System Technology And Superpower - 66 Bab 65
“Ini Pak, uangnya,” kata Daniel menyodorkan uangnya kepada pak Ojek.
Pak Ojek itu tersenyum senang melihat uang berwarna biru. Dengan senang hati dia berkata, “Makasih, Nak. Jika butuh ojek lagi, hubungi saja saya.” setelah mengatakan itu, Pak Ojek pergi.
Daniel hanya tersenyum dan mengangguk saja. Setelah pak Ojek pergi jauh, wajahnya agak kesal dan bergumam, “Kalau naik ojek sama bapak terus setiap hari, bisa-bisa saya bangkrut, Pak.”
Daniel menggelengkan kepalanya dan kembali fokus memikirkan cara menyelamatkan Lia Siyu. Namun, ketika dia baru saja dia berpikir, sebuah notifikasi panggil di kacamata pintarnya muncul.
“Lia Jie?” Daniel menatap nama itu dengan bingung. Setelah beberapa detik, ia akhirnya paham. Ini bukanlah Lia Siyu, melainkan orang lain. Dia kemudian memilih opsi menjawab.
“Halo, Sobat. Pacarmu dan asistennya sekarang ada dalam genggamanku. Dia tak mau memberiku kode inti dari aplikasi perusahaannya, jadi aku akan menyiksa keduanya sampai dia memberikanku kode inti itu. Apakah Tuan ingin menyaksikan kesenangan ini?” suara main-main terdengar ditelinga Daniel. Meski sempat bingung, Daniel menyadari bahwa seseorang yang menelponnya mengira bahwa dia adalah pacar Lia Siyu. Dia tak sebodoh itu untuk tiba-tiba berkata ‘Dia bukan pacarku!’.
“Tak perlu menyiksa mereka, aku yang akan memberikanmu kode inti aplikasi itu. Aku adalah pembuat aplikasi itu. Jangan pernah menyentuh dia dan asistennya atau kau akan menyesalinya,” jawab Daniel dengan dingin. Di sini dia berusaha mengulur waktu agar ia bisa menyelamatkan Lia Siyu dengan selamat. Namun sayang, karena dia mengancam peculik tersebut, bukannya penculik tersebut akan menurutinya, tapi penculik itu akan semakin memprovokasinya. Ini adalah bukti bahwa Daniel masih belum berpengalaman dalam hal ini.
“Benarkah? Bagaimana jika kau membawa polisi bersamamu? Kuharap kau datang sendirian, kalau tidak, pacar cantik kesayanganmu dan asistennya akan ‘beteriak’ sepanjang hari,” jawab penelpon. Daniel semakin kesal dengan kalimat penculik ini.
“Aku tak akan terlalu bodoh melakukan hal itu yang akibatnya akan membuat pacar kesayanganku dipermainkan olehmu,” jawab Daniel lalu mengakhiri panggilan telepon dari penculik itu karena merasa kesal.
Setelah mengakhiri panggilan telepon, dia langsung berpikir cara untuk menyelamatkan Lia Siyu. Jika dia masuk ke markas gangster yang memiliki puluhan anggota tanpa sebuah rencana, itu sama saja dengan bunuh diri. Tetapi, jika dia terus berpikir seperti ini tanpa aksi, dia akan menghabiskan banyak waktu dan akhirnya tak bisa menyelamatkan Lia Siyu. Belum lagi dia tak percaya kepada bos gangster itu akan menepati janji untuk tidak menyentuh Lia Siyu selagi dia ke sana.
“Kenapa tidak menerobos saja?” suara Sky tiba-tiba terdengar di benak Daniel ketika dia fokus memikirkan sebuah rencana.
Daniel langsung berhenti meikirkan rencananya. “Menerobos puluhan anggota gangster? Kau kira aku Jackie Chan yang bisa melawan banyak musuh?” kata Daniel dengan nada tidak puas.
“Meskipun Host bukanlah Jackie Chan, tapi Host telah menggunakan Serum Prajurit Super. Meskipun Host tak seahli Jackie Chan dalam beratrung, setidaknya fisik Host bisa menutupi kekurangan itu. Ini hanya saran dariku,” kata Sky menjelaskan analisanya pada Daniel.
Daniel mengerutkan kening pada jawaban ini. Meskipun awalnya dia menjawab Sky dengan candaan, ia tak mengira analisa Sky sedikit masuk akal. Ia memikirkan ini lagi.
Merasa semakin membuang waktu, dia akhirnya mengambil sebuah keputusan. “Langsung terobos markas gangster. Aku tidak peduli lagi resikonya selama Lia Siyu selamat!”
