Nuansa - Chapter 74
Neptunus dan Nuansa sedang dalam perjalanan menuju rumah Neptunus sekarang, mereka sedang berhenti karena lampu merah.
Nuansa dari tadi hanya terdiam dengan pandangan yang tetap sama sejak pertama kali ia masuk ke dalam mobil ini tadi, Neptunus pun baru menyadari hal itu sekarang, dan dirinya langsung menanyakan apa hal yang membuat gadis itu menjadi begitu, sebab Nuansa biasanya tidak pernah seperti ini.
“Apa kau baik-baik saja? Kau tidak seperti biasanya, ada apa?” tanya Neptunus.
“Engh, tidak, aku tidak apa-apa,” jawab Nuansa.
“Sungguh?”
“Ya … mungkin … tapi sepertinya … tidak.”
“Ada apa?”
“Aku meminta maaf kepada Emma, tapi dia malah mengancam akan membuat hidupku tidak tenang, aku hanya heran, kenapa dia malah memiliki niat seperti itu? Maksudku, aku paham bahwa aku telah merusak acaranya, tapi aku merasa itu bukan hal yang besar, mungkin dia itu adalah hal yang besar dan keterlaluan, tapi … apakah memberikan ancaman seperti itu adalah hal yang wajar?” keluh Nuansa.
“Emma mengancammu?”
“Sebenarnya dia mengancamku lebih dulu baru aku meminta maaf padanya, tapi sebenarnya aku ingin meminta maaf lebih dulu sebelum dia mengatakan sepatah katapun, tapi dia melarangku berbicara, jadi kurasa pada akhirnya sama saja.”
“Well, kurasa dia memang merasa mengancam seperti itu adalah hal yang wajar, padahal sebenarnya jika dia memang masih sangat marah padamu, dia tidak perlu berbicara denganmu, maksudku, normalnya begitu, kan? Ketika orang sedang sangat marah dengan seseorang, kita pasti tidak ingin berbicara dengannya sampai waktu yang kita sendiri tidak bisa tentukan, iya, kan? Rasanya seperti muak begitu, jadi kita pasti berusaha sebisa mungkin bahkan untuk tidak melihat batang hidung orang itu.”
“Jadi, maksudmu dia tidak normal?”
“Aku tidak bermaksud seperti itu.”
“Lalu?”
“Aku rasa ada hal lain yang membuatnya mengancammu.”
“Apa?”
“Entahlah, mungkin ada hubungannya dengan perasaan dia ke aku. Kau tahu? Dia sangat menyukaiku-”
“Ya, aku tahu, tidak usah membangga-banggakan dirimu.”
“Dari mana kau mengetahuinya?”
“Gladys.”
“Oh, astaga, tentu saja dia sudah menceritakannya padamu.”
“Jadi menurutmu, Emma mengancamku karena dia cemburu padaku? Karena yang dia tahu adalah aku pacarmu?” tanya Nuansa.
“Hmm, begitulah.”
Nuansa kemudian terdiam sesaat, sebelum tiba-tiba dia bertepuk tangan satu kali dengan wajah yang berseri, dan sukses membuat Neptunus terkejut karena tepukan tangannya itu.
“Hih! Kau ini! Mengagetkan saja!” sewot Neptunus.
“Jadi itu masalahnya!” seru Nuansa.
“Jika dia cemburu dengan hubungan kita yang tidak dia tahu hanya pura-pura, aku hanya perlu membuatnya semakin merasa cemburu dan terbakar!” sambung Nuansa.
“Apa maksudmu?” tanya Neptunus.
“Sudah cukup bagiku untuk mengharapkan maaf darinya, aku tidak mau jadi terlihat lemah seperti itu, intinya aku sudah meminta maaf, urusanku sudah selesai dengan hal itu, sekarang giliranku untuk menjadi setara dengannya.”
“Kau seperti seorang pasukan perang yang sedang berusaha menyeimbangi kekuatan lawan setelah kalah saja,” ucap Neptunus.
“Ya, kami memang sedang berperang, dan dia telah memulainya.”
“Asyik, ribut.”
“Pertama dia memercikkan api perang di antara kami, lalu dia dengan sengaja menyalakan api itu karena sejak awal itulah yang dia inginkan dengan menciptakan percikan api itu, sejak awal dia memang berniat untuk membuat situasi di antara kami menjadi sepanas supernova, lalu dia seolah meledakkan bom nuklir di antara kami-”
Selama Nuansa berbicara dengan kata-kata berlebihan seperti itu, Neptunus hanya menatapnya dengan perasaan yang sangat ingin berhenti mendengar Nuansa berbicara seperti itu.
