System Technology And Superpower - 13 Bab 13
Dua hari kemudian, Daniel menatap laptop dengan alis mengeryit. Ia menatap layar statistik pengguna aplikasi Sky Booster.
Terlalu banyak hal yang ia lupakan, seperti slot iklan, email perusahaan, dan hal penting lainnya. Ia terlalu fokus pada hal menghasilkan uang hingga melupakan hal penting dalam bisnis.
Meskipun kecerdasan emosional Daniel melebihi anak semumurannya, bagaimanapun juga Daniel hanyalah siswa SMK biasa. Lagipula jurusan yang diambilnya bukan manajemen bisnis, dia hanyalah seorang murid dari jurusan TKJ.
“Apa yang harus kulakukan?” Daniel merenung.
Ia tak pernah berpikir akan menjadi seperti ini. Meskipun dalam tiga hari ini ada puluhan ribu pengguna yang membayar, ia bingung bagaimana mengembangkannya di masa depan. Meski beberapa hal yang dia rencanakan itu baik, tapi dalam bisnis pasti beda dengan hal yang direncanakannya. Dia perlu menjadi pebisnis profesional ataupun membutuhkan seseorang yang profesional.
Daniel mendesah ringan, ia menyingkarkan pikiran tentang bisnis untuk sementara, lalu ia berangkat ke sekolah.
Dalam dua hari terakhir, tak ada hal khusus yang terjadi pada Daniel. Hanya dapat beragam komentar negatif dari banyak pengguna Sky Booster yang menginginkan Sky Booster gratis, harga pembelian user vip yang mahal dan banyak keluhan lainnya.
Daniel tak menanggapi ini, bagaimana pun juga dia membuat aplikasi ini untuk mendapat keuntungan, bukan sebagai sukarelawan yang ingin membuat keuntungan bagi Google.
Sky Booster juga semakin diperbincangkan di kalangan gamer. Semua itu terjadi karena Sky Booster bisa mengoptimalkan pengalaman gaming mereka. Beberapa streamer mengiklankan aplikasi ini secara gratis.
Untuk sementara ini, tak ada tanggapan khusus dari pihak Google terhadap aplikasi Sky Booster.
Daniel telah sampai kelas, ia kemudian duduk sambil termenung memikirkan bagaimana bisnisnya di masa depan.
Bella seperti biasa datang setelah Daniel. Tak tahu apakah kebetulan atau memang disengaja, itu terjadi setiap harinya. Meskipun dalam dua hari Bella cuek terhadap Daniel karena meninggalkannya bersama Kinar, tapi ia tak bisa berlama-lama cuek karena ia sebelumnya tak pernah bersikap seperti ini.
Bella menghampiri Daniel yang sedang termenung. Bella merencanakan hal jahat pada Daniel yang sedang termenung tak memperhatikannya.
Bella mendekatkan wajahnya ke telinga Daniel dan membisikan, “I love you.”
“Hah?!” Daniel terkejut lalu jatuh dari kursi dan memandang Bella dengan tatapan terkejut.
Bella terkikik melihat Daniel yang kaget. Setelah mengingat hal itu, wajahnya pun memerah. Ia dengan cepat berkata: “Tidak-tidak. Aku hanya bercanda.”
Daniel menghela nafas lega kemudian berkata: “Bella mah ngagetin aja!”
Daniel kemudian kembali menatap Bella. Kali ini ada kejutan di hatinya, melihat Bella yang tertawa manis membuat hatinya cenat-cenut.
“Tak kusangka kalau Bella semanis ini bila tertawa,” ucap Daniel dalam hati.
Bella kemudian menjawab, “Kamu sih melamun. Ngapain juga melamun pagi-pagi begini.”
Daniel terus menatap Bella dan tak memperhatikan Bella yang berbicara padanya.
Melihat Daniel tak menjawab perkataannya, Bella melambaikan tangan di depan wajah Daniel dan berkata: “Daniel, Daniel!”
Daniel tersadar kemudian menatap bingung pada Bella.
“Tuh kan, kamu melamun lagi,” Bella kemudian tertawa lagi.
“Oh!” Daniel sepenuhnya tersadar dan memperbaiki posisinya kemudian duduk kembali.
Adegan ini diperhatikan oleh seisi kelas. Tak terkecuali Yudhistira yang sudah jatuh cinta pada Bella sejak pandangan pertama. Yudhistira menatap Daniel dengan tatapan marah.
“Anak ini sepertinya kurang jera. Aku harus memberinya pelajaran lagi.” Yidhistira berkata pelan.
Ardi, anak buah Yudhistira, ia mendengarkan Yudhistira menggumamkan sesuatu, kemudian bertanya, “Ada apa, Bos?”
Yudhistira menggelengkan kepalanya, menjawab, “Tidak apa-apa. Hanya memikirkan sesuatu saja.”
Sementara itu, Daniel masih mengobrol dengan Bella.
Obrolan mereka terpotong oleh bel masuk kelas.
Selama jam pelajaran, Daniel masih memikirkan tentang bisnisnya. Ia berkali-kali ditegur oleh guru karena tak memperhatikan pelajaran. Untungnya Daniel masih bisa menjawab beberapa hal yang ditanyakan padanya.