Daniel langsung menuju markas gangster tersebut dengan petunjuk dari peta yang ditampilkan oleh Red Queen pada kacamata pintarnya. Namun sebelum dia melancarkan aksinya, dia memerintahkan Red Queen untuk mematikan seluruh cctv yang ada di markas gangster itu. Setelah semua selesai, dia menyimpan laptop, kacamata pintar dan juga jam tangan pintarnya ke penyimpanan sistem lalu memulai aksinya.
Saat di depan markas, dia melihat dua orang anggota gangster sedang berjaga. Karena keduanya sedang mengobrolkan sesuatu yang mengasyikan, sehingga mereka berdua tak sadar akan kehadiran Daniel.
Daniel bergerak secara diam-diam menuju arah keduanya. Tapi, dia dengan tak sengaja menginjak kaleng minuman bersoda yang menyebabkan dirinya terekspos. Tanpa menunggu keduanya bereaksi, Daniel segera berlari mendekati anggota gangster yang ada didekatnya lalu menendang perut anggota gangster itu dengan keras. Anggota gangster itu terpental jauh akibat dari tendangan Daniel.
“Wow, tendangan yang bagus,” komentar Sky atas tendangan Daniel yang menakjubkan baginya.
“Sejak kapan kau berkomentar begini? Ini bukan pertandingan bola!” keluh Daniel pada Sky.
Anggota gangster lainnya terkejut melihat tendangan Daniel. Selama Daniel berbicara dengan Sky, anggota gangster itu menatap tubuh temannya yang terpental jauh. Ketika dia sadar dan berbalik ke arah Daniel, dia melihat sebuah tinjuan mengarah pada wajahnya. Meskipun ia ingin menghidari itu, tapi tubuhnya tak bisa mengikuti kecepatan tinju itu. Tanpa perlawanan, wajahnya terkena tinjuan keras.
Menindak lanjuti tinjuannya, Daniel meninju gangster itu dengan tangan kirinya, kemudian mengambil kepala anggota ganggster lalu menariknya kebawah. Bersamaan dengan itu, Daniel mengangkat lututnya untuk menghantam kepala anggota gangster itu pada lutunya. Brak! Suara tabrakan tulang terdengar.
“Ouh!” seru Sky dengan nada ngeri. “kurasa dia akan gegar otak dan amnesia karena tubrukan itu. Gerakan yang kejam,” lanjutnya mengomentari Daniel yang sedang bertarung.
“Berhentilah mengomentari kayak Valentino Simanjuntak,” kata Daniel.
“Baiklah,” jawab Sky dengan nada ringan. Kemudian melanjutkan, “Daniel sedang meninju bagian pipinya, Bung. Dan, dan, dan akhirnya jebret, tinjuan itu mengenai pipi musuhnya.”
Urat dahi Daniel berkedut. Ia mulai kesal dengan Sky. Tapi, dia tak punya waktu menanggapi itu. Dia kemudian berjalan ke arah pintu dan menendangnya dengan keras. Ketika pintu markas hancur, para anggota gangster yang sedang bermain kartu dan minum-minum semuanya menatap Daniel yang baru saja memasuki markas mereka dengan kasar. Suasana yang sebelumnya ramai jadi tenang sepeeti air di danau.
“Gaya membuka pintu yang menakjubkan, sangat bagus jika momen ini direkam,” kata Sky dengan mata berbinar.
Melihat respon Sky yang berlebihan, Daniel memutar matanya. Dia berkata, “Berhentilah berpura-pura terkesan seperti itu.”
“Host jahat! Aku benar-benar terkesan dengan tindakanmu,” kata Sky dengan nada sedih. Dia seolah-olah berwajah cemberut dengan melipat kedua tangannya di dadanya.
Daniel yang mendengar ini tak bisa tidak menghela napas, dia tak berdaya dengan sikap Sky yang tidak tepat pada waktunya. Dia berkata, “Tak ada hal lain kah yang bisa kau lakukan selain mengomentari pertarunganku?”
“Tidak. Saat ini, aku hanya ingin mengomentarimu karena aku sedang latihan untuk jadi seorang caster di turnamen e-sport nanti,” kata Sky santai, sangat berbeda dengan nada yang dipakai sebelumnya.
Dengan nada tak berdaya Daniel berkata, “Lakukan apapun yang kau mau.”
Setelah berbicara dengan Sky, Daniel mendengar ejekan dari seorang anggota gangster.
“Apa yang ingin kau lakukan datang ke sarang harimau, Nak?” tanya seorang anggota gangster kemudian diikuti dengan tawa dari anggota gangster lainnya.
