System Technology And Superpower - 6 Bab 6
Raka dan Rika telah selesai belajar tambahan di Perpustakaan, saat ini mereka sedang di jalan pulang.
Mereka berdiskusi tentang pelajaran yang baru saja mereka dapatkan di sekolah. Saat sibuk berdiskusi, mereka melihat seseorang keluar dari rumahnya. Mengenakan pakaian lusuh, topi jerami, dan membawa karung.
“Raka, itu siapa yang keluar dari rumah kita?”
“Nggak tau. Mungkin aja pemulung. Tapi ngapain juga datang ke rumah kita? Lagian kita gak punya apa-apa buat diambil.”
Raka menjawab sambil mengangkat bahunya.
“Yuk cek rumah. Mungkin aja ada yang hilang.”
Rika menarik tangan Raka. Raka hanya mengikuti dan tak menjawab.
Ketika mereka berdua sampai di rumah, mereka mencium aroma nasi goreng yang membuat perut mereka bersuara.
Raka sudah meneteskan air liurnya. Ia mengusap mulutnya lalu berkata, “Makan dulu yuk, Rika.”
Mendengar perkataan Raka, alis Rika mengeryit, “Kamu ingetnya makan terus. Kakak mana? Biasanya kalo kita pulang, kakak masih masak di dapur.”
Raka tak menghiraukan dan berkata, “Makan dulu, biar nanti pas mikir otaknya jalan. Jika berpikir ketika sedang lapar, nanti nggak selesai-selesai apa yang dipikirkan.”
Rika yang kesel langsung meningkatkan volume suaranya, “Kamu ini! Adek macam apa kamu?”
“Aku adek super jenius! Hahaha.”
Raka menjawab sambil memukul dadanya dengan bangga dan tertawa keras, tak lama berselang ia batuk-batuk.
“Kamu itu jenius yang narsistik! Syukurin tuh sampai batuk-batuk. Hahaha.”
Rika membalas tawa Raka.
Ketika mereka berdua sibuk bertengkar, Daniel yang sedang di jalan, memunguti sampah di sekitaran rumahnya.
“Susah banget cari botol plastik. Apa perlu ke tempat pembuangan sampah di kota ya?”
Daniel mengorek-ngorek tempat sampah sambil mengeluh.
Daniel baru saja mengumpulkan 20 buah botol selama 15 menit berkeliling. Jika melakukan hal seperti ini selama 17 jam tanpa henti, maka ia bisa menyelesaikan dengan cepat.
Waktu tersisa hanya 23 jam lagi. Daniel harus menyelesaikan tugas ini, jika tidak maka Sky akan menghilang dari dunia ini.
Setelah berkeliling di RT 6, Daniel melanjutkan ke RT lainnya.
1 jam kemudian, 100 botol sudah terkumpul, Daniel kembali ke rumah untuk menumpuk hasil sampahnya ke dalam drum minyak bekas. Kemudian menjelajahi RT lainnya sebelum menuju pusat kota.
Jam 4:00 sore, Daniel menuju pusat kota. Dia sudah mengumpulkan lebih dari 250 botol.
Sepanjang jalan menuju pusat kota, Daniel menemukan banyak sampah botol plastik. Untungnya, Daniel membawa banyak karung sehingga ia tak perlu lagi kembali untuk menempatkan botol yang ia kumpulkan ke rumah.
Saat Daniel baru saja memasuki kawasan pusat kota, Sebuah mobil sport Audi A5 sedang melaju. Mobil ini membawa mesin 1984 cc dan dapat menghasilkan 252 tenaga kuda (horse power). Mobil ini dibandrol seharga 1,35 Miliar Rupiah!
Ketika melewati Daniel yang sedang memungut sampah, seketika mobil sport itu berhenti.
“Daniel?”
Suara familiar terdengar ke telinga Daniel. Suara ini sering didengar olehnya sampai-sampai dia bosan. Pemilik suara ini adalah Yudhistira.
Daniel yang tau siapa ini, tak menghiraukannya dan tetap memungut sampah botol plastik.
Alis Yudhistira mengeryit, ia pindah langsung ke depan Daniel dengan gaya anak orang kayanya dan bertanya dengan sombong, “Hei Daniel, apa kau menjadi pemulung karena kemiskinanmu sampai-sampai harus memungut sampah di sini?”
Daniel telah mendengar banyak cemoohan dari Yushistira, tak perlu baginya untuk menanggapi perkataan anak pengusaha kaya ini.
Karena diabaikan secara terus-menerus, Yudhistira menjadi marah. Ia meninggikan volume suaranya, “Daniel! Kau berani mengabaikanku? Kau anak miskin seperti itu mengabaikanku? Apa kau tak takut padaku, hah? Kau tak tau siapa yang berbicara padamu saat ini?”
Setelah bosan mendengar ocehan Yudhistira, Daniel akhirnya menjawab, “Tak bisakah kau diam, Yudhistira? Ada apa dengan kepalamu hari ini? Tak biasanya kamu marah-marah seperti ini? Jangan-jangan kamu lagi datang bulan ya? Astaga, buruan ambil softex terus pasang deh. Yudhistira cepetan pasang, sebelum kamu bocor.”
Yudhistira, yang mendengar ini langsung marah, “Kau, Kau…”
“Mau nyanyi ya Yudhistira?”
“Bimo! Hajar anak ini!”
Yudhistira tak tahan lagi menahan amarahnya.
“Siap, Den Yudhistira.”
Bimo melesat maju ke arah Daniel. Daniel tak tinggal diam, ia melemparkan karung penuh botol pada Yudhistira untuk mengalihkan perhatian Bimo. Tapi, karena Yudhistira sudah membangun fisiknya, karung yang Daniel lempar tak ada artinya.
Bimo pun tak menghiraukan itu dan fokusnya pada Daniel.
Bimo melancarkan serangan dengan tinjunya yang cepat. Respon Daniel tak bisa mengimbangi kecepatan tinju Bimo, ia berusahan menghindar, tapi pada akhirnya, tinju itu memukul Daniel di bagian bahu.
Daniel mundur beberapa langkah akibat serangan dari Bimo. Namun, Bimo tak tinggal diam, ia segera melancarkan tendangan pada Daniel.
Daniel tak bisa menghindar karena dampak dari tinjuan sebelumbya, dia hanya bisa menahannya. Tapi, karena perbedaan berat badan dan kekuatan, Daniel terbang beberapa meter setelah menahan tendangan Bimo.
Kekuatan tendangan Bimo mencapai ratusan kilogram, jika Daniel salah-salah dalam menahan tendangan itu, bisa dikatakan tangan Daniel akan patah.
Cukup dua serangan bagi Bimo untuk mengalahkan Daniel. Yudhistira yang melihat ini pun tersenyum puas, kemudian berkata “Inilah akibatnya jika memprovokasiku. Sekarang kau babak belur, kalau di masa depan? Mungkin saja kau akan kehilangan nyawamu.”
Meninggalkan kalimat itu, Yudhistira dan Bimo meninggalkan area tersebut setelah menghambur-hamburkan botol yang dikumpulkan Daniel.
Daniel mengerang kesakitan. Dampak tendangan itu terlalu besar baginya.
Daniel bangun secara perlahan dengan memegang tangan kirinya. Kemudian mulai mengumpulkan botol yang berserakan.
Saat ia berbalik untuk mengumpulkan botol, ia melihat seorang wanita cantik yang sedang mengumpulkan botol yang berserakan.