Jam istirahat kemudian datang, Bella seperti biasa pergi ke kantin dengan teman-temannya.
Sedangkan Daniel, setelah menolak ajakan Bella, ia mengambil kotak makan siangnya dan keluar kelas. Kemudian pergi ke warung di dekat sekolah untuk membeli minuman dan kabur tempat sepi di belakang sekolah.
Kinar tak tahu kalau Daniel telah kabur darinya.
Bella yang di kantin ditanyai oleh Nurul tentang kejadian tadi pagi. Nurul seolah-olah menjadi wartawan gosip yang mendapatkan berita mengejutkan.
“Bella, ada apa kamu sama Daniel tadi pagi? Apa di mengganggumu?”
“Oh tidak, dia hanya terkejut karena aku mengejutkannya. Dia tidak menggangguku kok,” Bella menjawab dengan wajah sedikit memerah.
Silvia memperhatikan Bella yang memerah, aura permusuhan keluar darinya. Ia pun ikut bertanya: “Bella sering bercanda ya sama Daniel?”
Bella menggelengkan kepalanya dengan cepat, “Tidak! Aku hanya menyapanya setiap pagi, itu saja kok.”
Setelah mendapat jawaban dari Bella, Silvia berhenti mengeluarkan aura permusuhan dan tak bertanya lebih lanjut.
Giliran Hana pula yang bertanya pada Bella.
“Jadi, apa hubunganmu sama Daniel? Apakah kamu menyukainya?”
Bella dengan wajah merah menggelengkan kepalanya dengan cepat menjawab, “Tidak-tidak. Aku tidak menyukainya. Aku hanya menyapanya karena dia duduk disampingku. Itu saja kok.”
Hana menjawab Bella dengan senyum misterius, “Oh, ternyata begitu.”
Kemudian Nurul “menceramahi” Bella layaknya seperti orang tua memceramahi anaknya.
Di sisi lain, Kinar yang selesai mengurus beberapa hal merasakan lapar. Ia kemudian menuju kelas Daniel dengan tujuan mengajak Daniel makan bersama.
Saat sampai di kelas 11-B, Kinar hendak mengejutkan Daniel, tapi tak menemukan Daniel ada disana.
“Beraninya dia melarikan diri!” Kinar dengan geram berkata.
Daniel yang sedang memakan bekalnya, bersin beberapa kali.
“Apakah aku terkena flu?”
Daniel makan sambil merenungkan bisnisnya membuat rasa makanan tak dinikmati karena otak sepenuhnya dipakai untuk berpikir.
Hari sekolah Daniel berlanjut hingga akhirnya bel pulang berbunyi.
Saat menuju rumah, Daniel akhirnya menemukan solusi yang ia butuhkan.
Jika kau tak bisa melakukannya, maka cari orang lain yang bisa melakukannya!
Daniel kemudian berlari ke rumahnya dan dengan cepat memerintahkan Red Queen untuk mencari manajer perusahaan melalui internet.
“Red kecil, carilah seorang manajer perusahaan yang sudah berpengalaman di bidang perusahaan perangkat lunak ataupun perusahaan teknologi. Kalau bisa temukan secepatnya.”
Red Queen kemudian menjawab, “Laksanakan, Tuan.”
Meskipun dia membutuhkan secepatnya, Daniel tak bisa berbuat apa-apa.
Daniel tak bekerja seperti biasanya. Setelah memerintahkan Red Queen, Daniel memasakkan makanan untuk kedua adiknya.
Ia akan menjelaskan hal tentang bisnisnya pada kedua adiknya pada saat yang tepat.
Daniel masuk kembali ke kamarnya dan mentransfer uang yang ia dapatkan ke dalam rekening pribadinya sebanyak 10 juta rupiah.
Dia akhirnya bisa bernafas lega. Untuk kebutuhan dua bulan kedepan, tidak ada masalah.
————
Bonus:
Liputan Sky 03
Sky : “Halo, Sky disini! Kembali lagu di SkyTV! Nah, kita sudah ketemu simpatisan untuk wawancara seberapa gregetnya kamu.”
Sky berjalan mendekati seorang siswi.
Sky : “Halo, Bisa minta waktunya sebentar?”
Siswi : “Tentu saja.”
Sky : “Seberapa gregetnya kamu?”
Siswi : “Kemarin gua naik ojek online.”
Sky : “Terus?”
Siswi : “Terus ya bayar lah. Ya kali naik ojek online gak bayar. Ojek online juga kerja, itu adalah profesi yang halal.”
Sky menatap siswi itu dengan wajah cemberut.
Sky mengabaikan siswi tersebut dan menatap kamera.
Sky : “Oke pemirsa, sampai disini aja untuk seberapa gregetnya kamu. Simpatisannya gak ada yang bener. Saksikan saya lagi di-”
??? : “Sky! Disana kau rupanya!”
Sky menengok ke belakang dan segera ketakutan.
Sky : “Permirsa, udah dulu ya. Dadah! Kameramen ayo matikan terus kabur!”
??? : “Jangan kabur kau!”
Sky menarik kameramen dengan cepat dan berlari hingga tak terlihat lagi.
Daniel : “Itu sistem apa Usain Bolt? kenceng amat larinya!”