Nuansa - Chapter 72
Nuansa langsung memilih sebuah kursi begitu ia masuk ke dalam restoran yang menjual makanan-makanan khas Asia Timur ini, dan di sana, Gladys langsung datang menghampirinya.
“Hai, lama tidak berjumpa,” sapa Nuansa.
“Ya, apa kabar?” tanya Gladys.
“Aku baik, kau bagaimana?” Nuansa bertanya balik.
“Aku juga baik, kau ingin pesan apa?”
“Takoyaki saja.”
“Oh, ok, tunggu sebentar ya.”
“Ok.”
Gladys kemudian pergi, sementara Nuansa mengedarkan pandangannya di restoran itu. Secara tidak sengaja, Nuansa melihat Emma di sana, Emma sedang mengobrol dengan beberapa temannya, ada yang laki-laki, dan ada yang perempuan.
Saat Nuansa melihatnya, Emma juga menyadari keberadaan Nuansa. Begitu Emma melirik ke arahnya, Nuansa lantas langsung memalingkan pandangannya, dan sesaat kemudian, Gladys datang membawa pesanan Nuansa, dan lantas duduk di sampingnya.
“Uf, panas,” ucap Nuansa saat ia menyentuh takoyakinya untuk menakar seberapa panas suhunya, apakah sudah bisa dimakan atau belum, namun dengan suhu yang sebegini panasnya, sepertinya ia harus menunggu paling tidak 10 menit lagi baru bisa memakannya.
“Bagaimana perjalananmu ke Korea?” tanya Gladys pada Nuansa.
“Kau tahu dari mana aku habis dari Korea?” Nuansa bertanya balik.
“Finn, dan jangan kau tanya dari mana dia mengetahuinya.”
“Hmm, sebenarnya aku pergi ke Korea bukan untuk jalan-jalan.”
“Lalu?”
“Untuk menghadiri acara pernikahan orang.”
“Tapi kau pasti tetap jalan-jalan di sana, kan?*
“Tentu saja aku jalan, kalau tidak namanya aku lumpuh.”
“Nuansa, aku serius.”
“Hehehe, sebenarnya ya, aku dan Neptunus mendatangi Camellia Hill, konser BTS, pasar-”
“Kau mendatangi konser BTS?!”
“Ya.”
“BTS?!”
“Ya.”
“Bangtan?!”
“Apa itu?”
“Itu-, lupakan. Tapi, kau benar-benar mendatangi konser mereka?!”
“Iya, Gladys.”
“Kau mengabadikan momen-momen saat kau ada di konser mereka?”
“Tentu saja, walaupun aku bukan penggemar mereka, tapi kapan lagi bisa berfoto dengan boyband yang mendunia, kan?”
“Benarkah? Coba aku lihat.”
“Tunggu,” Nuansa lantas merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya.
“Kau terlihat sangat tertarik, apa kau menggemari mereka?” tanya Nuansa seraya memberikan ponselnya kepada Gladys.
“Kupikir semua gadis menyukai mereka,” ujar Gladys.
“Kau yakin?”
“Ya, tidak semua sih, tapi … aku yakin kebanyakan pasti menyukai mereka.”
“Ok, aku tidak termasuk salah satu dari kebanyakan itu.”
“Huh?”
“Neptunus mengatakan kepadaku bahwa dia akan datang ke konser BTS dan ketika dia mengatakannya, aku tahu bahwa dia telah memesan dua tiket, jadi aku memutuskan untuk ikut. Aku tahu BTS, tapi aku bukan penggemar mereka, tapi aku tetap datang ke konser mereka, karena gratis, dan … ya, kapan lagi bisa melihat artis internasional secara langsung, kan? Meskipun memang dibutuhkan biaya tambahan untuk bisa berfoto bersama mereka seperti ini, dan aku tidak akan pernah bisa lupa bagaimana hancurnya hatiku saat ternyata fotoku tertukar dengan foto orang lain,” kata Nuansa. Begitu selesai berbicara, Nuansa menyadari bahwa Gladys justru asyik melihat foto-fotonya bersama para anggota BTS dan tampaknya tidak mendengarnya sama sekali walaupun mereka duduk dengan jarak yang sangat dekat, dan tidak lupa, Gladys terus-terusan tersenyum lebar setiap kali dia menggeser layar ponsel Nuansa untuk melihat foto-foto lainnya.
