System Technology And Superpower - 70 Bab 69
Setelah terpilihnya warna abu-abu, sebuah barang muncul di penyimpanan Daniel. Barang itu adalah sebuah benda berbentuk seperti pita suara. Dengan pilihan info di sudut atas benda tersebut, Daniel mengkliknya.
[Super-Microphone Exd-A]
Sebuah produk dari Planet XDdraig. Microphone ini mempunyai banyak fungsi di dalamnya, antara lain; Pengubah suara, memperhalus suara, meningkatkan intensitas suara, dan banyak fungsi lainnya.
Super Microphone Exd-A ini secara mandiri meletakkan dirinya di area pita suara, yang mana fungsi microphone hampir mirip dengan pita suara, yang mana fungsinya untuk memotong aliran udara dari paru-paru menjadi pulsa suara yang membentuk sumber suara laring. Otot-otot laring menyesuaikan panjang dan ketegangan dari pita suara untuk ‘menghaluskan’ tala dan nada. Kemudian artikulator akan mengartikulasikan dan menyaring suara yang berasal dari laring dan untuk beberapa derajat dapat berinteraksi dengan aliran udara laring untuk memperkuat atau melemahkannya sebagai sumber suara.
Untuk penggunaannya, microphone ini akan menempel pada pita suara penggunanya. Selain itu, daya tahan microphone ini sangat kuat, bisa diinstruksikan fungsinya langsung melalui sinyal otak.
Melihat infonya, Daniel mengerutkan keningnya. Meskipun barang ini berguna, tapi tak begitu berguna untuk pertahanan diri.
“Yah, tak apalah, ini juga berguna nantinya,” kata Daniel pasrah sambil mengambil sebuah benda sangat kecil di jarinya kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya.
Menunggu beberapa detik setelah itu, Daniel tak merasakan perubahan apapun.
“Mari ke …. Suaraku berubah!” Daniel begitu terkejut ketika mendengar suaranya. Suaranya yang agak besar tanpa terkontrol, diperhalus oleh Super-Microphone Exd-A, sehingga suaranya terdengar lebih merdu daripada biasanya.
“Kurasa ini adalah hadiah yang bagus,” gumam Daniel tersenyum sambil memikirkan berbagai kegunaan mikropon ini untuknya.
“Berhentilah tersenyum seperti itu, kalau tidak, Host akan disangka orang gila oleh orang lain,” kata Sky memperingatkan Daniel untuk menenangkan dirinya.
“Uhuk — aku hanya senang mendapatkan hadiah yang berguna, bukan berarti aku gila,” kata Daniel tak setuju dengan Sky.
“Berhentilah membahas itu, mari mulai ke undian selanjutnya!” ucap Daniel bersemangat.
“Memulai Undian!” suara Sky bergema dalam kepala Daniel.
Jarum putih dengan cepat berputar pada lingkaran undian. Puluhan detik telah berlalu, gerakan putaran jarum putih itu semakin perlahan. Daniel melihat jarum putih itu dengan tegang, jantungnya berdegup kencang. Kemudian, terlintas sebuah pertanyaan di dalam pikirannya.
“Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta?” gumam Daniel sambil memperhatikan gerakan jarum putih.
Sky hanya menggeleng ketika mendengarkan gumaman Daniel.
Pergerakan jarum putih semakin melambat. Karena takut akan ketidakberuntungannya kembali terulang, Daniel menutup matanya sembari berdoa mendapatkan apa saja selain warna abu-abu.
Pada akhirnya, jarum putih itu berhenti pada warna merah, yang mewakili hadiah obat-obatan.
“Selamat, Anda mendapatkan Serum Prajurit Super V2!”
Suara pengumuman sistem mengejutkan Daniel. Ia tak menduga bahwa ia mendapatkan Serum Prajurit Super lagi, bahkan, ini adalah versi yang diperkuat!
“Aku tau bahwa keberuntunganku memang menentang langit, haha!” Daniel tertawa bahagia sekaligus menampilkan kenarsisannya.
Sky pura-pura tak mendengar dan hanya diam saja.
