System Technology And Superpower - 37 Bab 37
SMK Negeri Sinar Abadi.
Pagi hari yang cerah, banyak siswa-siswi berdatangan ke sekolah. Ada yang menggunakan motor, ada juga yang menggunakan angkutan umum, dan ada juga yang berjalan kaki.
Siswa-siswa saling mengobrol dan tertawa, ada juga yang nampak kesal.
Namun, mereka semua berhenti berdiskusi ketika sebuah mobil mewah datang.
“Siapa tuh yang pakai mobil mewah ke sekolah?” tanya seorang siswi.
“Entah. Aku pun tak tau.” siswi lainnya menjawab sambil menggelengkan kepalanya.
Kemudian pintu mobil itu terbuka, terlihat seorang murid laki-laki.
Mata Siswi itu berbinar ketika melihat yang turun adalah seorang murid laki-laki, ia kemudian memperbaiki penampilannya.
“Apakah dia seorang murid baru?” tanya siswi itu lagi.
“Aku nggak tau lah, kok malah nanya ke aku.” siswi lainnya menjawab secara sembarangan. Fokusnya sudah diarahkan pada murid laki-laki yang hendak keluar dari mobil.
Tak hanya kedua siswi ini yang bertingkah seperti itu, tapi banyak siswi yang sedang di gerbang juga seperti kedua siswi ini.
Tak lama berselang, Bella dan Kinar juga baru datang.
“Non, tumben sekali murid dari sekolah Nona berkerumun di depan gerbang sekolah,” kata sopir Bella.
Bella kemudian melihat ke arah yang ditunjuk oleh sopirnya dan menemukan kerumunan murid di sana.
“Nggak tau juga, Pak. Saya juga baru liat mereka berkerumun seperti ini di depan gerbang sekolah,” kata Bella dengan mata penasaran.
Kinar pun penasaran seperti yang dirasakan oleh Bella dan yang lainnya.
Keduanya buru-buru turun dan mencoba masuk ke kerumunan murid-murid.
Setelah beberapa saat, murid laki-laki itu pun turun dari mobilnya dan mengucapkan selamat tinggal pada pengemudi di dalam mobil.
Murid laki-laki itu kemudian berbalik ke arah gerbang sekolah.
Semua yang hadir di sana terkejut.
Rambut yang sedikit acak-acakan, menggunakan kacamata, dengan jam tangan mewah di tangan kirinya, lalu dengan tas dan sepatu mahal, membuat mereka semua terpana melihat murid laki-laki itu.
Sangat tampan!
Siswi yang awalnya ingin mendekati murid laki-laki itu tiba-tiba bertanya dengan gugup, “Ka-kamu Daniel?”
Murid laki-laki itu bingung, tapi ia tetap menjawab, “Benar, aku Daniel. Apakah ada sesuatu yang salah?”
Semua orang terkejut, terutama siswi itu.
Seorang yang tampan dan baru saja turun dari mobil mewah adalah seorang murid miskin yang selama ini mereka perbincangkan!
Siswa tampan ini tidak lain adalah Daniel!
Semua orang merasa sedikit malu dengan perilaku mereka sebelumnya.
Ketika semua orang terkejut, suara Bella dan Kinar terdengar.
“Daniel!?”
Suara keduanya tak nyaring, tapi terdengar oleh seluruh kerumunan.
Keduanya sangat terkejut ketika seorang siswi bertanya apakah itu Daniel. Mereka berdua juga agak terkejut ketika melihat penampilan Daniel yang rapi dan barang-barang yang dipakainya juga termasuk mewah.
Karena keduanya berkata secara bersamaan, mereka saling pandang. Jejak listrik muncul di mata mereka berdua.
Daniel berbalik ke belakang, ia melihat Kinar dan Bella memanggilnya.
“Halo Kinar, Halo Bella, tumben kalian datangnya bareng.”
Keduanya berhenti saling menatap. Mereka mengalihkan pandangan mereka pada Daniel dan menatapnya dengan senyuman.
“Halo Daniel. Kami nggak sengaja aja bareng. Kamu berubah banget,” kata Kinar.
“Hn. Kami nggak sengaja bareng. Aku sempat terkejut dengan penampilanmu yang berbeda,” Bella berkata dengan semangat.
Keduanya menghampiri Daniel.
