System Technology And Superpower - 40 Bab 40
Empat hari telah berlalu semenjak serangan peretas terjadi pada Sky Technology.
Daniel sudah memasang berbagai pemantau untuk memperhatikan oknum yang ingin mengacaukan Sky Booster jika mereka bergerak, tapi tak ada peringatan yang ia dapatkan dari pemantau tersebut.
Ia juga sudah memasang antisipasi untuk keamanan jaringan dirinya dan perusahaannya.
Selain itu, aplikasi asisten pinter Teteh semakin ramai pengguna.
Hingga saat ini, sudah lebih dari 30 juta pengguna yang telah mengunduh dan berlangganan aplikasi asisten pintar Teteh.
Asisten pintar Teteh sangat membantu para pengguna, tak hanya mengontrol ponsel menggunakan suara, tapi juga membantu mereka dalam mengetik menggunakan suara ataupun mengobrol dengan Teteh.
Karena pengguna yang melonjak ini, perusahaan Sky Technology memasok banyak server untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
Meskipun ada beberapa masalah saat memasang server, Daniel telah menyelesaikan masalah sepele itu.
Beberapa oknum nakal dengan sengaja menanam sesuatu pada server agar bisa mengakses kode sumber asisten pintar Teteh.
Dengan semakin banyak pengguna yang mengunduh asisten pintar Teteh, semakin banyak pula pendapatan yang didapat oleh Sky Technology.
Tak sampai di situ, beberapa perusahaan juga telah menghubungi Sky Technology. Tak hanya perusahaan dalam negeri, tapi juga beberapa perusahaan dari luar negeri telah menghubungi Sky Technology untuk berinvestasi di dalamnya.
Di antara perusahaan yang berkunjung untuk melakukan kerja sama dengan Sky Technology, ada perusahaan e-commerce yang ingin melakukan kerja sama dalam kecerdasan buatan. Perusahaan ini adalah Bukalapak, yang saat ini telah melajukan kerja sama dengan ITB dalam bidang Kecerdasan Buatan dan Komputasi Awan.
Namun, semua itu ditolak oleh Daniel.
Bahkan jika raksasa seperti Google, Apple, ataupun Samsung ingin bekerja sama dengannya, Daniel tetap akan menolak itu.
Alasannya adalah ia tak ingin perusahaannya dimiliki oleh beberapa orang. Ia hanya ingin mengendalikannya secara pribadi. Jika perusahaan yang dibangunnya dengan susah payah dimiliki orang lain, apa gunanya dia mendirikan perusahaan ini?
Daniel tak terlalu khawatir tentang dana perusahaan. Ia memiliki banyak kartu dilengannya. Tidak hanya berbagai game yang akan mengguncang para penggemar game, tapi ia juga memiliki teknologi holografik yang akan membuat banyak orang akan tertarik pada perusahaannya.
Belum lagi dana dari penjualan Sky Booster pada Google, sekarang perusahaan memiliki lebih dari 2 triliun rupiah setelah dikurangi berbagai hal yang dibutuhkan perusaahan. Selain itu, Dana pribadi Daniel dari hasil Sky Booster pun hampir menembus 100 miliar.
Dan harga berlangganan asisten pintar Teteh di luar negeri sedikit lebih mahal.
Jika di Indonesia berlangganan hanya butuh 20 ribu rupiah, di luar negeri berkisar antara 40 ribu sampai 60ribu rupiah. Bahkan, di Amerika Serikat, Daniel mematok harga 10 dollar amerika. Jika dikonversikan ke rupiah, maka harganya adalah 140 ribu rupiah untuk berlangganan perbulannya.
Banyak pengguna di Amerika Serikat mengeluh pada perusahaan Sky Technology, tapi Daniel tak memperhatikan itu.
Melihat bagaimana banyak yang mengeluh, banyak warganet Indonesia senang dan bangga.
Akhirnya bisa menekan Amerika Serikat!
Dengan ini, prestise perusahaan Sky Technology di mata rakyat Indonesia jadi lebih tinggi lagi.
….
Saat ini Daniel berada di sekolah.
