Terpaksa Menikahi Tuan Muda - Chapter 195 Seputar Noah
Kantor presdir di penuhi tawa Noah, bahkan di sudut ruangan Han juga terlihat tersenyum tipis. Melihat kekalahan telak Saga beradu pamer tentang seberapa mereka memahami perempuan.
“ Haha, jangan bilang kau berfikir
kalau Daniahmu.” Penyebutan nama yang sarat akan makna oleh Noah. “Akan mati
kehabisan darah karena datang bulan.” Noah terpingkal saat mendengar
cerita Saga, saat dia menanyakan, kenapa sampai kepergiannya liburan berkedok bulan madu di
percepat kepulanggannya.
Darimana dia tahu, tentu saja dari Keanu, walikotaXX. Bahkan Noah tahu kalau Saga meminta Ken mematahkan tangan seseorang yang sudah menyentuh Daniahnya. Noah merinding bagaimana membayangkan kemarahan Han. Ya, yang membuatnya takut bukan kemurkaan Saga, tapi Han yang akan jauh lebih mengila melihat kemarahan tuannya.
Kembali ke ruangan presdir. Wajah Saga memerah antara malu
bercampur marah, bagaimana bocah di depannya ini bisa tahu seputar datang
bulan, sedangkan menikah saja belum. Bahkan sepanjang hidupnya hanya mengejar
cinta yang tidak kesampaian lagi. Tapi ternyata dia jauh lebih pintar urusan detail perempuan. Begitu pikir Saga kesal.
” Kami belajar begituan di sekolah tahu.” Deg, langsung menghentikan kalimatnya. Dia tidak mau mengungkit masa lalu, karena tahu Saga tidak akan menyukainya. Masa remaja Saga yang penuh perjuangan dan berbeda dengan anak-anak kebanyakan. Membuatnya membungkam mulutnya sendiri untuk meledek. Terlebih orang yang di sudut sana mulai menunjukan aura membunuhnya.
“ Cih, Han batalkan rumah
yang kusiapkan sebagai hadiah pernikahan untuk orang kurang ajar ini.”
Sekarang yang berubah pucat adalah Noah, sementara Han menjawab perintah Saga
hanya dengan kalimat singkat baik tuan. Noah memandang Han dengan kesal
sementara yang di pelototi tidak bergeming.
“ Hei Saga aku hanya bercanda.”
Masih tersisa tawa di ujung kalimatnya. “Mau ditaruh di mana mukaku, aku sudah
pamer pada Tama kalau teman baikku Saga akaan memberiku rumah sebagai hadiah
pernikahan.”
“ Itu masalahmu, simpan saja wajahmu di
koper bulan madumu sana.” Acuh.
“ Ayolah aku hanya bercanda.”
Melihat Han. “ Han, kau tahukan Saga hanya main-main dengan perintahnya tadi,
jangan dengarkan dan jangan lakukan. Yang harus kau lakukan hanya melanjutkan
perintahnya diawal.” Wajah Noah langsung kesal saat Han hanya memberi reaksi
dengan menggangkat bahu.
Sialan! Dia memang dari dulu selalu
kurang ajar begitu.
“ Sudah pergi sana! Aku masih
banyak pekerjaan.” Sudah mau bangun dari duduk, beranjak ke kursi kerjanya.
“ Hiks, padahal ayah dan ibu sudah
sangat senang saat kubilang aku mau mendapat hadiah rumah darimu.”
Haha, berhasilkan, kau selalu luluh
kalau aku menyebut ayah dan ibuku. Noah yang selalu tahu senjata mematikan yang
bisa dipakainya kalau dia berselisih paham dengan Saga.
“ Cih, dasar bocah.” Duduk lagi sofanya.
“Jangan menyusahkan paman dan bibi, memang kau masih bocah.”
Aku mau apartemen sebesar rumah Han
kalau boleh. Jiwa ngelunjak sedang bergelora.
“ Hei, aku mengurus semua
pernikahanku sendiri tahu, begini-begini aku jugakan masih punya tabungan. Tapi
berkat kau juga kan.”
” Aku akan mengirim hadiah untuk paman dan bibi, mereka sudah bekerja keras untuk menjaga anak sepertimu.”
” Haha.”
Orangtua Noah tahu, bagaimana putra mereka mengejar cinta yang tidak mungkin kesampaian. Dengan saingan seperti Saga. Seseorang yang sama-sama mereka cintai seperti anak mereka sendiri.
Saga selalu memastikan
orang-orang terdekatnya tidak pernah kekurangan apapun. Noah terlihat sedikit
ragu ngin mengatakan sesuatu. Dia melihat Han lagi, menanyakan apa dia boleh
melanjutkan apa yang dia pikirkan. Sialnya laki-laki itu tak acuh dan malah
sibuk dengan hpnya.
“ Saga.”
“ Hemm.”
“ Apa aku boleh menggundang Helen.”
Airmuka Saga jelas tidak berubah, dia memang enggan dan tidak mau mendengar
nama itu di sebutkan di hadapannya. Tapi jelas dia tidak terlalu terusik ketika
mendengar nama itu.
“ Jangan mimpi kalau aku dan Niah
akan datang ke pestamu kalau kau mengundang wanita itu.”
Dia masih menyimpan luka dan dendam
rupanya. Cih, mendengar aku menyebut Helen kau langsung melolot padaku bukan
pada hpmu. Tunggu, kau tidak menceritakan rahasia Helen pada Sagakan.
