System Technology And Superpower - 42 Bab 42
Bel pulang sudah berbunyi.
“Bella, apa kamu sudah menyimpan semuanya?” tanya Daniel yang sudah mengendong tasnya.
“Sudah semua, tak ada yang tertinggal. Yuk pulang,” jawab Bella.
Daniel mengangguk, “Yuk.”
Keduanya berjalan bersama menuju gerbang sekolah.
Sebuah mobil berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Seorang pria paruh baya keluar dari mobil.
“Nona, silahkan masuk.”
Pria paruh baya itu membukakan pintu mobil.
“Terima kasih, Pak. Hari ini temanku akan ikut, ini dia,” kata Bella sambil menunjuk pada Daniel.
Daniel dengan sopan menyapa pria paruh baya itu, “Halo, Pak. Saya Daniel, teman sekelas Bella.”
“Halo, saya adalah kepala pelayan dari keluarga Liestiel. Panggil saja pak Bram.” Dengan sedikit kewaspadaan, kepala pelayan itu memperkenalkan dirinya dengan sopan.
Pak Bram bukanlah sopir yang mengantar Bella sebelumnya. Entah karena alasan apa, pak Bram sendiri yang menjadi sopir menggantikan sopir sebelumnya.
Bella menepuk tangannya sekali. Ia berkata, “Karena sudah saling berkenalan, sudah saatnya untuk ke kota.”
Setelah mengatakan itu, Bella menarik Daniel masuk ke mobil.
“Ke kota?” Daniel bingung. ia bertanya lagi, “Kita ke kota mau ngapain?”
“Kita ke kota ya buat jalan-jalan. Sebenarnya, hari ini aku mau jalan sendirian. Kebetulan kamu mau ke rumah aku. Jadi, sebelum ke rumah, kita jalan-jalan dulu ke taman hiburan,” jawab Bella sambil menggunakan sabuk pengaman.
Mendengar ini, Daniel akhirnya memahami sesuatu. Ia berkata, “Jadi begitu. Yaudah, kita jalan-jalan dulu. Kebetulan hari ini weekend, ada banyak hiburan di taman hiburan.”
Dengan penuh semangat Bella berkata, “Pak, ayo jalan.”
“Baik, Non,” pak Bram menjawab dengan ekspresi datar.
Sebelum mobil melaju, pak Bram menatap Daniel lewat spion di dalam mobil.
Daniel hanya membalas dengan tersenyum.
….
Sebelumnya, Daniel sudah menghubungi Nayla untuk tidak menjemputnya.
Dengan ini, dia bisa bergerak leluasa.
Balik lagi saat Daniel bertemu Mitha di kantin.
Alasan mengapa Daniel tiba-tiba berdiri tegak saat Mitha memanggilnya adalah notifikasi dari sistem.
Notifikasi bahwa ada tugas baru dirilis.
Karena itulah Daniel terkejut ketika dipanggil Mitha.
Alasan dia tak sepenuhnya memperhatikan perkataan Mitha adalah isi dari tugas tersebut.
“Tugas : Menjaga Bella dari Bahaya. Hari ini, sekelompok orang sedang menargetkan Bella. Jagalah Bella dari segala bahaya yang sedang mengincarnya.
Syarat : Mengantar Bella dengan selamat ke rumahnya.
Hadiah Tugas : Exp 25%, Pedang, 1x Undian.
Hukuman : Kucing R-I0ne akan diambil kembali, Mengembalikan tubuh Host ke semula(Sebelum menggunakan Serum Prajurit Super).”
Isi dari tugas ini mengharuskan dia mengantar Bella ke rumah dengan selamat. Karena tugas ini dirilis saat di sekolah, Daniel tak bisa mempersiapkan banyak hal.
Itulah sebabnya Daniel ingin ke rumah Bella sendirian.
….
Selama di dalam mobil, Bella dan Daniel bercerita banyak hal.
Tak terasa mereka sampai di kota.
Melihat ada toko baju perempuan di pinggir jalan, Bella dengan cepat menyuruh pak Bram menghentikan mobil.
“Pak Bram, berhenti.”
Dengan cepat pak Bram menginjak rem.
“Apakah di sini, Nona?” tanya Bram.