Hal ini tak menjadi kejutan bagi mereka. Selama beberapa bulan terakhir, mereka semua menerima bagaimana perlakuan keduanya pada Daniel, kecuali Yudhistira yang menyukai Bella dan Kinar.
Kerumunan yang pada perlahan bubar meninggalkan tiga orang yang sedang ngobrol.
Kinar takjub dengan perubahan Daniel, ia berkata dengan semangat, “Kamu hari ini sangat tampan, Daniel.”
Bella dengan wajah merah juga berkata, “Benar, Daniel hari ini kelihatan lebih tampan dari sebelumnya.”
Daniel sedikit terkejut.
Apakah semua orang menatapku aneh karena ia tampan?
Daniel bertanya-tanya dalam pikirannya.
“Begitu kah?” Daniel melihat-lihat lagi dirinya.
Setelah sedikit berpikir, ia akhirnya paham.
Selama ini, dia tak terlalu memperhatikan tampilannya. Tetapi, sejak semakin sering ke kantor perusahaan, Nayla menyuruhnya untuk berpenampilan rapi. Juga, semua yang ia pakai hari ini barang kelas mewah dan dia turun dari mobil mewah.
Ia tersenyum, kemudian membalas pujian keduanya, “Terima kasih. Kinar juga terlihat sangat cantik, sangat mempesona. Bella hari ini terlihat manis, sampai-sampai aku merasa ingin mencubit pipinya.”
Keduanya tersipu malu dan menundukkan kepala mereka.
Melihat keduanya menundukkan kepala mereka, Daniel terlihat bingung.
Apakah terjadi sesuatu pada mereka?
Membuang pikiran tersebut, Daniel mengajak keduanya masuk ke sekolah.
“Yuk masuk, bentar lagi bel masuk nih.”
Keduanya hanya mengangguk.
Setelah lebih selusin langkah memasuki gerbang, sesuatu terlintas dalam pikiran Bella dan Kinar.
Eh, Daniel memujiku, tapi kenapa harus memuji dia juga?
Keduanya saling bertatapan.
Keduanya sedikit kesal. Akhirnya mereka berdua secara bersamaan memukul tangan Daniel.
Daniel terkejut, ia bertanya, “Ada apa dengan kalian berdua?”
“Nggak ada apa-apa. Hum!”
Keduanya memalingkan wajah mereka dari Daniel.
Daniel bingung dengan tingkah laku keduanya.
….
Daniel dan Bella sampai di kelas 11-B, keduanya masuk ke kelas dan langsung jadi pusat perhatian murid yang ada di kelas.
Mereka semua sudah mendengar cerita tentang Daniel yang memakai barang mewah. Tetap saja mereka terkejut dengan Daniel.
Silvia yang sedang membaca, melihat Daniel dengan tampian baru juga terkejut. Ia ingin menghampirinya, tapi bel masuk sudah berbunyi.
Bu Nia memasuki kelas, ia melihat seisi kelas dan memberi salam.
Tapi, beberapa saat kemudian, ia mengalihkan tatapannya pada Daniel. Ia sangat terkejut dengan perubahan Daniel.
Selama pelajaran berlangsung, Daniel tak lepas dari tatapan Bu Nia.
….
Setelah bel istirahat berbunyi, Silvia langsung menghampiri Daniel.
“Daniel!” sapa Silvia dengan sedikit nyaring.
Daniel menoleh dan menemukan Silvia menyapanya.
Ia membalas sapaan Silvia, “Halo.”
“Kamu terlihat sangat berbeda hari ini. Terlihat lebih elegan dan lebih tampan.”
Tanpa malu-malu Silvia memberikan pujian pada Daniel.
Kali ini Daniel tak terkejut, ia berkata dengan sedikit tawa, “Sepertinya begitu. Mau ke kantin bareng?”
Silvia mengangguk dengan cepat.
Daniel kemudian beralih ke Bella, “Mau bareng juga?”
“Iya.” Bella juga setuju.
Ketiganya menuju kantin bersama.
Belum sampai sepuluh langkah keluar dari kelas, seseorang datang dan memanggil.
“Daniel!”
Ketiganya berbalik dan menemukan Kinar di sana.
Daniel tersenyum. Ia berkata,”Tepat waktu.”
“Yuk ke kantin,” ajak Daniel.