“Sepertinya anak ini tersesat. Kenapa kamu tidak menelpon ibumu, Nak? Ibumu pasti sekarang sedang mencari bayi besarnya yang hilang.”
“Hei, hei! Kalian kejam sekali kepada bayi besar ini. Apakah kalian akan memberinya susu ketika dia menangis karena ejekan kalian?”
“Biarkan ibunya datang dan kita juga akan ikut menyusu ramai-ramai bersamanya.”
Kemudian, seluruh anggota gangster tertawa.
“Kurasa mereka menginjak ekor harimau,” gumam Sky prihatin. Meskipun ada di benaknya, Daniel tidak mendengar ini karena ia tersulut api amarah.
Daniel menundukkan kepalanya terdiam mendengar ocehan para anggota gangster tentang ibunya.
Dia mendatangi anggota gangster yang berbicara tentang ibunya. Dengan penuh amarah dia memukul meja yang hasilnya membuat meja itu hancur. Tetapi, bukannya takut, para anggota gangster tertawa terbahak-bahak.
“Hei, lihatlah, dia jadi marah dan menghancurkan meja karena kalian ingin menyusu pada Ibunya. Harusnya kalian meminta lebih, misalnya-”
Begitu anggota gangster itu ingin menyelesaikan kalimatnya, botol kaca terbang ke kepalanya dan suara botol yang pecah itu membuat seisi ruangan menjadi sunyi. Darah perlahan mengalir dari kepala gangster itu. Karena serangan kejutan ini, semua anggota gangster terdiam beberapa saat.
Sky tak bisa menahan helaan napasnya. Para gangster ini telah membangunkan harimau yang sedang tidur. Dia bergumam, “Amukan harimau telah dipicu.”
Daniel tak mengatakan sepatah kata pun. Seperti mendengar sebuah mantra dari gumaman Sky, dia langsung menendang meja ke arah para gangster yang sedang duduk. Kemudian berlari ke kerumunan dan memukul mereka satu persatu.
Para gangster tak bisa merespon tepat waktu. Karena itu, Daniel bisa menjatuhkan tiga gangster dalam waktu singkat. Dia menendang wajah seorang gangster yang ada didekatnya, kemudian menariknya lalu melemparkannya ke arah kerumunan gangster. Gangster lain tak tinggal diam, mereka bertarung dengan Daniel secara bergantian.
Daniel menunduk menghindari sebuah pukulan lurus dari gangster, kemudian mengambil tangan gangster itu dan memutar lengannya. Gangster itu berteriak kesakitan dan memegangi lengan yang diputar oleh Daniel. Daniel melanjutkan dengan menginjak bagian belakang lutut gangster itu hingga dia berlutut di tanah. Kemudian Daniel menendang kepala gangster itu hingga dia berputar di udara.
Seorang anggota gangster lain berlari mendekati Daniel dengan botol di tangannya. Dia menghantamkan botol itu ke bagian belakang kepala Daniel. Tetapi, sebelum dia berhasil mengenai kepalanya, Daniel berhasil menunduk menghindari botol itu, lalu memggunakan sikunya menyerang perut anggota gangster. Dia berputar ke samping lalu menendang kaki gangster itu hingga dia jungkir balik ke depan.
Kemudian dua orang lagi maju menyerang Daniel secara bersamaan. Tetapi karena Daniel bisa melihat lintasan serangan keduanya, dia berhasil menghindari serangan mereka. Daniel menangkap lengan salah satu dari mereka, dia memutar lengannya lalu menginjak punggungnya dengan keras. Satu orang yang lain menyerang Daniel lagi, tapi berhasil ditahan oleh Daniel dengan tangannya, dia meninju dada gangster itu hingga terbang beberapa meter jauhnya.
Daniel membalikkan badannya bersiap untuk bertarung dengan musuh selanjutnya, tetapi tiba-tiba dia mendapati sebuah pukulan tepat di pipinya. Daniel tak bisa menghindari itu dan akibatnya dia mundur beberapa langkah. Daniel trsenyum dingin ke arah para gangster. Dia berlari ke arah orang yang menyerangnya, dia menendang pukulan orang itu dengan keras, kemudian mengambil kesempatan ini untuk berputar dan menendang kepala orang itu hingga terbang beberapa meter.
Tindakan Daniel membuat beberapa gangster ketakutan, tetapi seseorang dengan tubuh besar keluar dari kerumunan dengan tampilan percaya diri membuat ketakutan mereka menghilang dengan kata-katanya, “Lawan yang menarik. Kalian jangan takut, kita ada banyak orang di sini! Semuanya, serang!”