“ Kau masih marah padanya ya?”
“ Aku tidak perduli padanya lagi.”
“ Lalu kenapa?”
“ Niah pasti tidak akan nyaman
melihatnya. Ya, walaupun dia pasti akan bilang kalau dia baik-baik saja dan
mungkin akan saling menyapa, tapi aku tahu hatinya pasti akan sedikit terluka.
Walaupun aku senang dia cemburu si. Haha.”
Dasar! Noah
Dasar. Kalau kalian sampai
bertengkar aku juga yang pusing nantinya. Han
Obrolan panjang bahkan menyangkunt kehamilan. Saga pamer tentang ilmu yang sudah dia dapat dari laporan Han tentang kehamilan. Demi menjaga harga diri Saga, tidak juga, niatan Noah adalah demi menjaga hadiah rumah yang dijanjikan Saga dia hanya mangut-mangut dan terkejut saja ketika Saga bercerita tentang lamanya proses kehamilan.
Kau gila ya, aku juga tahu itu. Tapi demi rumah, maafkan aku hati dan kecerdasan otakku. Aku harus mengalah dari suami bodoh ini.
Seperti itulah akhirnya Saga membalas kekalahan diawalnya tadi. Noah yang merasa masih cukup waras hanya mangut-mangut.
Setelah obrolan panjang itu, akhirnya Noah pamit. Han mengantar Noah bukan hanya sampai pintu lift, dia ikut masuk saat Noah sudah memencet tombol.
” Kenapa?” Tahu kalau laki-laki itu tidak mungkin menggikutinya tanpa alasan.
” Anda hebat sekali ya, bagaimana bisa menyebut nama Helen setelah semua kenyataan yang saya tunjukan pada anda.” Han berdiri di samping Noah, tanpa menoleh, matanya lurus menatap pintu lift yang tertutup. Tapi nada suara tidak sukanya terlihat dengan jelas.
” Ntahlah.” Noah hanya menjawab begitu. Mungkin karena bodoh atau mungkin terlalu baik, begitulah Noah.
Mungkin karena aku pernah menyukainya dulu, atau memang aku yang bodoh.
Aku hanya kasihan padanya.
” Ya, anda memang seperti itu.” Mencibir tanpa maksud menutupi.
” Han, kau tidak mengatakannya pada Sagakan? tentang Helen yang sebenarnya seperti apa. Aku tidak akan pernah menggungkit Helen di depannya lagi.” Getir, membayangkan bagaimana rumitnya hubungan mereka di masa lalu.
” Tuan muda pasti akan terluka kalau tahu itu.”
Hah! Baguslah, setidaknya Helen akan selalu menjadi kenangan manis untuk Saga. Begitulah Noah akhirnya menggambil kesimpulan. Pintu lift terbuka, Han ikut keluar.
” Hei kenapa lagi mengikutiku, kau belum selesai bicara?” Binggung, tidak biasanya Han mengantar bahkan sampai berjalan ke loby gedung.
” Saya hanya ingin mengantar anda sampai keluar.”
Merinding Noah mendengarnya, dia tidak melakukan kesalahan apapunkan tadi. Han benar-benar orang yang sangat susah di tebak maunya apa. Noah tahu kalau laki-laki di depannya ini tidak terlalu menyukainya sejak dulu. Mungkin dulu karena Helen dia bersikap begitu.
” Han, kau menyiapkan rumah untukku seperti apa?” Sambil menunggu mobil di depan gedung, iseng bertanya.
Diam tidak terlihat sudi untuk menjawab.
” Hei, Saga tidak benar-benar menyuruhmu membatalkan rumah itu. Kau tahu dia itu bagaimanakan?”
” Hati-hati di jalan tuan.”
Kurang ajar, dia benar-benar tidak mau menjawab.
” Baiklah, aku tahu kau tidak akan sejahat itu.” Han hanya membalas dengan seringai tipis di bibirnya. Noah menepuk bahu laki-laki di depannya. ” Kau sudah bekerja keras di samping Saga selama ini.”
Ya, setidaknya untuk menghadapi laki-laki yang tidak tahu datang bulan dan kehamilan itu seperti apa. hehe.
” Tuan besar dan paman pasti sangat bangga padamu.” Mobil Noah menepi, seorang pengawal keluar dan menyerahkan kunci, lalu menundukan kepala dan pergi. ” Terimakasih sudah menjaga Saga dengan baik.” Han tidak menjawab apapun, dia hanya menundukan kepalanya saat Noah mengeluarkan tangan sebelum melajukan mobilnya keluar dari area gedung Antarna Group.
Laki-laki itu masih berdiri di tempatnya sampai mobil Noah menjauh.
Aaaaa, Saga kau melewati waktu yang tidak mudah, dan kau beruntung sekali memiliki orang seperti Han di sampingmu. Noah melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Memecah jalanan yang tidak terlalu padat.
” Tuan besar, paman kalian pasti bangga kalau melihat Saga dan Han saat ini.”
Lamunan Noah terhenti saat melihat hpnya bergetar, panggilan masuk. Dia hanya meliriknya sekilas dan tetap melajukan kendaraan sampai deringnya berhenti sendiri. setelah jeda beberapa detik hpnya kembali berbunyi. Saat diliriknya hp, masih dengan nama pemanggil yang sama, akhirnya dia menepikan mobil.
” Hallo Helen.”
Bersambung……