Nuansa - Chapter 84
“Apa yang terjadi?” tanya Nuansa pada Gladys dengan perasaan khawatir.
“Dia memutuskan hubungan kami,” jawab Gladys. Sontak saja Nuansa terkejut mendengar hal itu.
“Hanya gara-gara rekaman itu?!”
“Ya.”
“Bagaimana bisa?!”
“Kau tidak mengerti, Nuansa,” ujar Stephanie.
“Apa?” kata Nuansa.
“Tadi Emma tidak hanya menyebarkan rekaman itu, tapi juga mengatakan kepada orang-orang bahwa rekaman itu di ambil olehnya dengan sengaja, dia bilang saat rekaman itu di ambil, dia sengaja bertanya-tanya kepada Gladys mengenai kedekatannya dengan Neptunus. Emma bilang dia sudah lama curiga bahwa kedekatan mereka sebenarnya bukan sekedar sahabat, dan kalau ternyata hubungan Gladys dan Finn yang banyak diragukan ternyata memang serius, itu artinya Gladys sudah mengkhianati Finn, Emma bilang artinya Gladys berselingkuh dekat sahabat terdekat Finn sendiri. Dan dia bilang, setelah cukup lama memaksa Gladys untuk mengaku, akhirnya Gladys mengakuinya secara tidak langsung, rekaman itu buktinya. Dia bilang dia melakukan semua ini demi melepaskan Neptunus dari genggaman Gladys yang katanya licik, sebab kita semua tahulah kan kalau dia sangat menyukai Neptunus,” papar Stephanie.
“Dan Finn ada di sana saat dia mengatakan semua itu?” tanya Nuansa.
Stephanie kemudian hanya menjawabnya dengan beberapa anggukan kepala.
“Itu tidak benar, aku berusaha menjelaskan semuanya kepada Finn, tapi dua memilih untuk tidak ingin mendengarkan penjelasanku. Emma mengarang cerita itu, itu benar-benar sebuah kebohongan, dia melakukan semua ini demi menghancurkan kehidupanku,” ucap Gladys.
“Aku percaya padamu, sekarang masuklah dan kembali bekerja, aku ingin mengurus satu hal lagi,” ujar Nuansa.
“Tapi kau tidak tahu bagaimana cerita yang sebenarnya, apa yang akan kau lakukan?”
“Aku tidak peduli bagaimana cerita yang sebenarnya, aku hanya percaya padamu, aku tahu kau dan Neptunus hanya bersahabat, Emma memang sengaja ingin menghancurkan hubunganmu dengan Finn ketika akhirnya dia menyadari bahwa hubungan kalian bukan hubungan palsu. Dia menyerah untuk mendapatkan Neptunus, tapi dia malah mengejar Finn dan menghalalkan segala cara untuk bisa merebutnya darimu, gadis itu benar-benar keterlaluan,” Nuansa menggeram.
“Tidak, menurutku dia sama sekali tidak berniat untuk merebut Finn dariku, dia hanya ingin menghancurkan kehidupanku.”
“Kenapa?”
Gladys lalu melirik Stephanie dan Zhenya.
“Aku tidak bisa mengatakannya,” kata Gladys. Untunglah Nuansa paham apa alasan Gladys mengatakan hal itu.
“Baiklah, masuklah,” Nuansa menyuruh Gladys masuk.
“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Gladys pada Nuansa.
“Apapun itu, aku hanya akan melakukan hal yang benar, kau jangan memikirkanku, fokuslah pada pekerjaanmu.”
“Kau sebaiknya tidak usah ikut campur dalam permasalahan ini. Maaf, tapi ini hanya saranku, tapi ketika kau berurusan dengan Emma, semuanya akan menjadi ribet, aku mengatakan itu karena aku juga pernah mengalaminya, dia benar-benar menindasku ketika aku menjalin hubungan dengan Neptunus. Kau tidak memiliki hubungan apapun dalam permasalahan ini, meskipun kau adalah kekasih Neptunus, tapi aku sarankan kau untuk tidak ikut campur,” ucap Zhenya pada Nuansa.
“Kau tidak mengerti, aku sedang tidak membicarakan tentang Emma,” ujar Nuansa.
