System Technology And Superpower - 41 Bab 41
“Daniel, Berhenti!”
Daniel yang sedang berjalan bersama yang lainnya langsung berdiri tegak.
Setelah beberapa detik, ia pun berbalik.
Ia melihat seorang gadis cantik.
“Mitha?” Daniel bertanya dengan linglung saat melihat Mitha.
Setelah Daniel menggumamkan nama itu, Bella dan yang lainnya juga menoleh ke arah Mitha.
Mereka tertegun dengan kehadiran Mitha.
Apa yang dilakukan Mitha mendatangi Daniel?
Pertanyaan itu menggema di pikiran mereka.
Sedangkan Mitha, ia tersenyum manis pada Daniel. Ia pun menjawab, “Iya, aku Mitha. Apakah kamu sudah melupakanku?”
Daniel menundukan kepalanya. Setelah beberapa detik, ia mendongak menatap Mitha dan tersenyum. Ia berkata, “Tentu saja tidak. Bagaimana bisa aku melupakanmu?”
Mendengar jawaban ini, mata Mitha berbinar.
“Hehe, pesonaku masih bisa meluluhkan hatinya,” pikir Mitha
Sedangakan Max dan Regi khawatir Daniel jatuh ke pelukan nenek sihir ini, begitu juga dengan Silvia. Sedangkan Bella dan Kinar, mereka hanya khawatir kalau Daniel lebih memilih Mitha.
Baru saja Mitha membuka mulutnya ingin berbicara, Max langsung berbicara.
“Astaga, ternyata Mitha. Kukira tadi Bu Kantin yang manggil karena Daniel belum bayar.”
Tanpa memberi kesempatan Mitha berbicara, Regi membalas perkataan Max. “Mana mungkin Daniel tak membayar ketika makan di kantin. Dia nggak kayak kamu yang sering makan di kantin tapi nggak bayar, tapi juga minta kembalian sama Bu Kantin.”
Max sedikit malu, tapi dengan wajahnya yang setebal tembok China, ia menjawab, “Hei, itu bukan akunya yang nggak bayar. Tapi, aku menganggap Bu Kantin bersedekah padaku.”
Regi memutar matanya. Ia menjawab, “Terserah apa katamu. Maling mana mau ngaku. Kalau maling ngaku, perjara udah kehabisan room buat penjarain maling. Mungkin kalo Max yang ngaku, roomnya bakal pindah ke server alam lain.”
Max kemudian berpikir, “Berarti aku ke isekai dong? Bolehlah kalo begitu. Tapi….”
“Tapi apa?” tanya Regi.
Dengan keyakinanannya ia berkata, “Lebih baik pindah server ke isekai lewat truk. Lebih indah isi server didalamnya. Daripada lewat penjara, isi servernya api doang.”
“Dasar wibu!” Regi tidak bisa menahan ucapannya.
Dengan sok polosnya, Max bertanya, “Wibu itu apa? Suara ambulan?”
“Suara ambulan ndasmu!” kata Regi dengan kesal.
Ketiga gadis cantik yang bersama Daniel hanya tertawa melihat ini. Sedangkan Daniel sendiri, ia terlihat seperti merenungkan sesuatu.
Lalu Mitha, semenejak omongannya dipotong oleh Max, ia sudah kesal. Keduanya ini selalu ikut campur ketika ia masih berpacaran dengan Daniel sebelumnya.
Ia memasang wajahnya dengan senyuman dan suaranya ditinggikan, ia berkata, “Daniel ternyata nggak lupain aku. Berarti masih sayang dong sama aku? Aku juga masih sayang sama kamu, Daniel. Mau berpacaran denganku lagi?”
Max, Regi, Bella, Silvia dan Kinar terkejut dengan pernyataan Mitha.
Nenek sihir ingin balikan dengan Daniel! Tak bisa dibiarkan!
Seketika Max dan Regi berkata secara bersamaan.
“Sayang ndasmu! Padahal kau yang….”
Belum sempat mereka menyelesaikan kalimat mereka, tangan Daniel menyentuh bahu mereka masing-masing.
Keduanya tertegun dengan tingkah laku Daniel.
Apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Daniel?
“Apa tadi yang kau bicarakan? Bisakah kau ulangi?” tanya Daniel dengan suara datar.
