Nuansa - Chapter 90
Neptunus dan Nuansa masih terjebak dalam aksi saling tatap, sampai mata mereka mulai berkaca-kaca karena mereka tak kunjung berkedip.
“Kenapa kau berusaha peduli padaku padahal aku ini bukan siapa-siapa?” Nuansa akhirnya bertanya dan memecahkan keheningan di antara mereka berdua.
“Karena kau peduli padaku,” jawab Neptunus.
“Kau bilang aku bukan siapa-siapa, tapi pada kenyataannya kau berusaha agar aku tidak memiliki nama yang jelek dan bisa kembali berteman dengan Finn, kau sangat peduli padaku, dan itu bukan tindakan seseorang yang mengatakan bahwa dia tidak peduli padaku. Aku tidak mengerti bagaimana perasaanmu padaku, tapi … aku hanya berusaha untuk menyesuaikan perasaanmu padamu, jadi aku bersikap peduli padamu, aku tidak ingin kau terlibat dalam hal berbahaya apapun walaupun alasanmu adalah untuk kebaikan. Tolong, Nuansa, kau peduli padaku, biarkan aku peduli padamu. Aku mengerti kalau suka dalam hal-hal seperti ini, tapi ini bukan saatnya kau menunjukkan bagaimana kau sebenarnya, kami semua tahu bahwa kau hebat, kau memiliki potensi untuk menjadi seperti Eugene, tapi itu bukan berarti kau harus menyelesaikan semua ini sendirian dan dengan cara seperti itu. Tolong, mengertilah,” sambung Neptunus, Nuansa kemudian terdiam.
Saat Nuansa tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, Neptunus memilih untuk tidak melanjutkan pembicaraan mereka mengenai hal ini.
“Jadi … kalian ini sebenarnya hanya berpura-pura pacaran? Apa maksudnya?” tanya Thomas.
“Aku menyawanya untuk menjadi pacar palsuku,” jawab Neptunus.
“Aku mengerti, tapi … kenapa?”
“Itu tidak penting lagi sekarang.”
“Kenapa?”
“Berhentilah untuk ingin tahu mengenai kehidupan orang lain, kau sungguh menyebalkan dengan ‘bakat’mu itu.”
“Ok, aku diam. Tapi, Nuansa, kau akan tetap pergi malam ini, kan?”
“Thomas … tolong jangan memancing amarahku,” ucap Neptunus.
“Aku hanya bertanya,” ujar Thomas.
“Kenapa kau diam saja dari tadi?” Nuansa tiba-tiba bertanya pada Gladys yang memang dari tadi hanya diam, hal ini pun membuat Neptunus tidak jadi meluapkan emosinya pada Thomas.
“Apa pendapatmu?” lanjut Nuansa.
‘Pendiriannya masih belum berubah?’ batin Neptunus.
Gladys lantas memejamkan matanya seraya menarik napas dalam-dalam, kemudian membuka kembali matanya.
“Neptunus benar, apa yang ingin aku katakan sudah dikatakan semua oleh Neptunus. Aku memahami bagaimana pedulinya kau pada kami sebagai temanmu, tapi tolong jangan gegabah sampai mengambil keputusan yang cukup ekstrem seperti itu,” kata Gladys.
“Tapi kita akan kehilangan barang buktinya jika kita terlalu lama melakukan pergerakan, dan satu-satunya hal yang bisa kita lakukan untuk menang adalah dengan cara seperti itu, tidak peduli kapan kita melakukannya, tapi bagiku semakin cepat semakin bagus. Ada apa denganmu? Kenapa kau tidak memikirkan hal itu?” tanya Nuansa.
“Karena aku sama sekali tidak peduli pada rekaman versi utuhnya lagi.”
“Apa?”
“Kau benar, satu-satunya cara untuk membuktikan bahwa kita benar dan Emma berbohong adalah dengan mendapatkan rekaman versi utuhnya, dan untuk bisa mendapatkannya, kita harus menyelinap masuk ke dalam rumahnya pada malam hari, tapi hal itu terlalu berbahaya dan sangat beresiko.”
