Terpaksa Menikahi Tuan Muda - Chapter 189 Bonus chapter
Perut kram atau nyeri pada saat
datang bulan itu hal yang wajar. Tingkatan nyeri dan sakit pada setiap wanita
berbeda-beda. Bahkan ada pula yang tidak mengalaminya. Ada yang merasa tersiksa
saat datang bulan hari pertama dan kedua, tapi ada yang tetap enjoy dan
beraktifitas normal seperti tidak terjadi apa-apa.
Dan kenapa sampai mencari tahu makanan
khusus untuk wanita yang sedang datang bulan?
Kami bisa makan apa saja suamiku.
Kami bisa makan ayam geprek level gila sekalipun, atau batagor kuah dengan
sambal yang banyak, atau cilok dengan bumbu kacang yang berminyak. Tidak ada
pantangan apapun yang tidak boleh kami makan selama datang bulan.
Tapi sepertinya tidak dengan apa
yang dipikirkan tuan Saga. Dia merasa berkewajiban untuk mencari tahu. Resep
dari ahli gizi adalah untuk program pemulihan hormon kesuburan. Mereka tidak
menyebutkan resep apa yang cocok untuk wanita yang sedang datang bulan. Dan
untuk itulah Saga akan memanggil semua koki yang bertugas di dapur. Mendengar
itu saja wajah Daniah sudah merah padam. Karena masalahnya, semua koki di rumah
utama itu laki-laki.
Mana mereka tahu sampai masalah
beginian.
“ Sayang, kalian bisa bicara di
luar kamar. Aku benar-benar tidak apa-apa.” Hanya malu dan malu yang dipikirkan
Daniah. Dia sudah berperang dengan urat malunya sendiri saat pemeriksaan dokter
tadi, itupun dengan dokter perempuan. Dan sekarang harus menghadapi ini lagi.
“ Aku akan terus mengawasimu, kalau
kau kenapa-kenapa bagaimana?” Tidak perduli alasan protes istrinya.
Memang apa si yang akan terjadi
padaku.
Dan si keras kepala ini benar-benar
tidak bergeming. Saat Pak Mun dan semua koki yang bertanggung jawab dalam
urusan makanan masuk ke dalam kamar Saga beranjak dari tempat tidur,
meninggalkan istrinya. Daniah menarik ujung selimutnya sambil menutupi
wajahnya. Sebenarnya tanpa melakukan itupun tetap tidak ada yang melirik ke arahnya.
Para koki yang berjumlah lima orang
itu terlihat cemas. Semenjak pagi mereka sudah melihat ketegangan di wajah pak
Mun. Terlebih mereka di minta menyiapkan air jahe. Dan tadi mereka melihat
dokter wanita datang. Hanya satu alasan kenapa dokter RS kota XX bisa ada di
pulau sepagi ini. Semua pasti karena nona muda, begitu mereka menarik
kesimpulan di kepala masing-masing.
Apa nona sakit?
Apa karena makanan yang kami masak?
Tapi kami masak sesuai resep ahli
gizi yang di rekomendasikan dokter?
Di wajah mereka bermunculan tanya,
tapi yang pasti semuanya akan jadi masalah besar kalau apa yang mereka pikirkan
benar-benar menjadi kenyataan. Apalagi pak Mun yang ditanya hanya diam. Hanya
menuntun langkah kaki mereka menaiki tangga. Tempat yang hanya bisa mereka
pandangi dari jauh. Baik di rumah utama ataupun di vila, mereka belum pernah
sedekat ini dengan tuan muda yang mereka layani.
“ Siapa yang bertanggung jawab
membuat makanan khusus untuk istriku?” Saga langsung bicara sambil menjatuhkan
diri di sofa. Melihat satu persatu wajah koki dapur. Mereka masih terlihat
muda, hanya satu yang sudah terlihat cukup umur.
Mati aku.
Seorang koki maju dua langkah
kedepan. Wajahnya terlihat kaku karena cemas. Dia memandang pak Mun penuh harap
untuk menyelamatkan hidupnya.
Apa salahku? aku benar-benar memasak
sesuai petunjuk ahli gizi tanpa menambah atau mengurangi takaran yang mereka
sarankan.
“ Kau sudah menikah?”
Pertanyaan itu membuat semua orang
yang berdiri tegang itu binggung.
“ Sudah tuan.” Cepat dia menjawab,
walaupun masih belum tau kemana arah pertanyaan yang dilontarkan tuan Saga.
“ Kau tahu kalau istrimu datang
bulan?”
Apa? Kenapa datang bulan? Tentu saja
saya tahu tuan, kalau dia lagi PMS sudah seperti harimau. Marah tanpa sebab,
cemberut tanpa sebab, jangankan melakukan kesalahan bernafas di sampingnya saja
kadang membuatnya emosi.
“ Jawab!”
“ Maaf tuan.” Terjaga dengan perang
dingin di hatinya. “ Saya tahu istri saya datang bulan setiap bulannya tuan.”
“ Apa yang kau masakan untuk
istrimu?”