Bella mengangguk dengan gembira, “Benar, Pak.”
“Oh iya, Pak. Pak Bram pulang aja duluan. Aku nanti pulang sama Daniel. Kami mau pergi ke taman hiburan dulu setelah berbelanja,” lanjut Bella.
“Tapi, Non….”
Belum sempat pak Bram menyelesaikan kalimatnya, Bella berkata dengan tersenyum, “Tidak apa-apa, Pak. Selama ada Daniel, aku tetap aman kok.”
Melihat Bella sudah memutuskan, pak Bram hanya bisa menurutinya.
“Baiklah, Non. Ketika Nona membutuhkan sesuatu, silahkan telepon saya. Saya akan segera menemukan Nona.” Setelah mengatakan itu, pak Bram menatap tajam pada Daniel.
Namun, Daniel hanya mengacuhkan tatapan tajam itu.
Dengan gembira Bella berkata, “Siap, Pak. Nanti kalau ada apa-apa akan kutelepon pak Bram.”
Masih dengan ekspresi datarnya, pak Bram berkata, “Baiklah, Non. Kalau begitu saya pulang lebih dulu. Hati-hati, Nona. Sampai jumpa.”
“Sampai jumpa, Pak.” Bella berteriak dengan melambaikan tangannya.
Setelah mobil itu menjauh, Bella menarik tangan Daniel ke arah toko pakaian wanita.
Ketika masuk ke toko, seorang pelayan wanita menyapa dengan sopan.
“Selamat datang.”
Daniel dan Bella membalas sapaan pelayan itu dengan senyuman.
Keduanya berjalan ke deret pakaian.
“Bella, apa yang ingin kamu beli?” tanya Daniel.
Sambil melihat-lihat pakaian Bella menjawab, “Aku ingin membeli jaket atau sweater.”
“Oh itu.” Daniel menganggukan kepalanya, ia kemudian melajutkan, “Kalau sweater, kamu cobain yang itu.”
Daniel menunjuk pada sweater berwarna abu-abu.
“Daniel, sebegitu sukanya kamu sama warna abu-abu, ya?” tanya Bella terkikik.
“Eh? Kok Bella bisa tau?” tanya Daniel heran.
“Itu hampir semua barang kamu warnanya abu-abu. Ponselmu, kacamatamu, jam tanganmu, jaketmu, bahkan tasmu semuanya berwarna abu-abu.” Bella tertawa, ia menjawab sambil mengambil baju yang ditunjuk oleh Daniel.
“Oh, kamu benar.” Daniel tertawa, ia berkata, “Kamu coba dulu sweaternya.”
“Okay.” Bella langsung masuk ke tempat berganti baju.
Setelah beberapa menit, ia keluar dan berpose memamerkan bajunya.
Ia kemudian bertanya, “Bagaimana menurutmu Daniel?”
Daniel berhenti sebentar, menatap Bella dari atas sampai ke bawah.
Saat ini Bella menggunakan rok sekolah selutut berwarna coklat dan sweater abu-abu.
Jujur saja, ini bukanlah warna kombinasi yang cocok. Tapi, tetap saja, Daniel melihat Bella sangat cantik hari ini.
Lupakan warna roknya, fitur wajahnya yang bulat dengan mata birunya dan rambut pirangnya, sweater abu-abu sungguh cocok di badannya.
Setelah beberapa saat, “Bagus. Bella sangat cantik menggunakan sweater ini.”
Setelah mendengar jawaban dari Daniel, Bella segera ke meja kasir dan membayarnya.
Daniel terkejut dengan ini.
Apakah semua cewek seperti ini?
Ketika Daniel berbelanja dengan Rika dan Nayla pun seperti ini. Ketika Rika dan Nayla dipuji oleh Daniel, keduanya langsung memilih pakaian yang mereka coba saat itu.
Daniel hanya bisa menggelengkan kepalanya dan menghampiri Bella.
Setelah menyelesaikan prosedur pembayaran, keduanya keluar toko dan pergi ke taman hiburan.
Kebetulan taman hiburan tak jauh dari toko pakaian wanita. Itu hanya berjarak sekitar 400m.
Saat keduanya sedang berjalan, seorang pria menggunakan hoodie melewati mereka.
