System Technology And Superpower - 26 Bab 26
Yudhistira merasa merinding saat ditatap oleh Daniel. Ia secara tak sadar mundur beberapa langkah.
Saat ini, Yudhistira tak melihat Daniel sebagai manusia lagi, tapi sebagai iblis!
Melihat Daniel yang secara perlahan mendekatinya, detak jantungnya berdetak semakin cepat, keringat dingin dengan deras mengalir di tubuhnya.
Yudhistira menatap Daniel dengan gugup dan berkata, “A-apa yang ingin k-kau lakukan padaku?”
Daniel tersenyum dingin, “Apa yang kulakukan? Maka yang kulakukan seperti yang kau lakukan padaku.”
Yudhistira berusaha mundur, tapi tak tahu mengapa, kaki dan tangannya tak bisa bergerak. Entah ini karena ketakutan atau tekanan psikologis yang di berikan oleh Daniel sehingga dia tak bisa bergerak.
Daniel melihat ini tertawa, ia kemudian berjongkok di depan Yudhistira, “Aku adalah orang yang baik hati. Karena itu, aku akan memberimu hadiah.”
Yudhistira seperti kucing ketakutan, ia mencoba mundur tapi ditahan oleh Daniel.
Daniel kemudian menampar wajah Yudhistira dan berkata, “Apakah kau ingin hadiah lagi?”
“Aku…” Yudhistira baru saja hendak menjawab, tapi disela oleh tamparan Daniel.
PLAK!
“Apa? Aku tak mendegarnya.”
“Aku…”
PLAK!
“Oh, ingin lagi.”
PLAK!
“Kau!”
PLAK!
Lebih dari selusin kali Daniel menampar Yudhistira. Wajah Yudhistira bengkak seperti wajah babi sekarang.
Daniel ingin menampar lagi, tapi melihat Yudhistira tersenyum seperti babi, Ia tak menghiraukannya dan menampar lagi.
PLAK!
“Apakah kau ingin lagi?” tanya Daniel.
Tapi, suara langkah kaki terdengar, Daniel membalikan badannya dan melihat Bimo berlari ingin menendangnya.
Untung saja kelima indranya sudah dipertajam, ia bisa menghindari serangan Bimo.
“Sial!” teriak Yudhistira.
Bimo tak bisa menggerakkan tangannya secara paksa, ia terhuyung saat menyeimbangkan dirinya.
Daniel tak memberi ampun, ia dengan cepat menyapu kaki Bimo dengan sangat kuat hingga Bimo terjatuh.
Yudhistira merasakan ada kesempatan untuk kabur, ia berdiri dengan kaki gemetar, ia perlahan-lahan berjalan.
Namun, gerakannya sudah diperhatikan oleh Daniel, tak jauh dia berjalan, bahunya sudah digenggam oleh Daniel.
Yudhistira berbalik dengan wajah pucat seperti melihat hantu.
Daniel menyeret Yudhistira dan meletaknnya di samping Bimo yang sudah terkapar.
Daniel menatap Yudhistira dengan senyum dingin dan berkata, “Apakah kau ingin tau akibatnya jika masih menggangguku?”
“K-kau! Be-berani-beraninya kau mengancamku! K-kau akan tau akibatnya jika kau mengancamku!” Yudhistira masih menyombongkan dirinya meski sudah terpojok.
Daniel menghela nafas dan mengagumi kebodohan Yudhistira ini.
“Baiklah, akan kutunjukan bagaimana jadinya jika kau masih menggangguku.”
Daniel menarik kaki Bimo, kemudian menginjaknya dengan sangat keras.
Suara renyah patah tulang terdengar.
“AAAAAAAAAAAAA! SAKIT! SAKIT!”
Teriakan rasa sakit menggema di gang.
Hal ini membuat Yudhistira gemetar ketakutan.
Daniel menatap Yudhistira dengan tatapan dingin dan wajah sangar, ia berkata, “Jangan mencari masalah padaku. Aku tak segan untuk mematahkan kakimu seperti aku mematahkan kaki pengawalmu ini. Ini peringatan terakhir, berani menggangguku atau orang di sekitarku, maka kau akan tahu hasilnya.”
Setelah mengatakan itu Daniel pergi mengambil tasnya, kemudian merapikan pakaiannya, tapi ia kembali lagi ke hadapan Yudhistira.
“Maaf, aku melupakan sesuatu.”
Setelah Daniel mengatakan itu, tamparan lain mengenai wajah Yudhistira.
Yudhistira hanya bisa menatap Daniel dengan tatapan niat membunuh. Ia tak berani bergerak atau mengatakan sesuatu.
Setelah itu Daniel dengan santai meninggalkan daerah gang.
Yudhistira menatap punggung Daniel, ia menggertakkan giginya dan menatapnya dengan penuh kebencian.
Yudhistira mengambil ponselnya dan segera memanggil pengawal yang lain.
…
Daniel pergi ke bank untuk menarik saldo.