Kinar dengan senang hati langsung mengangguk setuju.
Awalnya ingin marah pada Daniel karena meninggalkannya, tapi tak jadi.
….
Keempat orang itu mengobrolkan banyak hal sambil makan di kantin.
Melihat keharmonisan mereka, banyak siswa-siswi yang iri.
Untuk kalangan siswa, tak mudah untuk mendekati Bella dan Kinar yang susah didekati. Silvia juga semakin sulit didekati karena kebiasaannya membaca dan belajar.
Untuk di kalangan siswi, Daniel yang tiba-tiba berubah tampan dan mengenakan barang-barang mewah membuat mereka menyesal. Jika saja mereka bersikap pada Daniel sebelumnya, mereka pasti akan dekat dengan Daniel saat ini.
Berbagai penyesalan menyelimuti hati para siswi.
Sedangkan Daniel, ia menghentikan kegiatan makannya, kemudian menatap ketiganya dan berkata, “Mau kah kalian datang ke rumahku setelah pulang sekolah nanti?”
“Tentu saja aku ikut.”
“Aku ikut, hehe.”
“Aku juga ikut.”
Mendengar jawaban ketiganya, Daniel tersenyum.
….
Ketika Daniel kembali ke kelas, ia langsung menghampiri Max dan Regi.
“Max, Regi, kalian ingin mampir ke rumahku nggak? Tadi aku sudah ngajak Bella, Kinar dan Silvia.”
Max melihat kiri kanan, kemudian berkata, “Ngapain ngajak kita kalau udah ada para cewek yang ikut? Kita nanti aja mampirnya ke rumah kamu, Niel.”
Regi mengangguk, “Iya, benar apa kata Max. Nggak enak kalo ngumpul sama cewek. Nggak bisa main bareng kita nanti.”
Daniel menghela napas, “Baiklah. Besok saja kalian ke rumahku. Besok aku tak mengajak mereka.”
“Bagus. Selain nggak ada gangguan main bareng, kita juga bisa nonton bareng.” Ketika Max selesai mengatakan itu, wajahnya seakan membayangkan sesuatu hal.
“Mending kita main PUBG Mobile aja, ada adeknya Niel juga. Kalo nonton bareng, apa yang mau kita tonton?” kata Regi.
Daniel menggelengkan kepalanya, lalu berkata dengan sedikit mengeluh, “Malas main PUBG sama kalian. Aku baru mau naik mobil, kalian udah jalan aja. Eh, pas aku ngejar malah kalian tabrak.”
“Bener tuh, mending nonton aja daripada main PUBG,” kata Max.
“Nontkn mulu dari tadi, emangnya nonton apaan sih?” Regi sedikit tertarik dengan apa yang ingin Max bilang. Pikirannya sudah melayang entah kemana.
“Nonton ‘itu’ loh, kalian nggak tau apa yang kumaksud?” tanya Max dengan wajah bingung.
“Nonton film jepang yang ‘itu’?” tanya Regi.
“Regi mesum!” Max berkata dengan sedikit berteriak.
“Mesum kepalamu! Terus, apa yang akan kita tonton, Max?” tanya Regi dengan sedikit kesal.
“Sini dekat-dekat biar gak ada yang dengar.”
Daniel dan Regi pun mendekat.
“Jadi, kita nonton apa, Max?” tanya Regi lagi.
“Kita nonton bareng video musik sayur kol pake speaker di rumah Daniel!” kata Max dengan semangat.
Daniel langsung tertawa mendengar ini.
…
Bel pulang sudah berbunyi.
Daniel bersama Bella dan Silvia menunggu Kinar di gerbang sekolah.
Beberapa saat kemudian, Kinar datang.
Mobil Daniel juga datang hampir bersamaan dengan Kinar.
“Yuk masuk,” kata Daniel sambil membukakan pintu mobil.
Ketiganya kemudian masuk dan duduk di kursi bagian tengah. Rika dan Nayla duduk di depan, sedangkan Daniel duduk di kursi bagian belakang bersama Raka.
Rika ingin bertanya, tapi karena ada Kinar, Bella dan Silvia, ia tak jadi bertanya.
Baru beberapa meter saja mobil berjalan, sebuah suara gadis kecil nan dingin terdengar di telinga Daniel.
“Kakak, server perusahaan Sky Technology diretas.”