System Technology And Superpower - 64 Bab 63
Dua hari telah berlalu. Daniel sekarang berada di sekolahnya, dia di kelas sedang mendengarkan penjelasan dari pak Barudi tentang sistem operasi komputer.
“Unix merupakan sebuah sistem operasi yang dibuat dan dikembangkan oleh Ken Thompson, Dennis Ritchie dan beberapa programmer lainnya. Kemudian Unix terus dikembangkan oleh salah satu perusahaan telekomunikasi di Amerika Serikat, yaitu AT & T Bell Labs. Sistem operasi yang satu ini sengaja dibuat dan dirancang untuk digunakan secara multiuser, portable dan juga bisa melakukan multitasking.”
Pak Barudi kemudian menunjuk pada salah satu sistem operasi lainnya, yaitu Linux.
“Selanjutnya, Sistem operasi Linux adalah varian dari sistem operasi Unix, karena pada awalnya Linus Torvalds, sang pencipta dan penggembang Linux, membuat Linux untuk mengakses server dari universitas tempatnya belajar yang berbasis Unix. Dikatakan juga bahwa Linux adalah pengembangan atau kloning dari versi Unix yang lain, yaitu Minix.”
Max mengangkat tangannya. Dia bertanya, “Pak, saya ingin bertanya. Karena Linux adalah bentuk varian dari Unix, apakah keduanya memiliki banyak kesamaan?”
Pak Barudi tersenyum. Ia puas dengan pertanyaan Max. Dia menjawab, “Benar, keduanya memiliki banyak kesamaan karena pengembangan Linux berasal dari Unix. Meski begitu, banyak juga perbedaannya. Salah satunya adalah Unix ini lebih banyak digunakan pada kebutuhan server, berbeda dengan Linux yang digunakan pada kebutuhan komputer personal layaknya sistem operasi Windows.”
Max penuh perhatian mendengar penjelasan dari pak Barudi. Sambil mendengarkan, dia juga mencatat penjelasan dari pak Barudi. Selain Max, Regi dan murid lainnya juga mencatat berbagai penjelasan dari pak Barudi.
Sementara Daniel, dia ikut mencatat meski di dalam pikirannya dia masih memikirkan kejadian dua hari yang lalu.
….
Setelah dia menjelaskan tentang penculikan Bella dan juga pertarungannya dengan Bimo, dia mendapatkan sebuah tamparan dari Rika. Meskipun tamparan Rika tidaklah kuat, tapi Daniel merasakan sakit di pipinya.
Begitu selesai menampar Daniel, Rika menangis dan memeluk Daniel dengan erat. “Kakak … Kakak membuatku sangat khawatir! Bagaimana kalau orang itu bisa menembak lebih dari dua kali?! Lalu bagaimana kalau orang yang bernama Bimo membunuh Kakak?! Siapa yang mengurus aku dan Raka jika kakak meninggal?! Aku nggak mau kehilangan Kakak! Aku nggak mau kehilangan orang yang kucintai!” jeritnya dengan suara penuh kesedihan.
Mendengarkan ini, Daniel memikirkan lagi keputusannya. Ia merasakan rasa sakit melihat Adik yang dicintainya menangis seperti ini. Dia membalas pelukan Rika, kemudian berbisik di telinganya, “Maafkan aku. Maaf telah membuatmu khawatir.”
Dia juga menatap Nayla, “Aku juga minta maaf karena memberitahumu.”
Malam itu, villa Daniel dipenuhi dengan tangisan. Butuh waktu lama untuk membuat Rika tenang. Begitu dia sudah tenang, dia langsung tertidur. Daniel mengendong Rika ke kamarnya, tapi setelah dia menurunkan Rika di kasur, Rika tak melepaskan pegangannya di tangan Daniel. Daniel takut gerakannya membangunkan Rika, dia pun akhirnya memilih tidur bersama dengan Rika. Hal ini membuat Rika tersenyum meski dia masih dalam keadaan tertidur.
Sementara itu, Raka sedang asik Live Streaming di kamarnya tanpa merasakan kebisingan dari luar karena kamarnya kedap suara.
….
Memikirkan hal itu lagi membuat Daniel tersenyum pahit.
“Host!”