Hah! Sayakan jarang masak untuk
istri saya.
“ Kau tahukan kalau saat datang
bulan itu dia kesakitan, perut nyeri dan kram.”
Hah! Mana saya tahu urusan begituan
tuan, kenapa juga tanya sama saya. Memang ada laki-laki yang mengurusi hal
begituan.
“ Jadi kau tidak tahu kalau istrimu
kesakitan!” Marah “ Kau mencintai istrimu?”
“ Saya mencintai istri saya tuan,
sumpah!” Menjawab dengan cepat dan keras.
“ Lalu kenapa kau tidak tahu kalau
istrimu kesakitan.”
“ Maafkan saya tuan, saya memang
suami tidak berguna.” Pasrah dan mengaku salah, melihat tuan Saga sudah marah itu bahkan terlihat jauh lebih menakutkan ketimbang saat istrinya PMS.
Ditempat tidur Daniah semakin
menarik selimutnya. Memaki kebodohan tuan Saga berulang—ulang. Supaya laki-laki
itu tergigit lidahnya dan menutup mulutnya. Semakin dia bicara semakin membuat
malu saja.
Tau tidak cuma kamu yang mengila
tahu istrinya nyeri dan kram perut saat datang bulan.
Kembali ke para lelaki yang masih
bicara tentang datang bulan.
“ Kenapa minta maaf padaku. Telfon
istrimu sekarang dan minta maaf padanya, kalau dia tidak memaafkanmu. Pak Mun
berikan surat pemecatan dan uang gajinya.”
“ Baik tuan muda.” Pak Mun menyahut
lirih.
Apa! Kenapa jadi begini.
Koki itu menjauh dan mengeluarkan
hpnya. Membuat panggilan telfon.
“ Istriku ini aku.”
“ Ia tahu, kenapa? Aku sedang sibuk
ini, ditoko banyak pelanggan. Tidak biasanya menelfon.”
“ Istriku apa kau sakit saat datang
bulan?”
Yang di toko sedang sibuk itu
mengeryit, sambil berfikir suaminya gila. Sudah tidak biasanya menelfon jam
segini pakai bertanya datang bulan sakit atau tidak.
“ Yah, kamu sedang kerasukan apa?”
“ Maafkan aku istriku yang tidak tahu
kalau kamu menderita saat datang bulan, maafkan aku. Nanti aku masak makanan
kesukaanmu kalau kamu sedang datang bulan ya.” mengatakan dengan suara keras supaya terdengar oleh tuan Saga. Bukan hanya Saga yang menatapnya, semua mata orang yang ada di ruangan ini tertuju padanya.
“ Hei, kau benar-benar kerasukan
ya.” Kebinggungan berubah menjadi kegusaran.
“ Sudah katakan saja kau
memaafkanku atau aku akan dipecat.” Berbisik dengan suara pelan.
“ Apa! di pecat! Kau melakukan
kesalahan apa? sudah kunilang untuk berhati-hatikan kalau bekerja. Tuanmukan
tuan Saga.” Langsung terdengar seperti sambaran petir suaranya.
” Jadi jawab saja kalau kau memaafkanku.” Berbisik lagi.
” Ia, ia aku memafkanmu. Tapi aku boleh beli yang aku tunjukan padamu kemarinkan?”
Cih, kau benar-benar memanfaatkan kesempatan.
” Ia istriku, terimakasih sudah memaafkanku.” bicara dengan suara keras.
Setelah meletakan hp di sakunya dia datang mendekat dan melapor, kalau dia sudah dimaafkan. kedepannya dia akan lebih berhati-hati. Dan akan mencari tahu masakan apa yang pas untuk dikonsumsi saat wanita sedang datang bulan. Dia bernafas lega saat Saga mengatakan kalau tidak akan memecatnya.
” Kalian bagaimana?”
” Kami tahu tuan kalau istri kami sering nyeri di hari pertama datang bulan.” Menjawab bersamaan, padahal salah satu diantara keempat orang itu statusnya jomblo. Dia lupa kalau belum menikah saking tegangnya suasana.
” Baguslah, kalian pasti tahukan makanan apa yang cocok, buatkan istriku itu.”
Hah! apa?
Keempat koki itu saling pandang tidak mengerti.
” Pergilah!”
Mereka menggangukan kepala sopan lalu beranjak, pak Mun juga mengikuti di belakang mereka.
Epilog :
Semua orang di dapur saling lempar pandangan.
” Jadi makanan apa yang cocok untuk wanita yang sedang datang bulan dan nyeri perut?”
” Tanya sama istrimu sana?”
” Sini biar aku yang tanya.” Langsung mematung jadi batu, ingat kalau dia yang jomblo.
Akhirnya semua orang melipir dengan hp mereka masing-masing setelah pak Mun menggangukan kepalanya. Menghubungi istri masing-masing. Si jomblo punya mesin pencarian legenda di hpnya.
Cih, aku juga bisa tanya sama nona GoXX. Memang kalian saja yang punya istri. Hiks, hiks.
Bersambung