System Technology And Superpower - 58 Bab 57
Daniel dengan bingung menatap orang misterius di depannya yang mengatakan kepadanya bahwa ia ingin membalas dendam. Selama ini, ia dengan hati-hati dalam bertindak untuk tak menimbulkan masalah apapun selain pada Yudhistira dan beberapa orang asing. Tapi pria di depannya saat ini mengatakan bahwa ia ingin balas dendam kepadanya.
“Siapa sebenarnya orang ini?” pikirnya.
Berbagai jawaban muncul di kepalanya. Namun, ia tak menemukan satupun yang cocok dengan ciri-ciri orang yang ada di depannya.
“Apakah….”
Baru saja ia ingin mengumamkan nama seseorang-
“Matilah kau, Daniel!”
Teriakan dari pria itu membangunkan Daniel dari pikirannya.
Ia melihat orang itu melesat ke arahnya dengan sebuah kepalan tangan besar. Dengan kecepatan itu, Daniel dengan buru-buru menyingkir ke samping.
Tak berhenti disitu, setelah Daniel berhasil menghindari pukulannya, pria itu kembali mengirim pukulan lain ke arah dadanya.
Daniel menggeser kakinya untuk menghindari pukulan pria itu, tapi pria itu melesatkan tendangan berputar dengan cepat setelah mengetahui pukulannya dihindari. Tendangan itu mengenai perut Daniel.
Daniel tak bisa menghindari kecepatan serangan dari pria itu. Ia terpental beberapa meter akibat tendangan itu dan terhenti karena menabrak tembok.
Tak sampai di situ, pria itu dengan cepat melesat ke arah Daniel kemudian melancarkan tinjuannya.
Untung saja pada detik terkahir Daniel bisa berguling ke samping menghindari pukulan pria itu.
“Tak kusangka kau masih bisa mengindari seranganku meski sudah terkena tendanganku,” ucap pria itu setelah dia menarik tangannya dari reruntuhan tembok karena dampak dari pukulannya yang meneyebabkan tembok itu hancur.
Daniel tak menjawab apapun yang pria itu katakan karena ia sangat waspada dengan serangan mendadaknya.
“Apa kau masih tak mau mengakui bahwa kau yang membantai keluargaku?” tanya Bimo sambil bersiap-siap menyerang.
“Sudah kubilang-”
Tak sempat menyelesaikan kalimatnya, Daniel mendapati pria itu sudah bergerak dengan cepat kearahnya dengan sebuah pukulan.
Kali ini pria itu menggunakan tinjuan lurus ke arah Daniel. Dia dengan mudah menepis pukulan dari pria itu dan melancarkan serangan balik dengan serangan uppercut.
Pria itu tak menyangka akan mendapat serangan balasan dengan cara seperti ini. Ia dengan mencoba mundur tapi terlambat sehingga pukulan uppercut Daniel menyerempet dagu pria itu yang menyebabkan dia mundur beberapa langkah.
Daniel tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia langsung maju dengan cepat dengan menendang menggunakan teknik tendangan berputar dengan kaki kirinya sebagai kaki penyerang.
Karena dampak dari uppercut Daniel, pria itu sedikit kehilangan pijakannya sehingga ia sempat lengah bebeberapa saat sampai sebuah tendangan mengarah pada kepalanya. Ia berusaha secepat mungkin melindungi kepalanya dengan tangan kirinya.
Pria itu berhasil menahan tendangan Daniel dengan tangan kirinya sebagai penghalang, tapi Daniel melancarkan tendangan susulan dengan kaki kananya. Meski tetap mengenai tangan kiri pria itu, tendangan susulan ini memberikan dampak pada pria itu. Pria itu merasakan sedikit mati rasa pada tangannya dan juga ia bergeser puluhan centi meter dari posisi awalnya akibat tendangan Daniel.
Daniel mendarat dengan tangan kirinya, lalu mengambil langkah mundur untuk memperlebar jaraknya dengan pria itu.
‘Pertahanan pria ini sangat kuat. Tubuhnya tidak seperti manusia biasa…’
Sambil memikirkan itu, dia menganalisis kekuatan musuhnya. Tapi saat Daniel melakukan itu, pria itu meregangkan tangan kirinya untuk mengusir rasa sakit.
“Tak kusangka kau bisa membuat tanganku mati rasa,” kata pria itu dengan suara ketertarikan.
“Ayo bertarung lagi. Aku lebih suka bertarung seperti ini daripada hanya menyiksa satu sisi!” lanjutnya dengan bergerak cepat ke arah Daniel.
Daniel juga tak tinggal diam. Ia juga berlari ke arah pria itu dengan memfokuskan kekuatannya pada tangan kanan.
Pria itu juga melakukan hal sama. Kedua lengannya mengembung menandakan banyak kekuatan difokuskan pada otot-ototnya.
Kedua tangan mereka saling bertabrakan.
Efek dari tubrukan kedua tangan itu menyebabkan gelombang udara yang lumayan kencang.
Meski sempat hening dalam sekejap, Pria itu mengayunkan pukulan dengan tangan yang lain mengarah pada perut Daniel. Tetapi, hal itu dengan cepat direspon oleh Daniel. Ia mundur sebentar, lalu maju lagi melayangkan tendangan dengan kaki kiri pada perut pria itu.
Pria itu mundur menghindari tendangan Daniel. Karena konfrontasi dengan pukulan Daniel tadi, ia mengetahui level kekuatan Daniel. Daniel juga tak memaksakan diri untuk kembali menyerang dan sekali lagi ia memperlebar jarak meraka.