Suara familiar terdengar di benaknya, suara ini membuatnya terkejut. Ia berhenti memikirkan hal itu, lalu tersenyum gembira.
“Sky! Lama tidak mengobrol,” kata Daniel.
“Benar, sudah lama tidak mengobrol. Saat penjelasan kegunaan pedang itulah terakhir kali kita mengobrol,” kata Sky mengangguk setuju.
“Apanya yang disebut penjelasan, kau hanya menjelaskan dasar kegunaan pedang, yaitu sebagai senjata. Setelah itu, kau kabur entah kemana,” ucap Daniel membantah Sky. Menurutnya, yang Sky jelaskan bukanlah kegunaan pedang.
“Itu juga merupakan penjelasan dari kegunaan pedang,” kata Sky.
“Terserah apa katamu,” kata Daniel menyerah berdebat dengan Sky. “ngomong-ngomong, setiap kamu muncul, pasti ada tugas, bukan?” tanya Daniel memastikan maksud dari kedatangan Sky.
“Pintar seperti biasanya,” ucap Sky dengan nada mengejek
Daniel merasa ini bukanlah sebuah pujian. Ia kemudian bertanya, “Aku tak merasa itu sebuah pujian. Tugas macam apa kali ini?”
“Kau akan tau nantinya,” kata Sky. “ternyata kau merindukanku,” lanjutnya dengan suara santai yang antusias.
“Kepalamu!” Daniel berteriak kesal.
“Kepalaku ada di sini,” jawab Sky santai. Sikapnya seperti ini membuat Daniel tambah kesal.
Keduanya terus berbicara hingga bel istirahat berbunyi. Begitu mendengar bel istirahat, Daniel meninggalkan Sky.
“Bella, ke kantin bareng?” tanya Daniel singkat.
“Ya,” balas Bella tersenyum. “ajak Silvia dan Kinar juga,” lanjut Bella yang setelah itu dibalas anggukan setuju dari Daniel.
Saat Daniel sedang makan bersama temannya, sesuatu akan terjadi pada perusahaan Sky Technology.
….
Di sebuah bangunan di pinggiran kota Banukarta.
“Bagaimana tanggapan mereka?” tanya seorang pria berkulit hitam dengan wajah sangar.
“Mereka berkata, selama kita bisa mendapatkan kode inti dari aplikasi tersebut, mereka akan membayar mahal usaha kita,” jawab pria berbadan kurus.
Mendengarkan jawaban itu, pria berwajah sangar bertanya lagi, “Berapa yang mereka tawarkan?”
“Jika kita berhasil, kita akan dibayar 1 juta-” belum selesai pria kurus beekata, perkataannya dipotong oleh pria berwajah sangar.
“Hanya 1 juta?” alis pria berwajah sangar itu naik menandakan dia tak puas.
“Bos, bukan 1 juta Rupiah, melainkan 1 juta Dollar Amerika. Menurut perhitunganku, itu setidaknya 14 milyar Rupiah,” kata pria kurus dengan suara lemah. Bosnya ini terlalu implusif.
“Ah, itu yang kumaksud,” kata pria yang dipanggil Bos dengan sedikit malu. “hanya umtuk membayar isi kode atau apalah itu, mereka berani membayar kita 14 milyar rupiah. Sungguh, mereka bodoh sekali,” lanjutnya dengan nada mencemooh.
Pria kurus tersebut tidak tau harus berkata apa. Meski tidak terlalu tahu apa kegunaan kode inti aplikasi tersebut, dia tahu seberapa berharganya itu hingga dihargai sampai dengan 14 milyar Rupiah. Namun, jika dia membantah apa yang dikatakan bosnya, dia kemungkinan akan dihajar.
“Iya, Bos. Mereka bodoh,” jawab pria kurus itu mengikuti apa yang dikatakan oleh si bos.
“Target kita adalah wanita pemimpin di perusahaan itu. Kita akan beraksi,” kata Bos itu memerintah.
“Baik, Bos!” jawab pria kurus.
….
Lia Siyu sekarang sedang bersama dengan sopir dan asisten dari ketua divisi periklanan. Dia sedang menuju tempat pertemuan dengan ketua dari perusahaan lain untuk berbincang tentang kerja sama.