Tanpa menunggu lama, Daniel langsung mengambil Serum Prajurit Super V2 dari penyimpanan sistem. Serum ini berwarna biru yang sangat cerah, berbeda dengan warna serum sebelumnya.
“Aku tahu ini akan menyakitkan, tapi aku sudah siap dengan ini!”
Daniel kemudian mengetikkan sesuatu di ponselnya kemudian mengambil napas dalam-dalam.
Dengan wajah penuh tekad, Daniel menggenggam serum dan menyuntikkan kepada dirinya sendiri.
“Ugh – sakit sekali!” Daniel menjerit kesakitan, tapi setelah beberapa detik, dia kehilangan kesadaran dan terbaring di ranjang rumah sakit.
….
Rika telah kembali dari sekolahnya. Ia awalnya pulang ke rumah untuk memasakkan makanan, kemudian ia langsung ke Rumah Sakit sambil membawa makanannya.
Sedangkan Raka, dalam waktu empat hari ini, dia berlatih dengan keras dan menjadi lebih pendiam. Meski begitu, tetap saja kegiatan gimnya tak bisa berhenti, tapi ia telah mengurangi waktu untuk bermain gim dan live streaming-nya.
Rika membuka pintu ruangan Daniel, tapi begitu pintu terbuka, Rika terkejut melihat Daniel tertidur pulas. Dengan senyum lembut di wajahnya, dia membantu meletakkan selimut ke badan Daniel.
Sambil menunggu Daniel bangun dari tidurnya, Rika bermain ponsel. Namun, bukan sembarang bermain ponsel, tetapi dia menulis novel lewat ponselnya.
Novel yang ditulisnya di ponsel berjudul “My Brother is My Superhero”, yang mana berkisah tentang seorang adik perempuan yang selalu dilindungi oleh kakak laki-lakinya saat bahaya mengancam dirinya.
Kisah ini berdasarkan apa yang dia imajinasikan tentang Kakaknya, Daniel.
….
Keesokan harinya, pukul 05:00.
Mata Daniel terbuka, dengan penuh semangat dia tersenyum lagi.
“Aku merasakan sel-selku penuh gejolak,” gumam Daniel.
Setelah menggumamkan itu, Daniel mencoba untuk bangun dari ranjang Rumah Sakit, tapi baru saja ia ingin bangun, ia merasakan seseorang memegang tangannya.
Melihat ke kiri, ia menemukan Rika tertidur di samping ranjang. Dengan perlahan ia mengusap rambut Rika dan memindahkan tangan Rika pelan-pelan.
Setelah selesai, Daniel pergi dari ranjang Rumah Sakit secara perlahan, kemudian meninggalkan ruangan dia dirawat.
Ia berjalan-jalan di area Rumah Sakit dan berhenti di lapangan bola kecil dekat Rumah Sakit.
“Aku penasaran dengan kekuatanku sekarang. Mari mulai pemanasan,” gumam Daniel bersemangat.
….
Jam 09:00, Gedung Tiramisu, Kantor PT. Sky Technology.
Kali ini, Sundar, selaku CEO Google sekarang, bersama dengan Sergey Brin, kembali mendatangi perusahaan Sky Technology. Keduanya datang dengan niat yang sama seperti sebelumnya.
“Good morning, Mr. Brin, Mr. Sundar,” sapa Lia Siyu pada keduanya.
“Selamat pagi, Ms. Siyu,” jawab Sergey Brin dalam bahasa Indonesia yang masih kaku dengan senyum kaku di wajahnya.
“Good morning, Ms. Siyu,” balas Sundar dengan bahasa Inggris sambil tersenyum karena ucapan kaku dari Sergey Brin.
Alasan mengapa Sergey Brin mengucapkan salam menggunakan bahasa Indonesia adalah karena kebanyakan masyarakat Indonesia akan senang jika bahasa Induk mereka, bahasa Indonesia, dipakai oleh orang luar negeri.
Bahkan, beberapa orang akan sangat bangga, atau, bisa dibilang overproud hanya karena hal ini.
