System Technology And Superpower - 4 Bab 4
“Bagaimana hasilnya?”
Daniel penasaran dengan hasilnya. Selama ini, adik-adiknya mendapatkan beasiswa dari sekolah, sehingga beban untuk Daniel berkurang.
“Host, Selamat. Kecerdasanmu lebih rendah dari kedua adikmu.”
“Hei, Kau mengejek kecerdasanku!” Daniel kesal, tapi setelah menelaah kalimat Sky, ia pun melanjutkan, “Tapi, syukurlah kalau kecerdasan adikku lebih tinggi dariku.”
Daniel berkata dengan bangga.
“Host, tenanglah. Dengan hadirnya sistem, kau bisa meningkatkan Kecerdasanmu melebihi Einsten. Bahkan IQ-mu bisa sampai 500!”
Sky berkata dengan bangga.
Mata Daniel cerah kemudian bertanya “Benarkah?”
“Tidak, Aku berbohong.”
“Sistem Sampah!”
“Host, Aku bercanda. Hanya bercanda. Jangan dibawa ke hati, nanti baperan terus, baru tau rasa!”
“Kepalamu yang baperan!”
Disaat Daniel sibuk berbicara dengan Sky, Bel masuk berbunyi.
Murid lainnya memasuki kelas dan duduk dengan rapi menunggu guru datang.
Kali ini seorang guru tanpa kepala … tidak, seorang guru tanpa rambut alias botak, memasuki kelas. Guru ini memandang seluruh ruangan dan menemukan Daniel yang sedang “tertidur”.
Alisnya berkerut dan mendengkuskan nafas dingin. Ia berjalan ke meja dan meletakkan bukunya dengan keras.
Semua murid yang melihat ini tidak bisa tidak terkejut. Kemudian mereka melihat sekeliling dan menemukan Daniel tertidur.
Tanpa sadar, mereka menelan ludah dan berkata dalam hati, “Daniel, kau sudah selesai…”
Tentu saja diantara mereka, Bella tidak termasuk. Bella malah merasakan kesedihan ketika melihat Daniel tertidur. Dia berpikir bahwa itu semua disebabkan olehnya, meskipun ia salah sangka.
Pak Botak melihat ini wajahnya semakin gelap yang menandakan ia marah. Ia bergegas mendatangi meja Daniel dan memukul meja.
BAM!
Semua murid termasuk Bella, semuanya terkejut.
Selain Bella, semuanya berpikir lagi dan berkata dalam hati “Daniel, kau benar-benar selesai. Aku turut berduka…”
Daniel tak kunjung bangun meskipun suara keras terdengar.
Sementara itu di ruang kesadaran Daniel.
“Sky, kapan kau akan memberikan tugas?”
“Host, kau ingin tugas segera?”
“Iya! Bisakah kau memberiku tugas?”
“Tentu saja. Sekarang akan kuberikan kau tugas. Tugasnya adalah mencari seorang pacar!”
“Bisakah kau memberiku tugas yang lebih waras lagi? Dasar sistem kaleng, botol, sampah daur ulang!”
“Host, kau menebakku dengan benar. Sebenarnya aku di dunia sistem itu dipandang sebagai … ”
Tidak mau mendengar cerita Sky yang panjang dan belum lagi keraguannya terhadap kebenarannya, Daniel langsung memotongnya, “Berhenti! Sudah, aku tidak mau mendengarmu. Nanti lagi bicaranya, menurut jam biologisku, sekarang sudah waktunya guru masuk. Sampai nanti, Sytas.”
Sky mendengar nama itu langsung meneriaki Daniel, “Panggil aku SKY!”
Daniel tak membalas ucapan Sky, ia langsung memulihkan kesadarannya.
Saat pertama kali dia bangun, dia melihat seluruh murid memperhatikannya. Meskipun dia seorang yang acuh tak acuh, dia tetap merasa risih ketika banyak orang memandangnya sepertinitu.
