System Technology And Superpower - 10 Bab 10
Keesokan harinya.
Di pagi hari, Daniel menelusuri berbagai hal mengenai laptop yang didapatkannya.
Daniel kemudian pergi ke sekolah seperti biasa. Hari ini dia berjalan santai. Tak seperti dua hari sebelumnya, Daniel tidak menemui insiden ‘tabrakan’ lagi.
Datang ke kelas seperti biasanya, duduk kemudian mengobrol dengan Max dan Regi. Obrolan mereka seputar game yang dimainkan mereka.
Setelah selesai berbicara, Kebetulan Bella sudah datang. Max menepuk keras bahu kanan Daniel, “Udah ada Bella tuh, sana ngobrol sama dia.”
Daniel menahan rasa sakit karena kelakuan Max, berkata “Uh … tak perlu, tak perlu.” melambaikan tangannya.
“Apa-apaan kau ini, baru ditepuk gitu aja udah kesakitan. Mana nih jagoan kita?” Max berkata sambil tertawa.
Regi mengikuti arus dan menertawakan Daniel, “Biasalah Max, kalau jagoan deket sama cewek jagoannya bakal lemah.”
Daniel merasa jengkel, tapi dia tahu kalau itu hanyalah candaan dari temannya. Ia berpura-pura marah, “Kalian ini! Mau bertengkar? Ayo!”
Kemudian mereka bertiga tertawa bersama.
Bella, yang melihat ini, langsung tersenyum, tapi juga memiliki jejak kesedihan di matanya. Ia begitu khawatir dengan Daniel karena ia pernah menabraknya. Kebetulan juga Bella melihat Daniel merasa kesakitan saat ditepuk keras oleh Max.
Max dan Regi kemudian pergi, Bella sudah duduk di samping Daniel.
Bella menyapa, “Selamat pagi.”
“Pagi.” Daniel menjawab dengan sedikit tersenyum. Ia bukannya membenci orang kaya, tapi banyak orang kaya yang arogan. Menindas orang miskin sewenang-wenang. Meskipun Bella orang kaya, Daniel memiliki sedikit terhadap Bella karena sudah mau bertanggung jawab tentang insiden tabrakan.
Melihat Daniel tersenyum, tentu saja Bella sedikit senang. Karena selama dua hari ini, Daniel tak pernah tersenyum tulus padanya.
“Daniel, apakah bahumu baik-baik saja?” tanya Bella dengan hati-hati.
Daniel terkejut dan mengeryitkan alisnya, berkata “Tidak apa-apa, hanya nyeri saja.”
Alasan Daniel tentu saja bohong. Yang sebenarnya terjadi adalah ia di pukuli oleh pengawal Yudhistira, Bimo.
Mendengar penjelesan Daniel, Bella langsung mengira kalau itu terjadi karena dirinya. Ia bertanya, “Apakah karena tabrakan itu?”
Daniel akhirnya tahu kenapa Bella menanyakan ini. “Bukan tentang itu. Aku hanya kecapekan karena mengangkut barang-barang saat bekerja. Tak ada hubungannya dengan tabrakan itu.”
Melihat tatapan tak percaya Bella, Daniel mengalihkan topik, “Bagaimana kau tau kalau bahuku tidak baik-baik saja?”
“Aku melihatmu sekilas saat Max menepuk keras bahumu, lalu wajahmu menunjukan kalau kamu kesakitan. Makanya aku tau. Apakah baik-baik saja? Atau kita berdua pergi ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan?”
“Apa-apaan! Insting wanita memang menyeramkan!” Kata Daniel di dalam hatinya.
“Tidak perlu, tidak perlu. Biaya Rumah Sakit sangat mahal. Aku tak ingin membuang uangku di Rumah Sakit.” Daniel melambaikan tangannya.
“Aku yang membayarnya.” Bella tetap teguh dengan kata-katanya.
“Ah!” Daniel terkejut, ia melanjutkan, “tak perlu seperti itu. Itu hanya akan mebghabiskan uangmu. Bahuku ini tidak terluka terlalu parah. Juga ini karena aku sendiri, bukan karena kecelakaan itu kok.”