Agar bisa mendapatkan dukungan dari masyarakat Indonesia, itulah alasan dia menyapa dengan bahasa Indonesia.
“Mari kita ke ruangan pertemuan,” ajak Lia Siyu pada keduanya dalam bahasa Inggris. Keduanya langsung mengangguk dan mengikuti Lia Siyu masuk ke ruangan pertemuan.
Lia Siyu mempersilahkan keduanya untuk duduk, kemudian ia juga duduk. Dia menatap keduanya dan bertanya, “Ada apa gerangan kedua orang penting dari perusahaan raksasa seperti kalian datang langsung ke perusahaan kecil seperti kami ini?”
Sundar menatap Lia Siyu sebentar, kemudian membuka mulutnya, “Langsung saja, kami ingin membeli aplikasi kalian lagi, yaitu, asisten pintar “Teteh” yang sedang booming dipakai saat ini.”
Lia Siyu tersenyum, ia membuka mulutnya unruk berbicara. Tetapi, belum sempat ia mengucapka sepatah katapun, Sundar langsung berkata, “Harganya US$100 Juta, bagaimana?*”
Lia Siyu tertegun mendengar harganya, tapi setelah mengingat pendapatan yang perusahaan dapatkan dalam satu bulan, harga ini bukanlah harga mahal, melainkan terlalu murah untuk aplikasi sekelas “Teteh”.
“Maaf, untuk penjualan kode sumber aplikasi teteh bukanlah otoritas saya. Selain itu, harga untuk produk kita terlalu rendah,” jawab Lia Siyu dengan senyum tegas.
“Apakah itu benar?” bukannya kecewa, Sundar malah tersenyum senang, seolah-olah jawaban Lia Siyu sudah ditebaknga dengan benar. “Bagaimana kalau ‘Teteh’ adalah aplikasi yang rentan?” lanjutnya.
“Aplikasi Teteh sangat aman, bahkan beberapa serangan hacker berhasil dicegah,” jawab Lia Siyu dengan penuh percaya diri.
“Kurasa kau masih belum mengerti maksudku. Aku dan Brin akan datang lagi besok hari, siapkanlah keputusanmu dan bosmu dan pahamilah kalimatku sebelumnya,” ucap Sundar yang lalu berdiri dari kursinya, diikuti oleh Sergey Brin, kemudian berjalan keluar dari ruang pertemuan meninggalkan Lia Siyu yang merenungkan kalimat dari Sundar tersebut.
….
“Sudah bisa keluar dari Rumah Sakit ini, ‘kan, Dok?” tanya Daniel kepada Dokter yang sedang memeriksa tubuhnya.
“Kenapa tiba-tiba tubuhmu sangat sehat? Ini benar-benar tidak logis untuk ilmu pengetahuan sekarang. Kami pihak Rumah Sakit benar-benar tidak pernah salah dalam mendiagnosa pasien,” keluh Dokter yang menangani Daniel. Melihat ini membuat Daniel tersenyum canggung.
“Karena saya sudah baik-baik saja, saya akan meninggalkan Rumah Sakit. Untuk biaya, saya akan melunasinya,” kata Daniel, kemudian dia berterima kasih kepada Dokter dan meninggalkan ruangannya dirawat bersama dengan Rika.
“Kak, apa Kakak benar-benar baik-baik saja?” tanya Rika untuk memastikan sekali lagi meski sebelumnya dia telah menanyakan ini berkali-kali.
“Benar, aku baik-baik saja,” jawab Daniel sambil mengusap rambut Rika.
Rika tak mempertanyakan lagi tentang keadaan Daniel.
Keduanya ke bagian administrasi untuk membayar biayanya, kemudian langsung kembali ke vila tanpa memperdulikan wartawan dari berbagai portal berita.
Setelah sampai di vila, Daniel mendapatkan telepon dari Lia Siyu. Setelah berbicara sebentar, Daniel mengerti alasan mereka datang.
“Jadi, mereka akan datang lagi besok, ya?” kata Daniel tersenyum dingin.