System Technology And Superpower - 20 Bab 20
Rika senang melihat Daniel datang, kemudian ekspresinya berubah ketika melihat seorang perempuan di samping kakaknya. Tapi, dengan cepat kembali tersenyum.
“Kak, siapa dia?” tanya Rika.
Daniel tak terlalu memperhatikan ekspresi Rika, ia menjawab dengan enteng, “Dia adalah ketua osis di sekolah Kakak, namanya Kinar. Kebetulan dia pernah menolong Kakak, jadi Kakak bawa ke sini untuk makan bareng. Kakak telambat karena ke pasar dulu buat beli bahan-bahan untuk masak. Kamu masuk dulu gih, ajak kak Kinar ke dalam. Kakak akan masak dulu.”
Daniel menoleh ke Kinar, ia berkata, “Kinar, masuk bareng Rika. Dia salah satu Adek kembarku. Masuklah.”
“Halo.” Rika menyapa Kinar dengan sopan.
“Halo juga.” Kinar membalasnya dengan sopan pula.
Keduanya masuk ke ruang tamu, sedangkan Daniel langsung ke dapur.
Kinar duduk setelah Rika mempersilahkan duduk. Bagaimanapun, ini pertama kalinya ia ke rumah seorang siswa laki-laki seorang diri.
Kinar melihat-lihat sekeliling rumah, ia terkejut karena rumah Daniel jauh lebih kecil daripada yang ia perkirakan.
“Ternyata desas-desus tentang Daniel murid miskin itu benar adanya,” pikir Kinar.
Tak lama kemudian, Rika datang membawakan segelas air putih dan berkata, “Maaf, hanya ada air putih saja.”
Kinar mengambil gelas dan meminumnya, air putih ini cukup untuk melepaskan dahaganya. Kinar kemudian berkata, “Nggakpapa kok.”
Rika kemudian duduk dan segera bertanya secara langsung, “Apa hubunganmu dengan kakak?”
Mendengar ini, Kinar tertegun, ia menatap adik Daniel, kemudian terkikik dan berkata, “Langsung tanya ke intinya tanpa basa-basi. Hubunganku sama kakakmu seperti teman biasa kok. Lagian, aku juga baru-baru ini lebih kenal dengan kakakmu.”
Rika mengangguk, “Jarang-jarang kakak bawa teman biasa ke rumahnya. Apalagi cewek. Hanya satu orang yang pernah dia bawa ke sini.”
Kinar segera tertarik, ia langsung bertanya, “Siapa orang itu?”
Melihat wanita cantik di depannya ini, Rika tak menjawab langsung, ia menjawab dengan sedikit nada amarah, “Hanya seorang yang tak berperasaan.”
Meskipun penasaran, Kinar tahu bahwa ia tak boleh melewati batas. Melihat bahwa Rika tak akan memberitahunya sepenuhnya, ia hanya bisa menyerah saat ini.
Kinar berpikir, jika ia ingin mendekati Daniel, maka dekati dulu adik perempuannya. Adik perempuan ini sangat defensif, Kinar memikirkan rencana bagaimana bisa dekat dengan adik Daniel ini.
“Jangan bicara tentang hal ini. Ini hanya membuatmu marah. Mungkin topik lain lebih menarik. Misalnya, Daniel sering banget ya kerja?”
Rika mengangguk lagi, ia menghela nafas dan berkata dengan sedih, “Kakak memang sering kerja, tapi akhir-akhir ini sering di dalam kamar. Semenjak hari pertama masuk sekolah, dia sering berdiam diri di kamar, jarang keluar rumah. Aku sering khawatir tentang kakak kalau dia tak kelaur rumah.”
Kinar mendengar ini tentu saja terkejut. Ia tahu bahwa hari pertama masuk sekolah adalah hari pertama dia bertemu dengan Daniel dan hari dimana dia mulai tertarik dengan Daniel.
Dia bertanya-tanya, apakah karena perkelahian dengan Yudhistira membuat Daniel seperti ini?
Kinar dengan cepat menceritakan bagaimana dia menolong Daniel kepada Rika.
Sementara itu di dapur.
Daniel sedang membersihkan ikan. Ia membelah perut ikan mas, kemudian mengeluarkan seluruh isi perut ikan.
Daniel membelahnya hingga setengah, seperti tampilan ikan asin. Ia membumbui dengan garam dan asam jawa, kemudian mendiamkannya sebentar.
Dia menyalakan kompor, kemudian menuangkan minyak goreng di wajan. Sambil menunggu minyak goreng panas, Dia juga menyiapkan wajan lain untuk menumis kangkung.
Selain itu juga, dia menyiapkan bawang putih, bawang merah, sedikit cabai, dan tomat, kemudian memasukkan mentega.
Menunggu sampai mentega meleleh, ia menumis Bawang merah, bawang putih dan cabai bersamaan.
Bau harum masakan tercium, ia kemudian memasukkan kangkung yang telah ia cuci dan potong sebelumnya, lalu mengaduknya hingga rata.
