Nuansa - Chapter 86
Nuansa berhasil menemukan Neptunus dan Emma, namun saat ia baru saja sampai, Neptunus justru berjalan keluar dari dalam kelas tersebut, sementara Emma masih di dalam.
“Apa yang terjadi?” tanya Nuansa pada Neptunus, ia menanyakan apa yang terjadi antara Neptunus dan Emma.
Neptunus terdiam sesaat. “Tidak usah berbicara dengannya,” ucap Neptunus.
“Huh?”
“Kau tunggu aku di dalam mobil saja, lupakan semua ini, kita akan lanjut membahasnya nanti setelah urusan kuliahku selesai.”
“Baiklah.”
“Jangan temui Emma, mengerti?”
“Ya.”
Mereka berdua kemudian pergi ke area parkir, Neptunus mengantar Nuansa ke mobilnya, Nuansa lantas masuk dan menunggu di dalam mobil hingga kegiatan Neptunus selesai.
***
Cukup lama Nuansa menunggu hingga akhirnya Neptunus selesai, sekitar 3 jam lebih, gadis itu bahkan sampai tertidur di dalam mobil, namun ia sudah membuka kaca mobil itu dulu sebelum tidur.
Begitu terbangun, Nuansa melihat jam di ponselnya dan sadar bahwa ia sudah tidur selama 2 jam, dan telah menunggu Neptunus selama 3 jam lebih.
“Dia belum selesai juga?” gumam Nuansa, dia kemudian melihat keluar dan suasana sudah ramai kembali, setelah sebelumnya sempat menjadi sangat sepi karena sebagian besar masuk ke dalam kelas.
Nuansa lalu berniat untuk mengirim pesan kepada Neptunus yang berisi:
‘Kenapa lama sekali? Aku sudah lelah menunggumu’
Namun dirinya ragu untuk mengirim pesan tersebut.
‘Kirim tidak, ya? Takutnya malah mengganggu,’ batin Nuansa.
“Ah, aku hanya mengirim pesan, bukan menelpon, ini pasti tidak akan mengganggunya sama sekali,” ujarnya, ia lantas berniat untuk mengirimkan pesan itu sekarang juga, tetapi tiba-tiba pintu depan bagian kemudi terbuka.
“Neptunus?” kata Nuansa, ternyata yang masuk adalah Neptunus.
“Aku baru saja akan mengirimkan pesan kepadamu untuk menanyakan kenapa kau lama sekali,” lanjut Nuansa.
“Tidak jadi, kan? Baguslah, pulsamu bisa tetap utuh,” ucap Neptunus.
“Aku tidak memikirkan itu sama sekali.”
“Bagus.”
“Apa yang terjadi? Apa yang kau bicarakan dengan Emma?” tanya Nuansa.
“Tidak ada, dia sama sekali tidak membuat semuanya menjadi semakin membaik, tentu saja, karena dialah yang membuat keadaannya menjadi seperti sekarang ini,” ujar Neptunus.
“Apa yang kau pertanyakan padanya?”
“Hal-hal dasar, aku bertanya padanya apa maksudnya dengan menyebar fitnah seperti itu, tapi dia selalu memiliki jawaban untuk mengelak dan keluar sebagai pemenang, terakhir dia menyuruhku untuk menanyakan semuanya kepada Gladys, untuk meminta penjelasan kepada Gladys, karena menurutnya aku hanya berpura-pura menjadi korban, saat itu juga aku memutuskan untuk pergi karena aku merasa sangat kesal padanya. Dia membuat hubungan pertemananku dengan Finn terancam selesai, juga mengancam hubungan Finn dengan Gladys.”
“Mereka sudah putus.”
“Benarkah?!”
“Ya.”
“Sial!”
“Kau sudah berbicara dengan Finn?”
“Tidak, aku belum berani berbicara padanya, aku takut dia tidak bisa mengendalikan emosinya saat melihatku, aku bisa memahami perasaannya sekarang.”
Nuansa lantas hanya terdiam.
“Emma benar-benar sudah diluar batas, dia keterlaluan, apa maksudnya memanipulasi situasi seperti ini dan membuat berita bohong seperti itu, ini benar-benar gila,” sambung Neptunus.
“Tidak apa-apa, aku akan ada bersamamu untuk menghadapi permasalahan ini,” kata Nuansa.
“Kontrak kita akan selesai, kau yakin dengan perkataanmu itu?”
“Tidak, tapi sepertinya kau mengharapkan kehadiranku dalam mendampingimu melalui permasalahan ini, kan?”
“Itu tidak penting, aku akan menemui Gladys sekarang.”
“Dia bilang padaku tadi kalau dia akan menceritakan semuanya kepadaku nanti, jadi kurasa ini adalah saat yang tepat untuk mendatanginya.”
Neptunus kemudian hanya mengangguk, mereka lantas pergi ke Hanyang yang berjarak dekat menggunakan mobil.
