System Technology And Superpower - 52 Bab 52
Setelah mengatakan bahwa ia siap menjadi ‘Tikus’ dalam eksperimen profesor Sesua-tuya, Bimo dipasangkan berbagai instrumen eksperimen diseluruh tubuhnya.
Beberapa menit berlalu, semua instrumen terpasang pada tubuh Bimo. Selain itu, profesor Sesua-tuya juga sibuk menyetel berbagai alat yang digunakan untuk melakukan eksperimen.
Setelah semuanya selesai, semua orang kembali pada posisi mereka masing masing meinggalkan Bimo sendirian yang penuh dengan instrumen di tubuhnya.
“Kamu sudah siap?” tanya profesor Sesua-tuya sekali lagi untuk memastikan jawaban Bimo.
“Ya!” Bimo sekali lagi menjawab dengan penuh tekad.
Setelah itu, profesor Sesua-tuya membuka sebuah koper yang ia bawa secara khusus. Koper ini berbeda dari koper biasa dimana koper ini memiliki alat pendingin di dalamnya untuk memastikan kelembaban objek yang ada di dalam koper tersebut.
Yang ada di dalam koper tersebut adalah sebuah tabung kecil berisikan ciaran berwarna merah darah.
Mengambil serum merah darah tersebut, profesor berjalan ke arah Bimo. Kemudian menyuntikan Serum merah darah tersebut pada bagian perut.
Bimo tak merasakan apapun dari Serum merah darah tersebut. Ia merasa seperti disuntik cacar saat dia masih SD.
Setelah menyuntikkan Serum pada Bimo, profesor Sesua-tuya mundur 30 meter jauhnya dari Bimo.
Profesor Sesua-tuya kemudian memberi komando, “Mulai!”
Setelah mengatakan itu, aliran listrik ringan mengalir ke arah tubuh Bimo.
Beberapa saat kemudian, Bimo berteriak kencang hingga membuat telinga para peneliti lainnya sakit.
Ini menandakan bahwa Serum merah darah sudah mulai bekerja.
Kemudian, seorang peneliti melihat di layar komputer. Ia melaporkan sesuatu dengan buru-buru, “Tuan, emosi subjek Lebah-M0 mulai tidak terkendali….”
Suara raungan dari Bimo terdengar lebih nyaring.
“Tuan, persentase kehidupan subjek Lebah-M0 semakin lama semakin menurun…”
Sekali lagi, raungan Bimo terdengar nyaring.
“Tuan, tubuh jika semakin lama ini terjadi, maka dia akan…”
Profesor Sesua-tuya mengelus-elus jenggot putihnya. Ia berkata, “Sekarang masih sesuai dengan apa yang kuperhitungkan… jangan hentikan eksperimen ini.”
Beberapa menit kemudian.
“Tuan, proses penyatuan serum dengan organ tubuh sudah mencapai 50%. Tapi, kesehatan Lebah-M0 semakin menurun. Jika terus seperti ini…”
Tanpa menunggu peneliti lain selesai berbicara, profesor Sesua-tuya berkata, “Tetap lanjutkan eksperimen.”
….
Di sisi lain, Bimo terus berjuang melawan rasa sakit yang dirasakannya setelah aliran listrik mengalir di tubuhnya.
Dia merasakan sesuatu yang terus memanas dalam tubuhnya.
“Apakah ini reaksi dari Serum merah darah yang yang profesor suntikkan padaku?” pikirnya.
Benar saja apa yang ia pikirkan. Serum darah merah yang dibuat oleh profesor Sesua-tuya memang mengharuskan elemen listrik dalam tubuh dan elemen listrik dari luar tubuh untuk saling bergabung sehingga bisa mengaktifkan Serum merah darah.
Begitu Serum merah darah diaktifkan, sel-sel dalam tubuh menjadi resah. Serum merah darah ini dianggap sebagai virus oleh sistem kekebalan dalam tubuh manusia hingga membuat sel-sel menjadi resah.
Namun, Serum merah darah masih bisa meberobos sistem kekebalan tubuh. Kemudian, Serum merah darah ini membuat sel meregenerasi dengan sangat cepat, hingga membuat 5x lebih cepat daripada manusia biasa. Selain itu, berbagai organ di dalam tubuh juga bertransformasi secara bersamaan.