Sekali lagi Mitha berkata mengulang kalimat sebelumnya, “Aku berkata bahwa kamu ternyata nggak lupain aku. Kamu masih sayang sama aku, kan? Aku juga masih sayang sama kamu. Gimana kalau kita pacaran lagi? Kamu mau, kan?”
Daniel terkekeh mendengar ini. Ia kemudian berkata dengan dingin, “Ya, aku tidak melupakanmu. Aku tidak melupakan bagaimana sakitnya saat kau berkhianat. Aku tak melupakaan saat kau membuangku begitu saja.”
Daniel berhenti sebentar, ia melanjutkan, “Aku masih menyayangimu? Aku akan menjadi seorang idiot sepertimu jika aku masih menyayangimu. Balikan denganmu adalah hal paling menjijikan di dunia ini. Mengetahui bagaimana mudahnya kau ‘bermain’ dengan Yudhistira saja sudah membuatku tak ingin melihatmu lagi.”
Mendengarkan kata-kata Daniel, Mitha, Max, dan lainnya terkejut.
Sementara Mitha terkejut dan marah mendengar ini, Max dan yang lainnya malah senang dengan ini.
Entah karena malu atau marah, wajah Mitha merah padam. Ia kemudian bertanya, “Kamu … bagaimana kamu tahu itu?
Mendengar Mitha tak membatahnya, Daniel tersenyum sinis, “Tumben sekali kau berkata jujur. Biasanya mulutmu yang berbisa itu sering melontarkan kalimat dengan penuh kebohongan. Untuk videomu yang ‘bermain’ dengan Yudhistira, itu sudah tersebar di grup whatsapp sekolah ini. Kau bisa cek ponselmu.”
Saat Daniel selesai berbicara, enam orang lainnya segera membuka aplikasi whatsapp dan melihat ada sebuah video terkirim di grup kelas 11-TKJ yang dikirim oleh Yudhistira sendiri.
Setelah melihat siapa yang ada didalam video itu, semuanya terkejut.
Apa yang dikatakan oleh Daniel adalah kebenaran. Itu adalah video ‘bermain’ Mitha dan Yudhistira.
Tak hanya mereka yang terkejut melihat itu, para murid lainnya pun terkejut ketika melihat video itu terkirim ke grup whatsapp lainnya.
Bahkan, Yudhistira ‘mengirim’ video tersebut pada guru.
Kejadian ini memggemparkan seluruh sekolah.
Kebetulan, tersangka yang ‘mengirim’ video lewat dan melihat Mitha dan kelompok Daniel.
“Mitha?” Yudhistira bergumam.
Ia pun menghampiri Mitha dan menyapanya dengan mesra di depan Daniel dan kelompoknya, “Halo sayang.”
Setelah menyapa Mitha, ia melihat kelompok Daniel dengan senyum cemoohan.
Namun, tidak sesuai harapannya yang ingin membuat Daniel marah. Justru sebaliknya, Daniel malah tertawa terbahak-bahak melihatnya bermesraan dengan Mitha, mantan pacar Daniel.
Yudhistira bingung dengan tawa Daniel. Tetapi sebelum ia menyadarinya, sebuah telapak tangan melayang ke pipinya.
Plak!
Yudhistira terkejut dan bingung kenapa ia ditampar oleh Mitha. Segera, amarahnya terpancing dan langsung memarahi Mitha, “Kenapa kau menamparku?!”
Melihat Yudhistira marah-marah, Mitha balik memarahi Yudhistira, “Apa maksudnya ini? Kenapa kau menyebarkan video kita?”
Yudhistira bingung dengan pertanyaan Mitha. Ia bertanya lagi, “Video apa? Aku sama sekali tak tahu ini!”
“Pura-pura tidak tahu? Dasar cowok bangsat, bajingan, sampah!” Mitha menampar Yudhistira lagi.
Namun, tamparan Mitha bisa ditahan oleh Yudhistira. Ia kemudian merebut ponsel Mitha dan melihat video apa yang dimaksud.
Setelah melihat video itu, wajah Yudhistira menghitam. Marah, malu, putus asa, keinginan membunuh, dan berbagai emosi lainnya bercampur aduk.
Ia meremukkan ponsel Mitha tanpa bersalah sedikitpun.