Sesampai di bank, ia mengambil nomor antrean, menunggu 10 menit, akhirnya dia pun dipanggil oleh teller.
Melihat yang datang adalah seorang siswa SMK yang lusuh, teller itu menatap dengan jijik.
“Penarikan atau penyetoran?” tanya teller buru-buru.
Daniel menyerahkan buku tabungannya dan berkata, “Penarikan, 25 juta rupiah.”
Teller itu terkejut, saat dia melihat buku tabungan itu, wajahnya menunjukan kemarahan.
“Dek, apa kamu becanda mau narik 25 juta?”
“Hei! Disitu memang tertulis 2 juta saja karena aku lama tak menabung ke bank, silahkan diperiksa kembali jumlah saldonya,” kata Daniel dengan senyum pahit.
Teller itu menatap Daniel dengan cemoohan dan tak menjawab. Gerakannya pun masih cepat untuk memeriksa total tabungan Daniel.
Saat melihat hasil pembaruan, wajah Teller itu menjadi terkejut, ekspresinya kemudian berubah drastis menjadi senyuman.
“Dek, tunggu sebentar.”
Teller itu dengan cepat mengambil uang dan menghitungnya secara keseluruhan.
Beberapa menit kemudian, uang 25 juta rupiah diserahkan pada Daniel dengan bonus sebuah kertas.
Daniel menyerahkan nomor antrian pada teller dan mengambil uang dan buku tabungannya.
Ia secara sembarangan memasukan uang ke tasnya.
Daniel mengambil kertas bonus tadi dan melihatnya sebentar, kemudian membuangnya di tong sampah.
Isi kertas itu hanyalah nomor teller yang sombong. Daniel tak perlu repot-repot berurusan dengannya.
Saat sampai di rumah, Daniel menghela nafas dan bergumam, “Hei, menghabiskan banyak uang semudah itu. Sedangkan menghasilkannya, butuh kerja keras dan usaha.”
Daniel mengetuk pintu, “Aku pulang.”
Suara langkah kaki terdengar dari dalam, Rika membukanya dan tersenyum bahagia, “Selamat datang, Kak.”
Daniel mengusap rambutnya dan berkata, “Apa kalian sudah makan?”
Rika tersenyum dan menjawab, “Sudah Kak. Kakak dari tadi kemana aja?”
“Oh, tadi kakak jalan-jalan sebentar. Panggil Raka, kakak mau ngomong sesuatu.”
“Baik, Kak!”
Rika berlari dengan penuh semangat. Tak lama kemudian, Rika dan Raka keluar dari kamar dan menuju ruang tamu.
Rika dan Raka kemudian duduk. Daniel melihat keduanya, ia pun berkata, “Ini Kakak ada sedikit hadiah buat kalian, semoga kalian senang.”
Daniel membuka tasnya dan mengambil tiga kotak ponsel Samsung S9+ dan berkata, “Kalian mau pilih yang mana?”
Keduanya terkejut, melihat Daniel dengan tatapan ragu.
Daniel tersenyum dan mengangguk.
“Aku yang ini,” pilih Rika ke ponsel berwarna biru.
“Aku yang ini,” pilih Raka ke ponsel berwarna hitam.
Daniel mengambil warna tersisa, yaitu abu-abu.
“Itu hadiah untuk kalian berdua, gunakan baik-baik ya.”
Kemudian Daniel mengusap rambut keduanya, bertanya lagi, “Apa kalian berdua senang?”
Raka tertawa dan berkata, “Senang banget kak, apalagi Samsung Galaxy S9+ ini RAM 6GB, cocok buat gaming Kak.”
Rika memeluk dan mencium pipi kakaknya, ia berkata dengan malu-malu, “Seneng banget, Kak. Akhirnya aku bisa menulis novel sendiri di webnovel, hehe. Makasih, Kak.”
Raka hanya tertawa dan segera bermain dengan ponselnya.
Daniel juga tertawa melihat tingkah laku Rika.
Daniel kemudian mengingat sesuatu, “Ini uang saku kalian selama bulan agustus, gunakan baik-baik ya. Kalo kuota dan pulsa, nanti Kakak isikan kuota kalian.”
Daniel memberi keduanya masing-masing 500 ribu rupiah.
Raka mengangguk, mengambil uangnya dan segera masuk ke kamar.
Sedangkan Rika, ia tertegun melihat uang di depannya. Ia bertanya dengan ragu-ragu, “Kak, ini semua darimana asalnya?”
Daniel tahu kalau Rika akan bertanya tentang ini, ia menjawab, “Ini uang Kakak dapatkan sscara legal kok. Kan kakak pernah bilang kalau kakak bertemu rekan bisnis, ini semua hasilnya.
Kamu nggak perlu khawatir, kamu fokus belajar aja ya, untuk urusan uang dan rumah, biar kakak aja.”
Daniel mengusap rambut Rika dan mencium keningnya.
Ia bangkit dan berkata, “Kakak mau ganti baju dulu, kamu simpan uangnya.”