***
Sesampainya di Hanyang, Nuansa dan Neptunus langsung keluar dari dalam mobil usai mobil itu diparkirkan oleh Neptunus, mereka kemudian masuk secara bersamaan ke dalam restoran tersebut dan mendapati Gladys sedang melayani seorang pelanggan.
Gladys menyadari kedatangan Neptunus dan Nuansa, namun tentu saja ia tidak bisa meninggalkan tugasnya begitu saja hanya karena kehadiran Neptunus dan Nuansa di sini. Nep dan Nuansa pun menyadari hal itu, mereka lantas memilih kursi untuk di duduki. Neptunus lalu melihat-lihat menu di daftar menu yang tersedia di meja yang dipakai olehnya dan Nuansa.
“Kau mau memesan apa?” tanya Neptunus pada Nuansa.
“Kau mau makan?” Nuansa bertanya balik.
“Tidak mungkin kita hanya duduk-duduk saja di sini, Nuansa.”
“Hmmm, aku tidak usah, kau saja.”
“Yakin?”
“Ya.”
“Biasanya kau memesan apa di sini?”
“Takoyaki, karena menurut Gladys itu salah satu menu yang sering kau pesan.”
“Kau menyukainya?”
“Awalnya biasa saja, tapi lama-lama enak juga, jadi bisa dikatakan kalau aku menyukainya.”
“Baiklah.”
Neptunus kemudian memanggil salah seorang Pelayan dan memesan Sashimi 1 dan Takoyaki 1.
“Kau bisa memakan dua makanan begitu?” tanya Nuansa usai Pelayan yang dipanggil Neptunus tadi pergi untuk menyampaikan pesanan Neptunus ke dapur.
“Takoyakinya untukmu,” ucap Neptunus.
“Aku tidak usah, kan sudah aku bilang,” ujar Nuansa.
“Aku yang bayar, kau tenang saja.”
Nuansa lantas terdiam, Neptunus pun kemudian hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Tidak lama kemudian, pesanan mereka datang, Gladys yang mengantarnya, sekalian Gladys duduk di dekat mereka juga untuk mengobrol dengan mereka.
Neptunus memerhatikan jari manis Gladys, sudah tidak terlihat lagi cincin pertunangan Gladys dengan Finn, dan ia merasa sedih tentang hal itu.
“Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa semuanya bisa menjadi seperti ini?” tanya Neptunus pada Gladys.
“Aku akan menceritakannya, tapi sebelum itu, aku minta maaf karena situasi ini membuatmu berada di posisi yang buruk juga,” kata Gladys pada Neptunus.
“Tidak apa-apa, itu bukan salahmu, aku juga minta maaf karena gara-gara aku sering curhat denganmu keadaannya malah menjadi seperti ini.”
“Tidak, hubungan pertemanan kita tidak seharusnya disesali.”
“Kalian sama-sama tidak salah, si Emma tikus itu yang satu-satunya bersalah, aku sangat ingin menghajarnya,” ucap Nuansa.
“Tahan emosimu, makan saja Takoyaki itu,” ujar Neptunus pada Nuansa.
“Ceritakan, Gladys,” sambungnya.
“Sebenarnya pembicaraan kami saat itu tidak ada hubungannya dengan kedekatan kita, Neptunus. Kami saat itu sedang membicarakan tentang Nuansa,” papar Gladys.
“Uhuk! Uhuk! Aku?!” kata Nuansa yang tersedak begitu Gladys menyebut namanya, ia agak terkejut.
“Ya.”
“Dia mencari tahu tentang Nuansa padamu?” tanya Neptunus pada Gladys.
“Ya, kejadiannya kemarin,” jawab Gladys.
“Kenapa dia mencari tahu tentang Nuansa padamu?”
“Mungkin karena dilihatnya kami cukup dekat, jadi …”
“Kalian cukup dekat? Sedekat itu kah sampai Emma memutuskan untuk mencari tahu tentang Nuansa melaluimu?”
“Ya … kami memang dekat, kami bersahabat.”
Neptunus terdiam, dia terlihat mencurigai sesuatu, sementara Gladys tampak gugup.
“Iya, apa yang kau pikirkan benar, tidak ada rahasia di antara kami, makanya kami bisa sangat akrab dan Emma menyadarinya dengan hanya melihat kami,” ucap Nuansa pada Neptunus dengan sangat jujur, tetapi Neptunus masih diam.
“Ugh,” lanjut Nuansa, ia tahu kalau Neptunus belum puas dengan apa yang diucapkannya tadi.
“Aku menceritakan pada Gladys tentang segalanya, termasuk tentang hubungan kontrak kita, dan Gladys banyak menceritakan tentangmu padamu, itu kenapa kami sangat akrab, selain karena kami cocok untuk berteman,” jelas Nuansa.