Ia duduk dengan rapi memperhatikan penjelasan dari guru. Meskipun kelihatannya sedang memperhatikan guru, apa yang dilakukannya sebenarnya berbeda.
Matanya fokus pada layar di kacamata pintar. Ia sudah menghubungkan kacamata pintar pada jam tangan pintar untuk membaca berbagai hal data yang ia peroleh dari database Kucing R-I0ne.
Saat sedang fokus membaca, ia merasa ada seseorang yang menatapnya.
Namun, setelah beberapa saat, ia merasakan ada seseorang ingin ‘menyerang’nya, ia dengan reflek yang cepat menggengam tangan tersebut.
Namun, apa yang dirasakan oleh Daniel adalah sebuah tangan yang lembut. Ia kemudian menoleh dan menemukan tangan Bella yang ia genggam.
“Daniel….”
Wajah Bella merah merona karena tangannya digenggam oleh Daniel.
Awalnya ia hanya ingin bercanda dan mengejutkan Daniel yang terlihat sedang fokus memperhatikan pelajaran, tapi siapa sangka bahwa reaksi Daniel yang cepat.
“Bella…”
Daniel melihat Bella dengan sedikit terkejut. Pasalanya, penampilan Bella yang malu-malu kelihatan sangat imut. Apalagi untuk seorang Bella yang polos.
Ia secara tak sadar terus menatap Bella dan tak melepaskan genggamannya.
Wajah Bella semakin merah, ia menjadi lebih gugup dan tak berani menatap mata Daniel langsung.
Seorang guru yang sedang mengajar di depan kelas melihat Daniel dan Bella saling menggenggam tangan, langsung menegur mereka dengan cara berdaham.
Daniel kembali pada kesadarannya, ia dengan cepat melepas genggamannya dari tangan Bella.
Meskipun ia cepat melepaskan tangannya, kejadian ini telah disaksikan oleh Silvia dan Yudhistira.
Silvia merasakan sedikit kecemburuan pada Bella karena tangannya digenggam oleh Daniel.
Sedangkan Yudhistira, ia sangat geram dengan tingkah laku Daniel yang berani menggenggam tangan Bella. Matanya memancarkan niat membunuh pada Daniel.
Daniel yang sedang duduk rapi setelah memperbaiki posisinya merasakan tatapan tajam yang ditujukan padanya.
Daripada menyebutnya sebuah tatapan dengan niat membunuh, Daniel lebih suka menyebut ini hanyalah sebuah tatapan biasa.
Aura membunuh yang ia rasakan di permainan 『Awakening』lebih besar daripada yang ia rasakan daripada niat membunuh yang Yudhistira arahkan padanya.
Di 『Awakening』sangatlah realistis, sangat mirip dengan dunia nyata. Bahkan aura membunuh pun bisa membuat Daniel berhenti bergerak.
Tapi, setelah mengalami 3 bulan di ambang hidup dan mati melawan monster, pengalaman bertarung Daniel menjadi lebih menakutkan. Dimatanya niat membunuh dari Yudhistira seperti tatapan biasa.
….
Bel istirahat berbunyi.
Daniel dengan cepat memasukan buku-bukunya ke laci meja. Ia kemudian menatap Bella dan berkata, “Bella mau ke kantin bareng?”
Bella menoleh ke arah sumber suara, ia menemukan Daniel berbicara padanya.
Ia segera teringat kejadian saat jam pelajaran, wajahnya memerah. Ia dengan cepat menjawab, “En.”
Daniel juga mengajak Silvia dan langsung menyutujuinya.
Setelah itu ia juga mengajak Max dan Regi ke kantin.
Awalnya keduanya menolak, tapi setelah dibujuk oleh Daniel, mereka akhirnya menerima tawaran tersebut.
Kinar muncul tak lama kemudian. Mereka kemudian ke kantin.
….
“Hei, kalian sudah dengar berita terbaru belum?” tanya Max dengan misterius.
Kinar sedikit penasaran. Ia pun bertanya balik, “Berita apa?”
“Ini berita yang telah menyebabkan banyak orang terkejut,” kata Max yang semakin misterius.
