu berlebihan itu telah membuatku menyadari semuanya, karena pada umumnya, wanita sepertinya akan memilih untuk mundur jika melihat orang mencurigakan masuk ke dalam rumah, tapi dia malah berniat untuk menghajarku dengan kayu itu, karena dia tahu aku tidak akan melawan, karena dia tahu aku bukan orang jahat, dan tidak akan melakukan apapun, tapi baginya, yang terpenting dia bisa membuatku terluka agar kita tidak melanjutkan semua ini,” sambung Eugene, dan sekarang Emma terlihat bingung.
“Aku tahu itu masih belum cukup, masih ada beberapa penjelasan lain, Emma,” kata Eugene.
“Pertama, keberisikan yang diciptakan di lantai satu akan terdengar sampai ke rumah orang lain, kecuali mungkin yang berada di sana yang dihalangi oleh pembatas kaca itu, itu pasti tempat untuk hura-hura, tapi kita tidak akan membicarakan tentang itu. Rumahmu ini unik, Emma, dan Ihih tahu itu dengan baik, lantai satu, jika membuat keberisikan apapun akan otomatis terdengar sampai ke rumah orang, sementara lantai dua tidak. Itu bisa dibuktikan dengan Nuansa yang tidak mendengar keberisikan apapun sebelum menyelinap, padahal sebelum dia masuk, Ihih pasti sudah menggedor-gedor pintu kamarmu, dan menurutmu Ihih cukup lama menggedor-gedor pintu kamarmu, kan? Tapi menurut Nuansa tidak, itu artinya ketika Nuansa masuk, Ihih hampir selesai menggedor karena kau berhasil membebaskan diri dari Wan, tapi Nuansa baru mendengar keberisikan ketika dia masuk. Lalu, tentang lantai satu, Wan sebenarnya berpotensi berada di dalam penjara sekarang jika malam itu Ihih berteriak sekencang-kencangnya pada saat dia sudah berada di lantai satu dengan langkah santainya itu agar semua tetangga kalian terbangun, tapi kenyataannya dia benar-benar tidak melakukan apa-apa, dia membiarkan Wan pergi. Itu bisa dibuktikan dari tetanggamu yang tiba-tiba masuk tadi karena mendengar suara teriakan Ihih, jadi bisa dibayangkan bagaimana semua orang akan terbangun malam itu dan menahan Wan jika seandainya Ihih berteriak minta tolong, tapi Nuansa benar, dia sama sekali tidak melakukan apa-apa,” sambung Eugene.
“Dan ini belum semuanya, aku masih memiliki penjelasan lagi.”