“Lalu kau akan melakukan apa?” tanya Zhenya.
Nuansa lantas memejamkan matanya, kemudian menatap Gladys dengan seksama.
“Masuklah, banyak pelanggan yang membutuhkanmu,” kata Nuansa pada Gladys.
“Kau akan kehilangan pekerjaanmu jika kau terus-terusan berada di sini,” lanjutnya.
“Tapi berjanjilah padaku untuk tidak melakukan hal-hal yang gila,” pinta Gladys.
“Aku berjanji, kau akan menceritakan semuanya padaku nanti, ok?”
“Ok.”
Nuansa lalu tersenyum, sebelum akhirnya ia berlari kembali ke kampus.
“Well, apa yang harus kita lakukan?” tanya Zhenya pada Stephanie.
“Aku benci untuk terus mengekorinya, tapi … aku tidak akan membiarkan dia mendapatkan perlakuan buruk dari Emma seperti yang pernah kita alami, well, dia pernah mengalaminya juga sih, dan sejujurnya apa yang dia dapatkan malah lebih sadis dari pada apa yang kita dapatkan, tapi … tetap saja aku tidak mau melihat ada yang sengaja Emma senggol lagi hingga terjatuh dan menjadi bahan tertawaan, aku tidak mau melihat ada yang sengaja Emma kotori lagi pakaiannya, aku tidak mau melihat ada yang diganggu lagi oleh Emma, jadi aku akan mengejar Nuansa,” kata Stephanie.
“Aku juga.”
“Nuansa benar, kau sebaiknya masuk, jangan hiraukan orang-orang yang menontonmu itu, mereka bukan pelangganmu, pelangganmu ada di dalam, mereka hanya orang asing yang tidak sengaja lewat dan melihat, abaikan saja mereka, kau akan membuat dirimu sendiri kehilangan pekerjaanmu jika kau masih berada di sini,” lanjut Zhenya, ia mengatakan itu pada Gladys.
“Ya,” sahut Gladys, ia kemudian masuk ke dalam restoran Hanyang, sementara Stephanie dan Zhenya berlari mengejar Nuansa.
***
Nuansa akhirnya sampai di kampus, dan ia berhasil mengejar Finn yang memang menjadi tujuannya, Finn juga terlihat baru sampai.
Begitu berhasil menyusul Finn, Nuansa langsung menepuk pundak pria itu, sehingga Finn pun langsung menoleh ke arahnya.
Saat mengetahui bahwa Nuansa lah yang menepuk pundaknya, Finn lantas tidak memedulikannya, ia melanjutkan langkahnya dan meninggalkan Nuansa di tengah jalan di dalam kampus tersebut.
“Tunggu! Aku ingin berbicara denganmu!” seru Nuansa, namun Finn tidak benar-benar peduli, ia terus berjalan dan sama sekali tidak menggubris Nuansa.
Sementara itu, Stephanie dan Zhenya berhasil menyusul Nuansa.
“Dia tidak mendatangi Emma? Tapi Finn?” ujar Zhenya pada Stephanie.
“Kau sebut dirimu itu seorang pria?!” teruak Nuansa pada Finn yang tetap tidak memedulikannya.
“Mungkin seharusnya aku bersyukur karena mendapatkan pasangan seperti Neptunus, bukan sepertimu! Aku tahu dia tidak akan mengambil sikap seperti kau jika seandainya dia berada di posisimu!” sambung Nuansa. Finn masih tetap tidak peduli.
“Aku tahu kau kecewa! Tapi jangan mau dibodohi oleh orang yang tidak punya akal sehat!”
Nuansa terlihat ngos-ngosan karena berteriak-teriak, sementara Finn sama sekali tidak meresponnya.
“Baiklah, kuanggap kau hanya orang dungu dan tidak punya akal sehat! Kau tolol, Finn!” seru Nuansa.
Akhirnya Finn menghentikan langkahnya, bersamaan dengan Nuansa yang menjadi perhatian orang-orang di kampus karena teriakan-teriakannya. Tetapi Nuansa tidak peduli jika dirinya menjadi pusat perhatian dan menjadi bahan bisik-bisik orang-orang, yang terpenting baginya, ia sudah melakukan hal yang benar sebagai seorang teman.