Alasan inilah yang membuat Bimo meraung kesakitan. Tapi, ia terus berjuang melawan rasa sakit ini. Intuisinya mengatakan bahwa jika dia menyerah saat ini, dia akan mati.
Ketika di layar menunjukan angka 25%, rasa sakit luar bisa dirasakan semakin kuat. Bimo menggertakkan giginya dan mencoba sekuat mungkin bertahan.
Waktu perlahan berlalu, angka pada layar menunjukkan angka 50%.
Bimo sudah hampir meneyrah. Ia merasakan setiap selnya mulai mati. Tatapan matanya semakin redup seakan-akan bisa mati kapan saja.
Tapi, ketika sebuah ingatan senyum istri dan anak-anaknya saat mereka masih hidup terlintas dipikirannya, keinginannya untuk hidup semakin kuat. Matanya memancarkan tekad yang kuat dan ia masih bisa menahan rasa sakit yang sama seperti ratusan pisau menusuk tubuhnya secara terus menerus.
Sinar tekad di matanya kemudian berubah menjadi tatapan membunuh. Ini terjadi karena ia mengingat isi surat dari Arjuna, dendam di dalam hatinya langsung berkorbar. Rasa sakit yang ia rasakan semakin berkurang.
….
Di sisi lain, para peneliti lain terkejut dengan perkembangan yang terjadi pada tubuh Bimo. Persentase kehidupan Bimo yang awalnya rendah kini semakin meningkat.
“Tuan, Tuan, Tuan … i-ini persentase kehidupan Lebah-M0 semakin lama semakin meningkat. Selain itu, emosi Lebah-M0 semakin lama semakin stabil…” seorang peneliti dengan penuh kejutan melaporkan pada profesor Sesua-tuya yang sedang mengamati tubuh Bimo dari awal.
Profesor Sesua-tuya tertawa. Ia berkata, “Sepertinya, eksperimen ini akan berhasil.”
Kemudian, semua peniliti terus memperhatikan layar di komputer dan mencatatnya untuk refrensi penelitian Serum merah darah.
Waktu berlalu secara perlahan.
Saat layar menunjukan proses Serum merah darah 75%, para peneliti mulai bergembira.
Pasalnya, tak ada msalah sama sekali pada kesehatan maupun stabilitas emosi Bimo. Semakin tinggi kemajuan proses, semakin stabil keadaan Bimo.
Saat layar menunjukan 85%, tubuh Bimo bereaksi hebat.
Tiba-tiba tubuh mulai menjadi lebih tinggi dan lebih besar. Kecepatan pertumbuhan tinggi dan membesarnya otot-otot Bimo bisa dilihat dengan mata telanjang.
Selain itu, tatapannya semakin tajam dan warna pada matanya berubah menjadi warna merah darah.
Peneliti merasa sedikit takut pada hasil penelitian mereka. Namun, di lain sisi, mereka juga senang dengan efek yang dihasilkan oleh Serum merah darah ini.
Saat layar menunjukan angka 90%, taring tajam tumbuh di gigi Bimo.
Para peneliti menjadi sedikit khawatir karena pada layar yang menunjukan stabilitas emosi menunjukan penurunan. Mereka khawatir kalau Bimo akan menyerang mereka.
Saat layar menunjukan angka 95%, kulit Bimo perlahan berubah warna. Kulit bimo yang awalnya berwarna sawo matang berubah menjadi warna merah darah.
Saat layar menunjukan angka 100%, semua alat elektronik yang ada di dekat Bimo meledak.
Selain itu, suara raungan Bimo membuat para peniliti ketakutan.
Para peneliti buru-buru mundur untuk menghindari kontak dengan Bimo.
“Roar!” sekali lagi raungan Bimo terdengar.
Beberapa saat kemudian, asap hasil ledakan menghilang. Bimo dengan tinggi 2,5m berdiri tegak disana sambil menatap tajam dan menunjukan taringnya yang tajam.
“Ini … Penilitian ini berhasil!” seorang peneliti tua berteriak gembira.
Setelah satu teriakan gembira dari peneliti tersebut, teriakan lainnya pun terdengar. Seluruh peneliti ini bersorak gembira.