“OK CUKUP!” teriak Neptunus, akhirnya.
“Apa? Memangnya kenapa?” tanya Nuansa yang langsung terdiam dengan keadaan gerakan tangan yang masih mendukung ucapan-ucapan dengan bahasa-bahasa berlebihannya itu.
“Kau berlebihan,” ujar Neptunus.
“Hei!-”
“Ssssht!”
“Grrrh!” Nuansa kemudian melipat kedua tangannya di dadanya dengan perasaan kesal.
Neptunus lantas melihat waktu yang tersisa hingga lampu merah ini berganti menjadi lampu kuning, lalu akhirnya menjadi lampu hijau.
“Aku tidak percaya ini, bagaimana mungkin ada lampu merah berdurasi lima menit?” kata Neptunus, namun Nuansa tidak menanggapinya.
Melihat Nuansa yang tampak marah padanya, Neptunus pun hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan pelan dan tersenyum kecil. Beberapa detik kemudian, Neptunus berusaha untuk mencairkan suasana di antara mereka.
“Aku akan sibuk mulai besok sampai beberapa bukan ke depan, jadi mungkin kita akan jarang bertemu. Aku akan mengerjakan tugas terakhirku sebelum mulai masuk masa pengerjaan skripsi, kau tahulah, tentang pertunjukkan itu, aku dipilih sebagai Penyanyi tunggal, aku dipasangkan dengan beberapa orang yang bukan dari kelasku sebagai sebuah band, anggap saja begitu. Kami memang tidak satu kelas, tapi kami sudah saling kenal sebelumnya, jadi kurasa untuk membangun chemistry di dalam band sementara kami itu tidak akan mudah, walaupun mungkin beberapa karakter akan sulit untuk disatukan, seperti Thomas yang bermain Bass, anak itu agak pendek, tapi jari-jarinya sangat lincah, dia banyak bicara, konyol, dan lucu, meskipun kadang dia membuat kelucuan di saat yang tidak tepat. Jika Wisnu tidak berhenti secara tiba-tiba, aku yakin posisi Thomas akan diisi oleh Wisnu, ngomong-ngomong, ya, Wisnu berhenti secara tiba-tiba karena sedang memiliki masalah keluarga yang sangat berat, dia melakukannya saat kita sedang berada di Korea dan tidak mengabariku, Finn yang memberitahuku, Finn bilang bahkan Wisnu telah pindah kota secara mendadak, dan tidak ada satupun dari kami yang mengetahui apa masalah yang sedang dia hadapi, meskipun dia adalah sahabatku sejak lama, tapi ternyata dia tidak benar-benar terbuka denganku, juga dengan Finn. Entahlah, kurasa aku tidak akan pernah bertemu dengannya lagi. Ok, balik ke anggota band yang akan memberikan pertunjukan utama, posisi Drummer diisi oleh Zecmax, dia seorang gadis yang sangat feminin, tapi ternyata bisa sangat menggila ketika bermain Drum, nama aslinya Zeze Maharani, dia mengubah nama panggilannya agar terkesan seperti anak punk, aku bahkan tidak menyangka dia memiliki pikiran seperti itu, karena sosoknya benar-benar sangat feminin dan ayu dari luar. Posisi Gitaris diisi oleh Nyoman, dari namanya sudah ketahuan kalau dia adalah orang Bali, kan? Dan terakhir, posisi Keyoboardist diisi oleh Ali. Sejauh ini aku hanya kenal cukup dengan dengan Thomas dan Zecmax, tapi aku akan berusaha untuk akrab dengan mereka semua demi memberikan penampilan yang terbaik nanti,” ucap Neptunus, panjang lebar.
“Oh, iya, selain itu nanti ada penampilan solo dari beberapa orang, seperti ada yang memberikan pertunjukan Piano, pertunjukan Gitar, Penyanyi solo, Drum, dan lain-lain, tapi tentu bukan kami lagi, tapi tetap kamilah pertunjukan utamanya,” sambungnya, namun Nuansa masih diam.
“Kau sebaiknya tidak mengacuhkanku begitu, nanti kau menyesal karena kita akan hampir tidak memiliki waktu bersama, atau bahkan untuk bertemu,” kata Neptunus, tetapi Nuansa masih diam.