Pria menggunakan hoodie itu diam-diam menggenggam pisau dan ingin menusuk Bella.
Daniel, yang ada disamping Bella menyadari ada sesuatu yang salah. Ia menjadi lebih waspada dari sebelumnya setelah mengingat isi tugas.
Sepertinya mereka sudah bergerak, pikir Daniel.
Setelah bergerak beberapa langkah dari Bella dan Daniel, pria itu kemudian berbalik dan bersiap untuk menusuk Bella dari belakang.
Daniel merasakan gerakan dari pria itu. Ia dengan cepat menarik Bella ke samping dan menyapu kaki pria itu dengan kuat.
Bella terkejut ketika Daniel menariknya. Wajahnya memerah karena saat ini berada di pelukan Daniel.
Sedangkan pria itu, dia jatuh tersungkur. Pisau ditangannya nampak dan menyebabkan keributan diantara pejalan kaki.
“Ada seseorang membawa pisau!” seorang ibu-ibu berteriak histeris.
Mendengar itu, banyak pejalan kaki mengalihkan perhatian mereka ke arah yang ditunjuk oleh ibu-ibu tersebut.
Melihat apa yang dikatakan oleh ibu-ibu itu benar, segera, banyak pejalan kaki yang berani mendekati pria itu dan menahan pria itu agar tak bergerak.
Dihadapkan dengan banyak orang yang menahannya, pria itu hanya bisa marah dan menatap ke arah Daniel pergi dengan tajam.
Sementara itu, Daniel dan Bella sudah pergi jauh.
Bella bertanya pada Daniel dengan mata penasaran, “Daniel, kenapa kamu menarikku tadi?”
Daniel dengan santai menjawab, “Tadi itu ada batu sedikit besar di depanmu. Karena aku tak mau kamu jatuh tergelincir, makanya aku menarikmu.”
Wajah Bella merona merah. Ia berkata dengan lega, “Kukira tadi ada sangkut pautnya dengan seseorang yang membawa pisau tadi.”
Daniel meyakinkan Bella lagi, “Bukan itu kok.”
Keduanya pun berjalan menuju taman hiburan.
Sesampai mereka di sana, keduanya langsung pergi ke berbagai wahana yang ada di sana setelah membayar tiket masuk.
Keduanya naik rollercoster, setelah itu pergi membeli permen kapas, bermain di wahana komidi putar, lalu naik biang lala, setelah itu masuk ke rumah setan.
Saat masuk ke rumah setan, Bella terus menempel pada Daniel setelah ditakuti oleh salah satu setan yang ada disana.
Meskipun dia mengetahui bahwa itu palsu, tetap saja itu mengagetkannya.
Sedangkan Daniel, dia hanya menanggapinya dengan biasa saja. Setan di rumah setan ini tak semenakutkan dengan Alien yang ada di 『Awakening』.
Pernah saat itu, saat dia sedang mengerjakan salah satu misi sulit di 『Awakening』, saat di hutan yang gelap, dengan hanya sinar bulan, dia melewati hutan.
Berpuluh-puluh kali dia mati di hutan tersebut karena serangan diam-diam dari Alien di permainan itu.
….
Setelah lelah berkeliling dan bermain di taman hiburan, Daniel mengajak Bella duduk di sebuah kursi taman.
“Daniel, kamu nggak capek apa setelah bermain dan berkeliling?” tanya Bella penasaran.
Setelah memikirkan sebentar, Daniel menjawab dengan alasan ini, “Tidak, itu tak seberapa dengan saat aku bekerja dulu. Ini hal biasa.”
“Daya tahanmu luar biasa!” kata Bella terkagum-kagum.
Daniel sedikit senang saat dipuji. Ia kemudian berkata, “Apakah kamu ingin minum? Aku akan membelikannya.”
“Aku ingin. Tapi, apakah itu tak merepotkanmu?”
“Tidak kok. Itu hanya masalah kecil. Kamu tunggu di sini ya, jangan kemana-mana.”
Kemudian Daniel bangkit dari bangku dan pergi membeli minuman.
Namun, belum sampai sepuluh langkah, Bella menjerit.
Daniel dengan sigap berbalik dan menemukan sekelompok orang menculik Bella.