“Kau berpikir ada cara lain?”
“Aku sudah mengatakan bahwa itulah cara satu-satunya, tapi untuk kebaikan semua pihak, sebaiknya kita tidak usah melakukannya.”
“Kenapa?” tanya Nuansa dengan nada yang melemah.
“Dengar, aku sangat berterima kasih padamu atas kepedulianmu sebagai seorang teman, tapi sesungguhnya ini masalahku-”
“Tidak, ini masalahku juga, karena semuanya bermula dariku, kalau Emma tidak ingin mencaritahu hal-hal mengenaiku, semuanya tidak akan menjadi seperti ini, jadi aku terlibat.”
“Aku tahu, dengarkan dulu.”
“Kau memang terlibat, tapi keterlibatanmu mendekati nol persen. Jadi aku memintamu untuk menyerahkan permasalahan ini padaku dan Neptunus saja,” sambung Gladys.
“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Nuansa.
“Tidak ada,” jawab Gladys.
“Huh?”
“Aku tidak akan melakukan apa-apa, aku akan membiarkan semua ini berjalan begitu saja, tou pada akhirnya semua orang akan lupa pada masalah ini.”
“Tapi …”
“Aku tahu kau berpikir bahwa apapun yang terjadi, kita harus berusaha untuk mengungkapkan kebenerannya, kan?”
Nuansa kemudian mengangguk.
“Dengar, posisi kita sangat tidak memungkinkan untuk bisa membuktikan kebenerannya, apa lagi mengingat bahwa kita hanya memiliki satu cara, dan satu-satunya cara itu terlalu beresiko, jadi sekarang aku hanya akan berpegang teguh pada sebuah keyakinan,” kata Gladys.
“Bahwa setiap perbuatan, baik atau buruk, pasti akan mendapat balasannya,” lanjutnya.
“Apa? Kau ingin Emma mendapatkan balasan entah dari mana atas perbuatannya?” ucap Nuansa.
“Karma itu nyata, Nuansa, kau tidak perlu mengkhawatirkannya, kadang memakan waktu yang terlalu lama sampai karma itu berlaku, tapi jika kita sebagai korbannya memilih untuk mengikhlaskannya dan terus fokus pada apa yang sedang kerjakan, seperti contohnya aku yang tetap fokus pada pekerjaanku, maka kita akan benar-benar mengerti dengan apa yang namanya bersyukur juga bahagia, karena orang-orang yang berusaha menjatuhkan kita hanya akan akan semakin gila jika kita berhasil menemukan dua hal itu pada saat kita sedang terpuruk, dan aku percaya, ketika kita berhasil menemukan dan merasakan kedua hal itu pada saat sedang terpuruk, rasanya benar-benar akan sangat nikmat dan berbeda dari yang pernah kita rasakan sebelumnya. Hidup ini mengalir, kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya, jalani saja, karena yang berbuat baik akan mendapat kebaikan, dan yang berbuat buruk akan mendapat keburukan, kau tidak perlu ragu atas hal itu, siapapun pasti akan mendapat balasan atas perbuatan mereka, jadi sebaiknya kita melupakan masalah ini mulai sekarang dan fokuslah pada hal-hal yang jauh lebih penting.”
Nuansa terdiam usai Gladys mengatakan hal itu.
“Baiklah,” ujar Nuansa beberapa saat kemudian, apa yang dikatakannya itu tentu saja membuat Neptunus dan Gladys merasa lega.
“Terima kasih, terima kasih untuk segalanya, kau benar-benar seorang teman yang sangat baik,” kata Gladys pada Nuansa, Nuansa lantas hanya membalasnya dengan sebuah senyuman.
“Tapi bagaimana denganmu, Neptunus, pernyataan kalian sedikit berbeda tadi,” meskipun begitu, Nuansa tampaknya masih agak belum puas.
“Ya, memang. Tapi setelah mendengar apa yang dikatakan Gladys tadi, aku akan seratus persen satu suara dengannya, dia sangat benar,” jawab Neptunus.
Nuansa lalu hanya bisa mengangguk-angguk.