“Bah, lupakan lah,” sambung Nuansa, ia kemudian memakan takoyakinya.
“Wah, seru sekali perjalananmu ke Korea, ya,” ucap Gladys saat ia akhirnya selesai melihat foto-foto Nuansa bersama para anggota BTS, ia lalu mengembalikan ponsel Nuansa itu kepada Nuansa.
Tampaknya Gladys tidak hanya melihat foto-foto Nuansa bersama para anggota BTS, melainkan juga foto-foto Nuansa di Camellia Hill.
“Lumayan lah, sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui,” ujar Nuansa.
“Maksudmu?” tanya Gladys.
“Ya … Neptunus mengajakku ke Korea, dan aku langsung mendapatkan banyak hal yang bisa kukatakan sebagai keuntungan begitu aku menerima ajakannya,” kata Nuansa.
“Pertama aku akhirnya merasakan bagaimana rasanya naik pesawat, aku akhirnya merasakan bagaimana rasanya pergi ke luar negeri, rasanya musim gugur, rasanya bertemu dengan orang-orang terkenal, rasanya ada di sebuah konser besar, rasanya melihat orang luar negeri, karena jujur, sejauh ini aku belum pernah melihat orang luar negeri dengan mataku langsung,” lanjut Nuansa.
“Hahaha, benar juga, tapi tampaknya tidak hanya dua tiga pulau yang kau lampaui, tapi enam sekaligus,” ujar Gladys.
“Hahaha,” keduanya lantas tertawa terbahak-bahak.
Dari kejauhan, Emma mengamati mereka.
‘Gladys tampaknya memiliki kedekatan dengannya, aku akan memaksanya untuk memberitahukanku informasi mengenai gadis itu, bagaimana bisa gadis kampungan seperti dia menjadi pacar Neptunus? Sementara aku yang sudah bertahun-tahun mengincar Neptunus tak kunjung bisa mendapatkannya,’ batin Emma.
“Sebaiknya kita cepat kembali ke kampus, jam masuknya lima menit lagi,” ucap salah satu teman Emma yang berada di dekatnya.
“Iya, huft, dan setelah itu kita akan mulai sangat sibuk, mempersiapkan pertunjukan itu, lalu mulai memasuki tahap akhir dari semua ini, membuat skripsi, sidang, wisuda, huft, semuanya pasti akan terasa melelahkan,” kata yang lainnya.
“Belum berakhir kalau kau ingin melanjutkan ke S2,” sahut yang lainnya lagi.
“Ya, begitulah.”
Mereka bersama Emma kemudian pergi dari sana. Karena Nuansa duduk di dekat pintu, jadi otomatis, ketika Emma bersama teman-temannya itu keluar dari restoran ini, mereka melewati Nuansa, dan tampaknya tidak ada satu pun yang menyadari keberadaan Nuansa di antara mereka selain Emma, bahkan setelah perhatian Emma terpusat kepada Nuansa ketika mereka berjalan keluar, mereka tetap tidak menyadari keberadaan Nuansa yang juga mereka lihat ada di pesta Emma beberapa waktu yang lalu.
Nuansa dan Gladys sadar jika Emma melihat ke arah mereka, atau mungkin lebih tepatnya ke arah Nuansa seorang, dan begitu gadis itu bersama teman-temannya tersebut akhirnya keluar, mereka langsung membicarakannya.
“Dia sering datang ke sini?” tanya Nuansa pada Gladys.
“Tidak terlalu, tapi tidak jarang pula,” jawab Gladys.
“Nuansa, dilihat dari tatapannya, dia pasti masih marah padamu,” lanjut Gladys.
Nuansa kemudian merasa heran dengan apa yang dikatakan oleh Gladys itu.
“Oh, ayolah, aku memang tidak ada di pestanya yang kau rusak malam itu, tapi Finn memberitahuku semuanya,” kata Gladys yang mengerti hal apa yang membuat Nuansa merasa heran.
“Ooh, hehehe. Ya … kelihatannya memang seperti itu, tapi aku akan menyelesaikannya,” ujar Nuansa.
“Apa maksudmu?”