Melihat ini, Daniel memutar matanya. Ia sudah sering kali ditipu dengan berita yang dikatakan oleh Max.
“Aku tau berita mengejutkan apa itu,” Regi menepuk dadanya dengan bangga.
Max tersenyum mengejek. Ia berkata, “Lalu, apa berita yang ingin kusebutkan ini?”
Regi sedikit terprovokasi dengan senyuman Max. Ia menjawab, “Berita itu adalah kau telah mendapatkan seorang pacar, kan?”
“Hei! Bukan itu. Masalah mendapatkan pacar itu hal mudah,” Max berkata dengan bangga.
“Begitukah? Mengapa kau tak menyatakan cinta pada seorang gadis saat ini juga?” Regi langsung memprovokasi Max.
Max langsung terprovokasi. Ia pun berkata, “Lihat bagaimana cara menyatakan cinta yang sebenarnya!”
Melihat ini, ketiga gadis itu heran.
Bella merasa ini berlebihan. Ia segera berkata, “Daniel, bukankah ini sedikit berlebihan?”
Daniel tampak acuh tak acuh. Ia menjawab dengan santai, “Ini adalah hal biasa baginya. Lihatlah bagaimana aksinya.”
Mendengar jawaban dari Daniel, ketiganya memperhatikan Max.
Max berjalan ke meja dua orang siswi, ia segera menampilkan wajah sok tampannya.
Ia menyapa dengan senyuman, “Halo, cewek cantik.”
Kedua siswi tersebut menoleh ke arah Max, Alis keduanya mereka mengeryit. Siswi itu bertanya, “Apa maumu?”
“Maukah kalian menjadi pacarku?” tanya Max.
“Apa?!” keduanya segera terkejut.
Salah satu siswi dengan cepat berkata, “Hei, kau itu teman murid miskin, bagaimana mau menjadikanku pacar. Urusi saja teman miskinmu yang sok kaya itu. Pergi sana!”
Siswi lainnya hanya menatap Max dengan cemoohan.
Tiba-tiba tangan Max melayang ke arah pipi siswi yang berbicara kasar.
Plak!
Suara tamparan terdengar di kantin.
Semua murid yang hadir terkejut dengan kejadian ini.
Bahkan Daniel pun terkejut dengan apa yang dilakukan Max. Tetapi, setelah melihat siapa yang ‘ditampar’ oleh Max, ia hanya tertawa.
“Bukankah kau terlalu berlebihan?” siswi lainnya bertanya dengan marah.
“Oh, ini tidak berlebihan. Aku hanya menepuk nyamuk yang ada di pipinya. Apakah ini salah?” Max berkata tanpa rasa bersalah sedikitpun.
“Kau! Dasar miskin, bau, sampah!” siswi yang ditampar tak menahan makiannya.
Max tak peduli lagi. Ia segera berbalik dan kembali ke meja Daniel dan yang lainnya.
Wajahnya suram ketika melihat tatapan mengejek Regi.
“Katanya mudah mendapatkan pacar, tapi menyatakan cinta saja salah. Malah nembak dua-duanya lagi,” Regi tertawa terbahak-bahak melihat wajah Max yang suram.
“Huh!” Max tak menjawab, ia hanya mendengkus dingin.
Regi semakin tertawa melihat ini.
Sedangkan ketiga gadis itu tertegun ketika Max ‘menampar’ siswi yang melontarkan kata-kata kasarnya.
Siswi tersebut adalah Nurul, dan yang lainnya adalah Hana.
Melihat ini, Daniel menggelengkan kepalanya.
Ia segera mengingatkan mereka untuk memakanan makanan yang telah mereka pesan.
….
Selama makan, Daniel dan yang lainnya bercanda dan tertawa.
Meskipun Max sebelumnya ngambek, hanya butuh waktu singkat untuknya segera kembali baikan.
Lawakan Max dan Regi-lah yang membuat mereka tertawa.
Setelah makan, mereka semua kembali ke kelas.
Namun, baru saja mereka berjalan kembali ke kelas, seorang siswi menghentikan Daniel.
“Daniel, Berhenti!”
Setelah itu, Daniel tiba-tiba berhenti.