Keduanya saling menatap satu sama lain. Belasan detik mereka saling menatap, kemudian bergerak lagi untuk bertarung lagi.
Daniel menghindari pukulan pria itu, lalu menyerang balik dengan tendangannya tapi bisa ditahan oleh pria itu. Mundur sejenak, ia kembali maju dan melompat tinggi. Dengan memfokuskan berat badannya pada kaki kanan, dia mengangkatnya lalu menjatuhkannya pada targetnya. Tapi, siapa yang mau menahan tendangan itu setelah tahu kekuatannya? Pria itu menghindari serangan itu secepat mungkin.
*Boom*
Tendangan Daniel membuat dampak besar, tanah di sekitarnya menjadi kawah kecil.
Pria itu sedikit terkejut dengan kekuatan itu. Kekuatan kaki Daniel lebih mengerikan daripada kekuatan tangannya.
‘Kekuatannya benar-benar melebihi apa yang kubayangkan. Jika seperti ini….’
Pria itu mulai bertindak lebih serius. Ia tidak sebodoh itu untuk terus bermain-main dengan musuhnya yang memiliki kekuatan diluar dari apa yang dia prediksikan. Ia segera melesat maju sampai-sampai tempat dimana ia berpijak meninggalkan bekas.
Daniel cepat kembali fokus setelah terpana dengan kekuatannya. Ia kembali berdiri dan melihat pria itu sudah hampir mencapainya. Pria itu melakukan tendangan samping ke arah Daniel dengan kaki kanannya, tapi Daniel berhasil mundur tepat waktu. Meskipun tendangan sampingnya dihindari, pria itu kembali memutar tubuhya dan menendang lurus dengan kaki kirinya. Daniel tak bisa menghindari ini, ia terpaksa menyilangkan tangannya. Akibatnya, ia terbang beberapa meter, tapi dengan cepat ia menyeimbangkan dirinya.
Tangannya merasakan sakit. Ia sangat enggan bertarung tanpa sebab seperti ini. Ia berkata, “Siapa sebenarnya kau? Aku tidak mengerti apa yang kau katakan tentang balas dendammu!”
Pria itu mendecakkan lidahnya dengan kesal. Ia berkata, “Aku? Aku adalah kepala keluarga dari keluarga yang kau bantai dengan kejam!”
“Tak bisakah kau mengatakan namamu saja? Aku sudah bilang dari tadi kalau aku tidak tau siapa kau!”
“Aku Bimo!” teriak Bimo dengan geram.
“Bimo?” Daniel tertegun mendengar nama itu. Ia berkedip beberapa kali menatap orang yang menyebut dirinya Bimo. Setelah beberapa saat, ia menghela napas.
“Ternyata kamu Bimo,” ia menggelengkan kepalanya. “aku tak membantai keluargamu seperti apa yang kau tuduhkan padaku. Baru kali ini aku mendengar tentang keluargamu dibantai,” lanjutnya. Dia ikut berduka dengan apa yang dialami Bimo. Dia merasa bahwa dia juga akan melakukan hal yang sama dengan Bimo, membalas dendam jika keluarganya dibantai.
“Hentikan omong kosongmu! Pasti kaulah yang melakukan itu jika bukan Arjuna yang melakukannya!” Bimo berteriak dengan putus asa meskipun telah mendengar jawaban Daniel. Pertarungan yang lama membuatnya semakin emosional hingga dia tak bisa menerima fakta yang sebenarnya.
Bimo langsung menyerang lagi setelah meneriakan itu. Ia dengan putus asa menyerang Daniel. Daniel hanya menggelengkan kepalanya melihat Bimo yang sudah menggila. Alih-alih menyerang balik ketika ada kesempatan, ia memilih untuk menghindarinya.
Beberapa menit mereka bertarung seperti itu, Bimo mulai kelelahan. Dengan tubuhnya disuntikkan dengan serum merah darah, ia memiliki stamina dan ketahan yang luar biasa. Ditambah dengan dasarnya sebagai tentara bayaran, penggunaan staminanya semakin efesien. Tapi, karena ia sangat emsional saat bertarung, bahkan dengan hal itu, dia tetap saja cepat kelelahan.
“Berhentilah bertarung seperti ini. Aku benar-benar tak ingin bertarung denganmu tanpa sebab seperti ini,” kata Daniel setelah memperlebar jaraknya dengan Bimo.
“Aku sudah mengatakan kalau aku bukanlah orang yang membunuh keluargamu! Terimalah kenyataan itu!” lanjutnya.
“Omong kosong!” teriak Bimo. Kali ini bukanlah teriak penuh amarah, tapi dicampur dengan teriakan kesedihan yang mendalam.
Daniel melesat maju setelah melihat Bimo lengah. Ia menendang dada Bimo yang sudah tak fokus lagi bertarung, Bimo tidak menghindari ini, sebaliknya dia malah menyerang balik. Daniel berhasil menendang dada Bimo dan Bimo berhasil memukul perut Daniel. Keduanya sama-sama mundur akibat serangan mereka masing-masing.
Daniel kembali menyerang, tapi kali ini dia menyerang dengan pukulan terus menerus yang cepat sampai-sampai Bimo lambat meresponnya dan membuat Bimo mundur langkah demi langkah akibat dampak pukulan Daniel.
Sebagai pukulan penyelesaian, Daniel melayangkan pukulan uppercut. Bimo terbang beberapa meter dan akhirnya jatuh terbaring. Dia tak berusaha untuk bangkit lagi. Kini, ia tak mempunyai niat untuk bertarung lagi.