Mendapat aba-aba dari seseorang yang kuat, para anggota gangster bergerak maju menyerang Daniel. Ada beberapa yang menggunakan tongkat baseball, ada juga dengan botol miras, dan beberapa dengan tangan kosong.
Sebagai balasan, Daniel mendengkuskan napas dingin. Dia memasang kuda-kuda yang menandakan bahwa dia siap bertarung!
Para gangster datang secara bergantian dengan dua orang pertama menyerang Daniel, tapi mudah bagi Daniel untuk menyingkirkan keduanya.
Kemudian, datanglah anggota gangster dengan tongkat baseball. Daniel terus menghindari ayunan tongkat baseball tanpa melawan balik. Tindakannya ini menyebabkan gangster lain memiliki kesempatan menyerangnya. Tanpa sebuah pilihan yang lebih baik, Daniel menahan ayunan tongkat baseball menggunakan lengannya, kemudian menyerang balik pemegang tongkat baseball itu. Daniel merasakan sedikit mati rasa pada lengannya.
Setelah menyelesaikan satu pemegang tongkat baseball, sebuah botol kaca mendarat di kepalanya yang membuatnya mundur beberapa langkah. Serangan berlanjut, tongkat baseball lain mendarat pada tubuhnya. Dua botol kaca menghantam kepalanya lagi. Darah merah mengalir dari kepalanya terus mengalir di mata kirinya.
Tongkat baseball lain menyerang kepala Daniel, tapi tangannya dengan cepat menangkap tongkat itu. Dia mengambil alih tongkat dia dan mengayunkannya secara acak untuk memukul mundur para gangster.
Setelah mendapat waktu untuk bernapas beberapa saat, dia menyerang pemegang tongkat baseball lain dan berhasil menjatuhkannya. Dengan cepat Daniel mengambil tongkat lawannya. Dengan dua tongkat di tangan, rasa percaya dirinya tumbuh.
“Ayo maju!” kata Daniel dengan wajah berdarah dan berkeringat.
Anggota gangster berbadan besar terlebih dahulu menyerang Daniel, kemudian diikuti oleh anggota gangster lainnya.
Ketika anggota gangster itu dan Daniel saling bertemu, keduanya langsung saling menyerang. Setelah beberapa detik, anggota gangster itu kualahan karena tak bisa mengimbangi kecepatan Daniel. Saat Daniel ingin memberikan pukulan akhir, anggota gangster yang lain datang menyerangnya, dia menghindari serangan ini dan memilih mundur memperlebar jarak dengan anggota gangster.
Mengambil napas sebentar, Daniel melanjutkan pertarungan dengan mereka. Dengan kedua tongkat baseball ditangannya, dia melawan belasan anggota gangster tersisa.
….
Beberapa menit telah berlalu. Daniel berhasil mengalahkan anggota gangster dengan bayaran beberapa luka di tubuhnya. Sedangkan musuh-musuhnya, hanya sedikit yang tidak terluka, beberapa bahkan berdarah-darah yang disebabkan oleh tongkat baseball Daniel.
Daniel sekarang mengambil kesempatan untuk bernapas. Dia menggunakan tongkat baseball sebagai tumpuan berdiri untuk beristirahat sebentar. Namun, istirahatnya tak berlangsung lama. Seorang laki-laki berkulit hitam dan berwajah sangar berteriak nyaring sehingga waktu istirahatnya terganggu.
“Apa yang kalian lakukan?! Bagaimana bisa kalian seperti seorang idiot yang menyerang dia secara bergantian?! Ini bukanlah syuting film laga! Serang dia secara bersamaan!” teriak lelaki itu dengan nada kesal. Anggota gangster yang masih bisa bertarung kemudian bangkit, lalu berlari kearah Daniel untuk menyerangnya.
Sebagai tanggapan, Daniel mendengkus napas dingin. Dia mengambil kedua tongkatnya dan bersiap untuk bertarung. Beberapa saat kemudian, Daniel menggerakkan kedua tongkatnya memukul para gangster. Namun setelah beberapa pukulan, tongkat baseballnya hampir hancur. Dia melemparkan kedua tongkat itu ke arah para gangster. Hilangnya senjata membuat Daniel menggunakan kepalan tangannya meninju para gangster.
Saat Daniel sedang sibuk bertarung, lelaki yang berteriak kesal tadi telah menyiapkan pistolnya. Ketika sebuah kesempatan datang, dia menembakannya ke arah Daniel.
Dor!