Ia awalnya mengira kalau ia ngiler dan kemudian ia langsung mengusap mulutnya. Namun, ia tak menemukan ilernya. Ia pun bingung kenapa ditatap seperti itu.
Daniel pun mengalihkan tatapannya ke samping kanan. Saat itu juga bulu kuduknya berdiri dan dia berkata dalam hatinya, “Ya Tuhan! Aku lupa kalau sekarang jamnya pak kepala botak. Matilah aku. Ini ngapain pula pakai logat batak!”
“H-Halo Pak. Selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?”
Dalam hati Daniel berkata “Alamak! Mampus lah aku, kenapa harus bertanya macam pedagang saja. Ini kenapa pula kalo bicara dalam hati pakai logat batak? macam betul ajalah aku ini!”
Setelah Daniel mengatakan kalimat itu, seluruh kelas tak bisa menahan tawa. Wajah Pak Botak sekarang berwarna merah dan penuh amarah.
“Daniel!”
“Iya Pak Bot- Pak Barudi?”
Mendengar panggilan dari Daniel, Pak Barudi meninggikan suaranya “Apa kamu panggil tadi?”
“Saya tadi panggil Pak Barudi, Pak.” Daniel nerkata dengan tegak. Kemudian berkata dengan suara kecil “Meskipun Barudi itu mirip Baldi yang artinya Botak.”
Ada suatu mitos yang bertebaran di sekolah, jika memanggil Pak Barudi dengan sebutan ‘Pak Botak’, maka akan dihukum langsung olehnya. Karena itu Daniel langsung mengubah panggilannya untuk Pak Barudi.
Untungnya Pak Barudi tak mendengarkan ocehan Daniel. Pak Barudi menatap Daniel seperti petugas introgasi.
“Kamu kenapa tertidur di kelas?”
“Tadi malam saya kerja sampai larut Pak. Jadi, saya ketiduran di kelas pak.”
Meskipun Daniel sering bekerja sampai larut malam, Ia tak pernah sekalipun tidur di kelas. Ini hanyalah alasan acak yang terlintas di otaknya.
Mendengarkan alasan yang Daniel buat , Pak Barudi langsung tak percaya. Menurutnya, anak jaman sekarang itu sering dimanjakan. Jadi, kalau berbicara masalah kerja, itu hanyalah alasan untuk kabur dari suaty masalah. Pak Barudi berkata, “Jangan banyak alasan. Sekarang berdiri di depan kelas.”
“Baik Pak.”
Daniel hanya bisa menerima hukuman dari Pak Barudi.
Pak Barudi memulai pelajaran. Pak Barudi ini seorang guru Matematika sekaligus guru di bidang Sistem Operasi. Di hari ini, dia mengajar matematika.
Selama pelajaran, Daniel mendapatkan tatapan cemoohan dari seluruh kelas, kecuali Silvia, Bella, Max, dan Regi. Ketiganya menatap Daniel dengan mata sedih seolah-olah Daniel dihukum mati.
Daniel melihat tatapan cemoohan dengan acuh tak acuh. Tapi, ia kesal dengan tatapan Silvia, Bella, Max dan Regi. Daniel menatap mereka bertiga dengan tatapan yang membawa makna “Aku bukan dihukum mati!”
Selama dua jam berdiri, Daniel merasakan kebosanan. Kadang-kadang dia menghentakkan kaki untuk mendapatkan irama, tapi langsung ditegur oleh Pak Barudi. Ia kemudian bersiul, tapi juga ditegur Pak Barudi. Ia menggerakan badannya, ia ditegur Pak Barudi. Akhirnya, Daniel diam seperti patung. Untungnya, tak ditegur oleh Pak Barudi.
Setelah dua jam merasakan kebosanan, akhirnya bunyi bel pun terdengar. Artinya pergantian jam pelajaran. Saat itu juga suara robot terdengar di kepala Daniel.
“Memicu Tugas Acak!”