Rika hanya diam seperti patung, mulutnya terbuka dan wajahnya penuh dengan rona merah sampai ke leher dan telinganya.
Daniel hanya tertawa dan masuk ke kamarnya.
“Sky, apa kau disana?” tanya Daniel.
“Ya, aku disini. Ada apa?”
“Tunjukan status karakterku, sudah lama aku tidak melihatnya.”
“Oh kebetulan ada perubahan disana. Akan ku tunjukan.”
Nama : Daniel
Usia : 17 Tahun
Level Sistem : 1 (75%) ∇
Tugas : Tidak Ada
Penyimpanan : Kacamata Pintar
Kesempatan Undian : Satu kali
Atribut :
Kekuatan : 120 | Kecepatan : 105
Ketahanan : 100 | Kecerdasan : 125
Roh : 0
Melihat atributnya, Daniel bahagia. Ia bertanya, “Sky, manusia normal, berapa poin atribut?”
“10 Poin!”
“Berarti aku dua belas kali lipat lebih kuat dari manusia normal.”
Daniel kemudian melihat ada tombol ∇, iya pun menyetuhnya dan muncul dua baris kata.
Level Sistem : 1 (75%) ∆
Level System Technology : 1 (75%)
Level System Superpower : (Terbuka saat System Level 5)
Daniel bersemangat ketika melihat System Superpower. Ia berkata, “Apakah aku bisa menggunakan sihir nantinya?”
Sky menjawab dengan enteng, “Mungkin bisa.”
Daniel mengabaikan Sky. Menurutnya, apa yang dikatakan Sky kebanyakan adalah omong kosong.
Ia memindahkan perhatiannya pada Kacamata Pintar.
Ia pun segera mengeluarkan paket kacamata pintar itu.
Saat membuka paket kacamata, itu berisi kacamata, tempat kacamata, pengisian, dan petunjuk penggunaan.
Kacamata itu sendiri kecil dan sangat ringan, dan Daniel tidak merasakan berat sama sekali. Itu juga tidak memiliki warna, benar-benar transparan.
Kacamata pintar hanya memiliki satu bingkai horisontal, di sudut kanan atas lensa, ada struktur bingkai yang sedikit lebih tebal yang tampaknya mengandung sesuatu.
Daniel membuka manual, yang berisi: “Kacamata pintar G-551. Layar kristal cair pada kacamata dapat secara langsung memproyeksikan gambar di mata pengguna, memperluas bidang pandang pengguna, dan menampilkan gambar area luas. meningkatkan piksel dan kejelasan pada pandangan pengguna.”
“Kacamata pintar G-551 berisi chip berkinerja tinggi dan baterai mikro yang dapat mewujudkan pengisian nirkabel dan koneksi nirkabel perangkat pintar seperti ponsel atapun komputer.
Kacamata ini juga memiliki fitur augmented reality, komunikasi jarak jauh, transmisi suara, pengenalan iris, navigasi cerdas, komentar cerdas, dan penyesuaian miopia.”
Juga disarankan dalam petunjuk penggunaan bahwa kacamata pintar G-551 juga dapat dihubungkan ke perangkat pintar untuk melakukan penyesuaian fungsi dan modifikasi pada aplikasi yang dilengkapi dengan kacamata.
Alasan mengapa kacamata pintar ini benar-benar transparan adalah karena warnanya juga dapat disesuaikan!
Melalui kombinasi warna yang berbeda, pengguna dapat menunjukkan warna lensa yang berbeda.
Keren banget!
Daniel segera menggunakannya.
Ia kemudian mendengar suara, “Mengatur bahasa …. Bahasa Indonesia … Memindai iris mata … mengunci pengguna … penguncian berhasil … Selamat menggunakan kacamata pintar G-551!”
Daniel gembira, ini adalah asisten cerdas!
Daniel segera mengekplorasi berbagai fitur kacamata pintar.
Ia menemukan banyak fungsi, selain bisa mengatur penyesuaian miopia, itu juga bisa dihubungkan pada ponsel, laptop, atapun jam tangan pintar. Resolusi gambarnya sangat jernih, tajam, dan sangat keren.
Selain itu juga ada fungsi analisis, pengumpulan informasi, komunikasi real-time, dan banyak fungsi lainnya.
Bingkainya pun bisa diatur sesuai dengan kebutuhan pengguna. Daniel menggunakan warna abu-abu metal.
Dan yang lebih penting adalah kacamata pintar ini bisa digunakan berbarengan dengan kecerdasan buatan. Dengan kacamata ini, penelitian menjadi lebih mudah.
Daniel sangat senang. Sebelumnya ia merasa rugi membeli ponsel belasan juta rupiah, tapi itu juga berguna pada hal lain.
Daniel menghela napas dan berhenti mengeksplorasi, akhirnya perhatiannya tertuju pada kesempatan undian.
Ia menaruh tempat kacamata dan pengisian dalam di tempat tidur, ia kemudian mencuci tangan di toilet.
Mengunci pintu kamar, ia menarik napas dalam-dalam, kemudian berkata, “Memulai undian!”