“Apa kamu yakin?” Bella bertanya dengan tatapan tajam.
Meskipun Daniel kualahan dengan tatapan Bella, ia tetap menolak, “Aku yakin. Bahuku akan baik-baik saja dalam beberapa hari. Terima kasih atas perhatianmu.”
Wajah Bella kemudian memerah. Ia sadar bahwa ia memberikan perhatian lebih pada Daniel.
“I-Itu tak seperti yang kamu pikirkan!”
Daniel bingung dengan perilaku Bella yang tiba-tiba berubah. Tentu saja dia tak paham apa maksud Bella, “Hei, aku tak memikirkan apapun yang aneh-aneh. Aku hanya memikirkan kamu bertanggung jawab dan memberi perhatian. Itu saja sudah cukup bagiku.”
Daniel tak menyadari bahwa kalimatnya membuat wajah Bella semakin memerah sampai ke telinganya pun memerah.
“Aku tak perhatian padamu dengan maksud lain. Aku hanya bertanggung jawab karena telah menyebabkanmu terluka, makanya aku perhatian padamu!” Bella berkata sedikit keras.
Daniel menaruh tangannya di dagu dan mulai berpikir, “Tentu saja kamu benar. Tapi, kenapa wajahmu memerah? Apakah kamu demam?” Daniel secara naluriah memeriksa dahi Bella.
Bella baru kali ini merasakan momen seperti ini. Ia belum pernah disentuh oleh laki-laki lain selain keluarganya. Daniel adalah yang pertama.
“A-Aku tidak demam!” Bella berteriak keras.
Daniel terkejut karena Bella berteriak, ia segera menarik tangannya dari dahi Bella. Namun, belum sempat Daniel menarik tangannya, ada seseorang yang menggenggam tangannya.
Orang itu adalah Nurul!
“Berani-beraninya gangguin Bella! Tanganmu itu bekas sampah! Sangat kotor untuk menyentuh Bella yang suci ini. Jauhkan tanganmu darinya!” Nurul melemparkan tangan Daniel.
Daniel mengerutkan keningnya. Namun ia tak memperhatikannya, Ia berkata pada Bella, “Maafkan aku. Tak seharusnya aku begitu. Kemudian, bicara lain kali lagi jika ada kesempatan.”
Wajah Bella kembali normal ketika Nurul datang. Ia merasakan sedikit kemarahan pada Nurul yang terus menghina Daniel, tapi ia tak bisa memarahinya karena Nurul adalah temannya. Bella berkata pada Nurul, “Tidak apa-apa.”
Kemudian berkata pada Daniel, “Daniel, aku juga minta maaf.”
Daniel melambaikan tangannya dan tak menjawab.
Di sisi lain, Nurul mulai menghina Daniel.
“Kau hanyalah makhluk sampah! Sudah miskin, playboy pula. Kemarin kau berbicara mesra dengan gadis lain, sekarang kau berbicara seperti itu juga pada Bella. Miskin, bermasalah, jelek, kampungan bigini mau sama Bella. Ngaca dong ngaca!”
Daniel tetap tak menghiraukan Nurul yang sedang berkata tak jelas tengang dirinya. Ia sibuk mengeluarkan buku-buku yang diperlukan untuk pelajaran hari ini.
Bella hanya tertawa kecil melihat sikap Daniel terhadap Nurul. Ia kemudian menghentikan Nurul, “Sudahlah Nurul, aku meminta maaf padanya karena kejadian menabrak dirinya, lalu dia hanya menjawab permintaan maafku. Jangan terlalu dibawa ke hati.”
“Tapi kan dia…” Nurul ingin membantah tapi langsung dipotong oleh Bella.
“Tak apa-apa. Abaikan saja masalah ini.”
Nurul menatap tajam pada Daniel namun tetap diabaikan oleh Daniel.
Bella kemudian mengalihkan topik dan berbicara tentang hobi Nurul. Nurul dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya dan dengan senang hati membahas topik yang sama dengan hobinya.