Lia Siyu masih sibuk dengan beberapa hal ditangannya hingga membuat tak sadar bahwa sang sopir membawanya ke tempat yang aneh. Asisten yang dibawa Lia Siyu memperhatikan bahwa ini bukan jalan untuk tujuan tempat pertemuan yang sudah dijanjikan dengan bos perusahaan lain.
“Pak, kita akan kemana?” tanya asisten itu. Mendengarkan pertanyaan dari asisten uyang dia bawa, Lia Siyu menghentikan tindakannya dan memperhatikan sekitarnya.
“Ke suatu tempat,” kata sopir itu dengan nada mengejek lalu tersenyum jahat.
Melihat senyum jahat dari sang sopir, asisten di sebelah Lia Siyu panik. Sementara Lia Siyu, wajahnya masih tenang.
“Apakah kau mengkhianati perusahaan?” tanya Lia Siyu dengan nada tenang.
“Nyeh! Apanya yang mengkhianati. Ini dinamakan sebuah keuntungan besar! Jika aku membawa nona Lia ke markas mereka, aku akan mendapatkan banyak uang daripada menjadi sopir perusahaan,” jawab sopir sambil mengejek profesinya.
Baru saja Lia Siyu ingin membalas ucapan sopir, beberapa mobil hitam muncul di belakang mereka. Sopir itu tersenyum senang. Dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan segera keluar. Namun, begitu dia keluar dari mobil, dia ditembak oleh orang yang keluar dari mobil hitam.
“Ingin mendapatkan keuntungan dariku, itu hanyalah sebuah mimpi!” ucap seorang pria berkulit hitam dengan wajah sangar.
“Bos, target ada di dalam mobil,” lapor seorang pria kurus.
“Segera tangkap dan bawa ke markas,” perintah bos itu kepada anak buahnya.
“Siap bos!” jawab anak buahnya dengan tegas.
Lia Siyu masih menampilkan wajah tenang, tapi di hatinya dia sudah panik. Asisten yang ada disebelahnya sudah sangat panik dan menjerit ketakutan ketika mendengar suara senjata api dan juga melihat mayat sopir.
“Ikuti kami!” ucap seorang gangster lalu menarik keduanya dengan kasar. Lia Siyu tak melawan saat dibawa ke mobil hitam gangster, tapi asisten yang dibawanya menjerit terus-terusan hingga gangster yang membawa asisten itu melepaskan tembakan untuk membuatnya diam.
Lia Siyu mencoba diam-diam menghubungi Daniel, tapi gerakannya ditemukan oleh gangster yang membawanya. gangster itu mengambil ponselnya dan membawa itu kepada bosnya.
Kemudian, keduanya dibawa ke markas gangster. Sedangkan mayat sopir, itu dibuang ke tempat yang sepi.
….
Daniel, di kantin SMK N Sinar Abadi, sedang mengobrol dengan Bella, Silvia dan Kinar. Saat sedang asyik mengobrol, sebuah notifikasi dari sistem.
“Mendapatkan sebuah tugas!”
Saat selesai membaca isi tugas yang didapatnya, Daniel membelalakkan matanya. Hal ini membuat ketiga gadis di dekatnya heran.
“Daniel, ada apa?” tanya Silvia khawatir.
“Sepertinya aku melupakaan sesuatu yang penting. Aku akan pergi dulu. Kemungkinan besar dari jam selanjutnya hingga bel pulang aku tak masuk,” kata Daniel terburu-buru. Ia kemudian meletakkan uang di meja, “Tolong bayarkan makananku,” lanjutnya kemudian dia berlari terburu-buru.
Ketiga gadis itu mengungkapkan ekspresi khawatir. Hal apa yang membuat Daniel yang tenang jadi terburu-buru seperti ini?
Mereka tak bisa membantu, dan yang bisa mereka lakukan hanyalah mendoakan keselamatan Daniel.
….
Tugas : Menyelamatkan Lia Siyu dan Ritha dari gangster. Lia Siyu dan Ritha diserang oleh gangster saat di perjalanan menuju tempat pertemuan.
Syarat : Menyelamatkan Lia Siyu dan Ritha dalam keadaan hidup.
Hadiah : Sesuai dengan keadaan Lia Siyu dan Ritha.
Hukuman Kegagalan : Kehilangan efek Serum Prajurit Super.