Daniel! Itu pasti Daniel! pikir Yudhistira dengan penuh anarah dihatinya.
….
Semua ini dilakukan oleh Daniel, atau lebih tepatnya Red Queen.
Sebenarnya Daniel sudah lama menemukan video itu saat iseng meretas ponsel Yudhistira. Awalnya ia sangat marah, tapi setelah berpikir beberapa saat, kemarahannya perlahan pudar dan berakhir seakan-akan tak terjadi apa-apa.
Red Queen melakukan ini hanya dalam waktu kurang dari 1 menit.
….
Daniel, dalang semua ini, sudah kembali ke kelas.
Sebelumnya, ketika mereka kembali saat Yudhistira dan Mitha bertengkar, Max sedikit ngambek karena dia ingin melihat perkelahian pasangan yang menggemparkan. Tapi sayang, Daniel menyeretnya untuk kembali ke kelas.
Saat sedang mengobrol dengan Bella, tiba-tiba saja Daniel bersin.
“Hm? Seseorang membicarakanku?” Daniel bergumam.
Bella, yang sedang mengobrol dengan Daniel, mendengar Daniel tiba-tiba bersin, ia langsung bertanya, “Daniel, apa kamu baik-baik saja?”
Daniel melambaikan tangannya dan menjawab dengan tersenyum, “Tidak ada apa-apa, aku baik-baik saja. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku.”
Bella menghela napas lega. Ia berkata, “Syukurlah kamu baik-baik saja.”
Daniel ragu-ragu sebentar. Setelah beberapa detik ragi-ragu, ia memberanikan diri bertanya, “Bella, bolehkah aku datang ke rumahmu?”
Bella terkejut dengan pertanyaan Daniel. Ia berkata dengan sedikit kegembiraan, “Boleh saja.”
Daniel akhirnya menghela napas lega. Ia berkata, “Baiklah, aku akan ke rumahmu hari ini. Aku akan pulang bersamamu.”
Bella sangat senang karena Daniel akan ke rumahnya.
Ia sangat mengagumi Daniel karena Daniel sangat pintar dalam berbagai hal. Baik itu dalam pelajaran biasa ataupun pelajaran produktif(sesuai jurusan), Daniel sangat baik dalam hal itu, dan yang lebih penting lagi, Daniel itu baik dan ramah terhadapnya.
Jika dia tahu bahwa Daniel-lah yang membuat aplikasi Sky Booster dan asisten pintar Teteh, dia akan lebih mengagumi Daniel lagi.
Sementara Daniel dan Bella sedang mengobrol, Max dan Regi sedang beraksi di depan kelas.
Kenapa Max dan Regi beraksi di kelas? Karena mereka berdua bosan dengan jam kosong. Semua guru melakukan rapat darurat karena masalah video Yudhistira dan Mitha.
Di setiap kelas SMK N Sinar Abadi pun kosong tanpa ada pelajaran.
Max dan Regi saling membelakangi punggung masing-masing. Kemudian membentuk tangan mereka seolah-olah itu pistol.
Daniel mengalihkan tatapannya ke depan kelas dan melihat Max dan Regi seolah-olah sedang melakukan aksi duel koboi.
Daniel tersenyum pahit melihat ini. ia berkata, “Dia kayaknya balas dendam karena kuseret dia sebelumnya. Harus sabar kalau punya temen kayak gini.”
Bella juga memgalihkan tatapannya ke depan kelas. Ketika ia mendengar perkataan Daniel, ia hanya tersenyum.
Setelah beberapa detik aksi saling membelakangi punggung, keduanya bergerak maju tiga langkah kemudian menghadap ke seluruh murid dengan dua tangan ‘pistol’ mereka.
Kemudian, suara nyanyian keduanya terdengar.
“Hit you with that ddu ddu ddu.”
Setelah itu mereka menari sesuai dengan tarian yang ada pada lagu tersebut.
“Aye aye.”
“Hit you with that ddu ddu ddu.”
Seisi kelas melihat ini langsung tertawa. Pasalnya, gerakan tarian Max dan Regi sangat mirip dengan tarian Ddu ddu ddu dari BlackPink.
Daniel yang melihat ini ingin segera bersembunyi di bawah meja karena malu dengan kelakuan kedua temannya.
Bella tertawa terbahak-bahak melihat ini.