Merasa terganggu dengan keributan yang dibuat oleh para pebeliti, Bimo meraung dengan keras.
“Roar!”
Seketika saja raungan itu membuat para peneliti terdiam.
Setelah itu, para peneliti bekerja dalam diam selama mencatat catatan hasil eksperimen kali ini.
Tapi, profesor Sesua-tuya tak puas dengan hasil ini. Menurutnya, masih ada banyak kekurangan dalam Serum merah darah yang ia buat. Serum ini masih belum sempurna.
Ada berbagai kekurangannya dari Serum merah darah yang belum sempurna ini.
Pertama, jika manusia yang digunakan dalam eksperimen ini adalah manusia biasa bukan orang kuat seperti Bimo, maka dipastikan orang itu akan meninggal.
Tapi, bahkan jika orang itu mempunyai kekuatan yang sebanding dengan Bimo pun juga belum tentu bisa sukses dalam eksperimen seperti ini karena tekad dan kemauan untuk bertahan hidup juga sangat dibutuhkan.
Dengan tekad dan kemauan untuk bertahan hidup, otak akan mengirimkan sinyal pada organ yang ada dalam tubuh untuk terus kuat sampai ekperimen selesai. Dengan ini, manusia bisa memaksimalkan potensi pada tubuh mereka.
Juga, dengan mengalami keadaan hidup dan mati atau bisa dibilang keadaan hidup diujung tanduk, potensi manusia akan keluar sepenuhnya.
Hal-hal seperti ini juga yang menentukan faktor kesuksesan dalam bereksperimen pada Serum merah darah yang masih memiliki kekurangan ini.
Selain itu, kekurangan lainnya adalah seperti yang dialami Bimo saat ini, yaitu ada perubahan pada fisik. Perubahan fisik yang positif adalah bertambahnya tinggi badan dan membesarnya otot-otot pada tubuh, namun yang dialami oleh Bimo ini juga membawa efek negatif seperti seluruh kulit berwarna merah dan juga tumbuh taring besar pada giginya. Matanya juga berubah warna menjadi warna merah darah.
Selain dari efek negatif yang terlihat, masih ada berbagai efek negatif yang tidak terlihat.
Tapi, profesor Sesua-tuya juga sedikit bahagia karena keberhasilannya membuat Bimo menjadi jauh lebih kuat.
Ini selangkah lebih maju untuk membuat tentara yang sangat kuat. Dengan ini, langkah menuju sang raja penguasanya semakin dekat.
….
Sepekan waktu berlalu.
Selama waktu ini, Bimo belajar untuk mengendalikan emosinya, kekuatannya, dan kendali atas tubuhnya.
Dalam periode ini, ia beberapa kali menghancurkan pintu, dinding, dan berbagai benda lainnya. Bahkan, lantai pun rusak juga olehnya dikarenakan saat ia belajar untuk mengontrol kekuatan genggamannya pada gelas, tapi batu saja ia memegangnya, gelas itu segera hancur.
Sudah ribuan kali ia mencoba namun selalu gagal. Akhirnya, emosinya tak terkendali dan memukul lantai hingga lantai itu hancur.
Tidak seperti Hulk yang bisa berubah kembali menjadi manusia biasa, Bimo selalu dalam wujud manusia berkulit merah.
Tapi, dengan kekuatan semacam ini, ia tak mempermasalahkan penampilannya. Toh, penampilan tak diperlukannya untuk kehidupan kali ini.
Selain itu, nafsu makannya semakin meningkat. Butuh 30kg beras dan butuh masing-masing 5kg daging dan juga sayur untuknya sekali makan. Dan, selama satu hari, ia makan tiga kali.
Ia juga menjalankan tugas yang diberikan oleh Pria Langsing dan juga profesor Sesua-tuya. Beberapa kali ia membunuh dan menghancurkan markas sebuah organisasi gelap.
….
Pertengahan bulan November tahun 2018.
Di hari minggu, Bimo ditugaskan untuk mencari “Tikus” percobaan baru untuk eksperimen selanjutnya dari profesor Sesua-tuya.
Dalam tugas ini, persyaratan untuk menjadi “Tikus” dari profesor Sesua-tuya haruslah muda, energik, dan juga kuat.
Untuk target kali ini, ia sudah tahu siapa yang akan diambilnya.