Tak lama bel masuk berbunyi dan guru memulai pelajaran.
Tak ada insiden penting selama jam pelajaran.
Bel istirahat pun berbunyi.
Banyak murid pergi ke kantin, ada juga pergi ke tempat lain.
Bella memasukan bukunya ke dalam laci meja, kemudian berbalik ke arah Daniel, “Mau ke kantin bareng?”
Daniel menolak dengan candaan, “Maaf, aku nggak bisa. Tuh ada yang natap aku dari tadi.”
Bella memperhatikan sekitar dan melihat beberapa orang menatap Daniel dengan tajam.
“Umm … Baiklah, aku ke kantin dulu.”
Bella bergabung dengan kelompok Hana kemudian berjalan ke kantin.
Daniel membukan kotak bekalnya.
Baru saja mengangkat sendok, Seseorang berteriak padanya.
“Daniel!”
Suara manis ini terasa familiar bagi Daniel. Murid lain yang ada di kelas terkejut dengan suara ini.
“Oh, itu ketua osis!” Daniel berseru.
“Namaku bukan Ketua Osis, tapi Kinar!” ucap Kinar dengan sedikit kesal menghampiri Daniel.
Daniel menepuk kepalanya menandakan bahwa ia baru ingat, “Oh, benar! Namamu adalah Kinar. Aku melupakannya!”
Daniel menunjukan akting kepura-puraannya pada Kinar. Kemudian mulai makan.
Kinar memutar matanya. Ia menggenggam tangan Daniel dan berkata, “Kau berjanji mentraktirku, kan? Ayo ke kantin sekarang.”
“Tapi aku punya bekal makanan.” Daniel berusaha untuk menolak namun tak didengar oleh Kinar.
“Ayo ikut saja denganku ke kantin.”
Daniel melihat Kinar yang keras kepala ini hanya bisa mengalah. Ia menutup bekal makanannya dan mengikuti Kinar ke kantin.
Di sisi lain, Bella sedang makan bersama Hana dan teman-temannya.
Tak lama kemudian, suasana kantin menjadi riuh.
Bella dan yang lainnya tentu saja penasaran dengan yang terjadi.
Kejadian yang membuat riuh adalah ketua osis yang selama ini tak tertarik dengan laki-laki sedang menarik seorang murid laki-laki. Ditambah laki-laki ini adalah murid miskin!
Dua orang itu adalah Kinar dan Daniel.
Saat ini, Daniel yang ditarik oleh Kinar menjadi pusat perhatian seluruh murid yang ada di kantin.
Bella melihat kejadian ini merasakan sesuatu yang pahit di hatinya. Dia diam-diam bergumam, “Apakah ini sebabnya kamu menolak ajakanku?”
….
Bonus:
Liputan Sky 01
“Kameramen, apakah sudah siap kameranya?” Sky bertanya.
Kameramen menjawab dengan acungan jempol.
Sky : “Selamat pagi! Saya Sky, dari SkyTV. Pagi ini saya akan melaporkan kejadian langka di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan.”
Sky : “Setelah pelajaran selesai, seorang Siswa bernama Daniel menolak ajakan makan bareng dari Siswi pindahan yang cantik bernama Bella. Kemudian Daniel itu datang ke kantin bersama dengan Siswi cantik lainnya yang menjabat sebagai Ketua Osis yang bernama Kinar.
Bagaimanakah perasaan Bella setelah melihat ini?
Apakah Daniel tahu perasaan yang Bella rasakan setelah melihatnya bersama Kinar?
Apakah Daniel tahu Kinar tertarik padanya dan alasan Kinar tertarik padanya?
Bacalah kelanjutannya hanya di System Technogy and Superpower yang tayang di SkyTV.
Acara ini di sponsori oleh Webnovel.
Sekian laporan saya dari tempat kejadian.”
Kameramen kembali mengacungkan jempolnya.
Daniel yang di tempat kejadian melihat ini kemudian berteriak, “Sky! Awas kau!”
Sky menarik kameramen dan langsung menghilang dari kerumunan.