Sambil mengaduk, Daniel merasa bahwa minyak goreng di wajan sebelah sudah panas. Ia menasukkan tiga ikan secara bersamaan. Ikan masnya tidak besar, seukuran telapak tangan Daniel.
Setelah memasukkan ikan ke wajan di sebelah, Daniel memasukkan gula, garam, tomat, dan penyedap rasa kaldu ayam, lalu mengaduknya lagi.
Setelah beberapa menit mengaduk, tumis kangkung sudah masak. Daniel memasukkannya ke dalam mangkuk besar.
Sementara menunggu ikan tergoreng sepenuhnya, Daniel kemudian menyiapkan masakan lain.
Masakan selanjutnya adalah Ayam Kecap.
Daniel sudah memotong ayam hingga selusin potongan. Ia kemudian melumuri ayam mentah tersebut dengan jeruk nipis dan garam, kemudian mendiamkannya beberapa menit.
Ikan mas kini merwarna kuning keemasan yang menandakan akan matang. Daniel menyiapkan sebuah piring besar, setelah waktu yang singkat, Daniel mengangkat ikan tersebut kemudian meniriskan minyak goreng pada ikan.
Menunggu beberapa menit, ayam sudah siap untuk dimasak.
Pertama-tama, Daniel menggoreng ayam, setelah beberapa menit, Ayam pun matang, kemudian ditiriskan.
Ia kemudian menumis bawang merah dan bawang putih sampai harum, memasukkan bawang bombay dan jahe. Ia menumis kembali hingga harum dan berwarna kecokelatan.
Daniel memasukkan kecap manis, saus tomat, kecap asin, merica bubuk, dan gula pasir.
Selanjutnya ia menuangkan air dan menumis beberapa saat. Lalu memasukkan daun kucai, kemudian menumis kembali beberapa saat.
Terakhir, ia memasukkan ayam goreng ke dalam bumbu kecap. Tumis hingga bumbu meresap dan perlahan-lahan terkaramelisasi.
Daniel juga menggoreng tempe dan tahu.
Akhirnya, selesai juga memasak.
Daniel menyiapkan semua masakan di atas meja makan. Lalu menyiapkan alat makan di atas meja makan.
Daniel berjalan menuju ruang keluarga, ia melihat Rika dan Kinar sangat akrab. Dia terlihat aneh, perempuan begitu cepat akrab.
Ia kemudian memanggil mereka, “Rika, Kinar, ayo makan. Masakannya sudah siap.”
Keduanya berhenti berbicara, kemudian akhirnya menyadari ada bau harum tercium.
Rika jadi bersemangat, ia dengan cepat menjawab, “Oke kak.”
Kinar hanya mengikuti di belakang.
Daniel pergi ke kamar Raka, ia menggedornya dengan kuat.
“Raka! Makan dulu, jangan push rank mulu.”
“Bentar kak, tinggal 1 turret aja lagi kak.”
“Cepetan, kakak masak makanan favorit kamu nih.”
Tiba-tiba, pintu terbuka.
“Beneran kak?” tanya Raka dengan mata berbinar.
“Tentu saja. Ada ayam kecap dan tumis kangkung kesukaanmu. Ayo makan.”
“Ayo!” Raka melempar ponselnya ke kasur dan pergi ke ruang makan dengan semangat.
Daniel menggeleng-gelengkan dengan kelakuan Raka ini.
Daniel juga menyusul ke ruang makan.
Awalnya, Raka terkejut melihat gadis cantik di meja makan bersama Rika, tapi setelah penjelasan Rika, ia langsung menjadi jaim dan menampilkan sosok sok kerennya. Daniel hanya tertawa melihat ini.
Keempatnya kemudian makan.
Awalnya Kinar hanya makan sedikit, tapi setelah merasakan masakan Daniel, ia makan tanpa memikirkan tampilannya sendiri. Selain Daniel, ketiganya makan dengan sangat lahap.
Selama sepekan, Daniel memasakkan untuk Kinar dan yang lainnya juga, selama itu juga banyak masakan enak ada di meja makan di rumah Daniel.
Di hari rabu, Silvia berkunjung ke rumah Daniel, dia menemukan bahwa ada Kinar juga di sini. Ia menjadi waspada.
Ketika Silvia ke rumah, Rika dan Raka juga senang. Keduanya sudah lama tak bertemu Silvia.
Di hari jum’at, Bella juga ke rumah Daniel bersama Silvia.
Suasana di rumah jadi ramai selama seminggu.
Daniel menyelesaikan tugasnya setelah memberikan sarapan pada Kinar.
Akhirnya Daniel bernafas lega.
Ini bukan tentang hadiah, tapi tentang bagaimana hukumannya jika dia tak bisa menyelesaikan tugasnya.
Suara robot mekanis terdengar.
“Tugas Selesai.”
“Selamat, Host mendapatkan Exp 50%.”
“Selamat, Host mendapatkan Jam Tangan Pintar.”
“Selamat, Host mempunyai kesempatan untuk memulai 1x undian.”